24. Gigitan-Gigitan Kecil

52.4K 1.9K 17
                                    

Alva menghampiri Putri yang berjalan memeluk buku, sepertinya hendak ke perpustakaan.

"Mana, Ana?" tanyanya to the point.

Putri membenarkan kaca matanya setelah bergeser karena terkejut. Sekitarnya bahkan langsung berpusat pada dia dan Alva.

"Ke toilet," gugupnya sampai satu buku tergelincir.

Alva dan Putri refleks meraihnya kompak hingga tidak sengaja jemarinya saling bersentuhan.

Hanya sedetik karena Alva melepaskannya segera dengan terkejut. Rasanya seperti tersengat listrik.

Putri hanya mengerjap kian gugup saat melihat reaksi Alva. Apakah sejijik itu? Lagian hal tadi tidak sengaja.

Putri meraih bukunya lalu pamit namun Alva mencekalnya dan memekik.

Alva segera menarik tangannya lagi. Benar, rasanya seperti tersengat. Apa itu? Apa ini pengaruh kutukan juga?

"A-ada apa?" Putri jadi bingung melihat tingkah aneh Alva.

"Engga, lo pergi aja." Alva membiarkan Putri pergi dengan kelegaan. Putri tidak bisa berduaan dengan Alva, begitu canggung dan menegangkan.

"Apa itu tadi," gumam Alva lalu mencoba ke perempuan lain dan rasanya sama. Dia tersengat.

Fiana menautkan alis melihat Alva diam menatap tangannya di koridor yang dilewati oleh murid bahkan guru.

"Alva kenapa?" gumam Fiana dengan terus mengayunkan langkahnya.

Fiana lega, hari ini masih bisa membayar Melati dengan hasil menjual catatan di forum online. Lumayan, memberi catatan lalu mengisi soal rumit diberi uang jajan.

"Alva?" panggil Fiana ragu.

Alva sontak mendongak lalu melirik tangan Fiana. Dia meraihnya, tidak ada sengatan apapun. Apa sungguh kutukan itu ada?

"Ikut gue!"

***

Setelah mereka pulang sekolah.

Fiana kembali melirik Alva yang diam menatap tangannya. Dengan perlahan dia mengintip, apa yang membuat Alva berpikir selarut itu. 

Tidak ada apapun. 

"Aku ke dapur ya, mau titip?" tanya Fiana pelan nan ragu khasnya. 

Alva menoleh, menatap Fiana yang membenarkan kacamata cupunya. 

"Bunda kapan pulang?"

Fiana mengerjap gugup. "Mungkin bentar lagi," jawabnya ragu. 

Alva menghela nafas panjang. "Gue mau anggur aja," putusnya lalu bersandar ke sofa dengan terlihat seperti memiliki beban.

Fiana penasaran namun tidak bisa bertanya. Takut Alva merasa terganggu. 

"Aku ambilin," Fiana pun ke dapur, meminta pada mba yang sedang membereskan belanjaan bulanan. 

Satu lagi yang baru bagi Fiana. Banyaknya makanan saat Ayu beli untuk mingguan atau bulanan. 

"Ini, non."

"Makasih, mba.." Fiana menerimanya lalu membawanya ke Alva. Tak lupa Fiana membawa ice cream kecil yang Ayu belikan untuknya.

"Ini," 

Alva menerimanya dan Fiana kembali duduk di sampingnya, mulai membuka tutup ice cream itu. Alva juga mulai memakannya dengan santai, melirik Fiana sekilas lalu kembali menonton acara bola. 

Fiana juga ikut menonton walau kurang paham, hanya tahu materi dari pelajaran olah raga di sekolah. 

"Enak?" Alva jadi tidak fokus saat melihat Fiana memakan ice cream terlihat menikmatinya. 

Kutukan Cinta; Turn On (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang