"Keluar bentar, jangan ikut bunda," pesannya lalu mengecup kening Fiana sekilas.
Alva diajak bertemu oleh Anton dan Anwar. Katanya masalah Anton makin kusut karena kecerobohannya yang mengutamakan emosi.
Alva ingin lebih jelas tahu karena dia merasa harus tanggung jawab juga mengingat apa yang Anton lakukan untuknya dan Fiana.
"Ke Anton?" Fiana mengantar Alva hingga ke pintu depan.
Alva mengangguk. "Ga akan lama." jawabnya lalu segera menuju motor.
Fiana hanya menatap Alva lalu melambaikan tangan saat Alva juga melambaikan tangannya sebelum melaju.
"Hm.. Ngapain yah," Fiana masuk ke dalam rumah sambil berpikir. "Ah! Bikin kue? Masak makanan?" gumamnya menimang.
Pada akhirnya Fiana belok ke dapur, menyapa mba yang selalu siap membantu di rumah Alva. Bahkan Fiana juga sudah akrab.
"Nonnya mau bikin apa?"
"Kita liat bahan makanan dulu aja, mba." Fiana mulai membuka beberapa kulkas sambil menimang.
"Kue pukis Alva suka ga ya, mba?"
"Patut dicoba non, sebelumnya belum pernah,"
Fiana mengangguk. "Ada citakannya mba?" tanyanya.
"Ada kalau ga salah, udah lama ga di pakai sebentar,"
***
"Mm.. Mulai dari," Fiana menatap tab agar tidak salah resepnya. "Timbang dulu, tepung terigu" Fiana meraih timbangan mini itu.
"Tepung terigu ya, non.. Sebentar," Mba Lastri membawakannya segera.
"300gram," gumam Fiana sambil menyiukan sesendok besar lalu kembali menambahnya sampai sesuai 300gram.
"Nah, udah mba.. Apa lagi," Fiana kembali menatap tab. "160gram gula pasir," lanjutnya.
Lastri mendekatkan gula dan Fiana menerimanya lalu menimbangnya hingga sesuai yang diinginkan.
"2 telur utuh," Fiana mulai meraihnya, memecahkannya ke dalam mangkuk kecil. Dia sedang mengumpulkan semua bahan bagai acara chef di televisi yang baru-baru ini dia tonton.
"Fermipan ada mba?"
"Oh ada, non.. Tenang aja, ibu selalu belanja karena sering bikin kue buat bapak," Lastri segera menuju lemari gantung dan mencari yang di butuhkan.
"Ini non,"
"Satu sendok teh, segini ya?"
"Iya, cukup non,"
"Garam halus secukupnya," Fiana meraih mangkuk kecil lagi dan mengisinya. " Cukupkan, mba?"
"Sedikit kurangin non, nah segitu,"
"Satu bungkus santan," Fiana meraihnya, menggunting lalu menyimpannya di mangkuk cukup besar.
"2 sendok makan mentega,"
"Sebentar," Lastri kembali mengambilnya. Dia sudah tahu di mana menyimpannya.
"Minyak dikit buat oles tempat citakannya ya, mba?"
"Iya, non."
"Terus topingnya meses," Fiana tidak tahu jika bikin sendiri akan seribet ini. Memang paling enak beli langsung. Mana takut gagal sayang bahan.
"Udah ya, kita mulai mba.." Fiana terlihat antusias.
"Campur tepung, gula pasir, garam sama fermipan terus aduk rata," celoteh Fiana sambil melakukan semua itu bagai tengah berada di acara televisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutukan Cinta; Turn On (TAMAT)
RomanceKutukan Cinta #3 Alva menjadi satu-satunya perjaka di antara teman-temannya yang sudah beranjak dewasa. Bukan karena pergaulannya baik, dia juga sering minum-minum di club. Dia hanya tidak merasakan itu. Turn On. Sekali pun melihat video dewasa. Ba...