Part khusus 58 hanya ada di karyakarsa bagi yang mau. Makasih :)
Selamat membaca :)"Dia di sini selama libur semester," Alva melempar handuk ke tempat cucian dengan agak kesal.
Dia harus kembali bagai boneka, menemani Renaya kemana pun. Padahal Alva masih belum akur dengan kakeknya semenjak kepergian Putri.
Robby terlalu menyeramkan. Nyawa manusia seperti bukan apa-apa baginya. Alva tidak suka sisi kakeknya yang itu.
"Renaya?"
Alva mengangguk, memakai pakaiannya dengan santai. "Moga aja bisa alesan ga ikut dia," lanjutnya.
"Kan temenan, ga papa kok." Fiana tersenyum menenangkan Alva agar moodnya kembali bagus.
"Gue yang keberatan!" galak Alva.
"Media selalu rame ya kalau kalian keluar bareng,"
"Hm, gue maunya,—" Alva merangkak mendekati Fiana. "berduaan, Ana." bisiknya di depan bibir Fiana.
Fiana hendak mundur namun tengkuknya Alva tahan. "Berduaan sama kamu bukan sama Renaya," bisiknya lagi sampai hidung mereka saling bersentuhan.
Fiana bersemu manis. "Iya, Alva. Ini berduaan, malemnya bisa berduaan, akukan ga kemana-mana sekarang," kekehnya.
Alva menatap Fiana meredup sendu. Sudah hampir 6 bulan Fiana menjadi ibu rumah tangga. Benar-benar hanya di rumah, sesekali dengan Ayu menyamar keluar untuk belanja.
Alva mengusap rambut Fiana yang kini tidak hitam lagi. Tapi, blonde. Kulit Fiana yang kini putih bersih semakin bercahaya karena rambutnya itu.
"Bule banget sekarang, Na." Alva mengecup pipi Fiana, merambat ke rahang dan lehernya dengan ringan menggelitik.
Fiana menggeliat, mengusap rahang Alva lalu menjauhkan wajahnya. "Geli," kekehnya.
Alva berubah mengecup kulitnya sampai meninggalkan jejak kemerahan.
"Alva.. Media makin banyak yang cari kelemahan kamu ya? Kata ayah kamu hampir ketahuan udah ada istri,"
Alva menjauhkan wajahnya lalu menatap Fiana. "Hm, lebih bagus ketahuan tapi kakek makin ga waras, Na.. Dia mulai usik ayah karena ayah ikut bantu batalin perjodohan," terangnya.
"Padahal nikah juga ga papa, kamu ga bisa selingkuh," Fiana sungguh tidak masalah, toh mereka hanya akan berstatus saja tanpa bisa berbuat lebih.
"Ck! Cinta ga sih!" galak Alva seraya menjauh, dia kembali badmood.
"Cin—mph!" Fiana melotot kaget lalu beranjak cepat sampai berhasil memuntahkannya di kamar mandi.
***
Melati menyeka peluh di pelipisnya. Perutnya sudah tidak kecil lagi. Pergerakannya jadi sulit namun dia tidak berhenti bekerja.
Melati butuh untuk bertahan hidup. Selama ini Anton sibuk sendiri tanpa ingin membiayainya atau bahkan meliriknya.
Anton jarang pulang, sekalinya pulang dia hanya akan diam dengan wajah galaknya yang seperti siap membunuh bayi di perutnya.
Melati duduk dan bersandar di sofa. Hari ini cuci piring di restoran orang tua temannya tidak banyak.
"Untung sedikit," Melati mulai menghitung uangnya.
Sudah terkumpul 5 juta sisa dari makannya yang sehari 3 kali namun belinya satu bungkus. Melati bagi menjadi 3 bagian setiap harinya agar tidak kelaparan.
Melati memejamkan matanya menahan tangis lelah dan mood bumil yang naik turun. Dia ingin pulang ke rumah tapi tidak diterima orang tuanya lagi.
Melati membuka matanya cepat saking kaget ada yang tiba-tiba memeluknya dengan menumpahkan semua beban tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutukan Cinta; Turn On (TAMAT)
RomanceKutukan Cinta #3 Alva menjadi satu-satunya perjaka di antara teman-temannya yang sudah beranjak dewasa. Bukan karena pergaulannya baik, dia juga sering minum-minum di club. Dia hanya tidak merasakan itu. Turn On. Sekali pun melihat video dewasa. Ba...