14. Perayaan Tahun Baru Dan Kuasa Alva

63.2K 2K 12
                                    

Semua murid dan guru mulai sibuk makan malam yang disediakan hotel. Alva hanya duduk dan bermain ponsel.

"Va, yok makan," Anton sudah membawa makanannya dan menyimpan itu di meja bundar yang hanya bisa diisi 5 orang.

"Hm," Alva masih asyik menyelesaikan gamenya.

"Cil, ngapain diem?" heran Anton.

Putri memalingkan wajahnya canggung, Anton terlalu ramah padahal mereka belum kenal lama dan pertama kali bertemu pun hanya saat hukuman waktu itu.

"Ayo, Fia.."

Fiana menatap Alva. "Kamu mau aku—"

"Engga." Alva mematikan ponselnya lalu beranjak membuat Fiana dan Putri mengekorinya.

Fiana bisa lihat, di sudut lain Melati tengah menatapnya tak suka. Fiana tahu, mungkin karena dia dekat dengan Alva.

Fiana juga tidak tahu akan kenal dan dekat. Bahkan sangat dekat dengan pentolan sekolah itu.

Fiana mendongak menatap Alva, ada apa?

"Duluan,"

Fiana melirik Putri dan Putri pun mengambil beberapa makanan. Fiana terlihat agak bingung dan ragu melihat semua kemewahan makanan itu.

Alva menuangkan beberapa makanan yang menurutnya enak ke piring Fiana. Sontak Fiana mendongak.

"Apa? Lo lama!"

Fiana pun diam menunduk menerima apa yang diberi Alva lalu melirik sekitar yang untungnya tidak terlalu menjadi pusat perhatian.

"Makasih," cicit Fiana.

***

A

lva tidak menghabiskan makanannya. Memang agak rewel jika soal makanan. Jika tidak suka dia tidak akan melanjutkannya selapar apapun. 

Fiana menghabiskan makanan enak itu. Semua pilihan Alva pas di lidahnya. Bahkan Fiana sedih karena semua makanan itu tidak masuk ke dalam perutnya saking kenyang. 

"Enak ya, Put," bisik Fiana. 

"Iya, kesukaan aku.." tunjuk Putri pada makanan yang bahannya cukup mahal, yang memang Putri tidak terlalu sulit dalam ekonomi. 

Putri kesulitan hanya saat ayahnya bangkrut. Dulunya dia bisa hampir setara dengan Alva. 

"Mana? Makanan ini?" timbrung Anton dengan senyum genitnya yang tampan. 

Putri hanya mengangguk canggung lalu menyudahi makanannya. 

"Gue ngantuk," ujar Alva. 

"Yah ga asyik! Main malemlah, kita kibulin guru, pergi ke club pantai,"

Putri menggeleng samar. Anton sungguh nakal. 

"Ga bisa, gue mau tidur nyenyak, besok aja.. Kita di sini 3 hari.." Alva beranjak, mengkode Fiana untuk segera mengikutinya. 

"Aku juga duluan ya, mau beres-beres," Fiana pamit pada Putri. 

Putri mengangguk. "Aku juga beres ini ke atas," jawabnya. 

"Tenang aja, Fia.. Putri aman sama pangeran," Anton menggerakan alisnya genit. 

***

Di dalam lift Fiana terlihat gugup. Alva menatap itu. Kedua jemari Fiana yang bertautan gelisah. 

"Langsung ke kamar gue," ujar Alva yang masih menatap ponselnya. 

Kutukan Cinta; Turn On (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang