Fiana membuka matanya saat melihat siluet di gelapnya kamar yang hanya mengandalkan lampu tidur.
Fiana kembali terpejam saat tahu itu Alva yang sepertinya baru pulang entah main dari mana. Fiana tidak tahu Alva sudah dari lama pulang.
Alva melirik Fiana seraya membuka selimut dan masuk ke dalamnya. Alva terlihat lebih segar setelah membersihkan diri.
Fiana terlihat lelap menyamping ke arah Alva. Posisi Fiana memang tidak berubah, hanya matanya saja yang sempat terbuka.
Alva meraih ponsel dulu, dia belum ingin tidur. Ingin mengganggu Fiana kasihan.
Anton
Emang sakit tu cewek.Anwar
Jangan dulu bertindak, Al.. Ntar Fiana bisa aja jadi korban, kita ga tahu apa yang jadi bahan ancemannya. Fiana kalau di tanya bisa aja ga akan jujur,Anton
Bener tuh
Gue pepet dulu, jagain Putri gue aja, ntar di embat orang gue patah hati, ga bisa gue..Anwar
Paling Putri sukanya sama gue karena gue jagain diaAnton
Kata lo cuma kayak kakak adeAnwar
Lo percaya? Gblk! HahaMe.
Gue juga ga mungkin paksa Fiana, yang ada dia trauma..Anwar
Muncul juga, kirain udah dikelonin biniMe.
Gue ditinggal tidur,Anton
Kasihan, jan dibangunin Al..Me.
Ga usah so perhatian,Anwar
HahahaAnton
Gue kira kita satu keluarga, ternyata salah!
Gue perhatian salah, atau lo cemburuAnwar
Cemburu sih gue yakinAnton
Al?Anwar
Al?Anton
Kabur anjirAlva menyimpan ponselnya ke nakas. Dia rebahan lalu menarik Fiana yang hanya menggeliat kecil itu lalu memeluknya dan menjadikannya guling.
***
Fiana sudah siap dengan seragam yang rapih, memakai ransel mahal dan memasukannya beberapa buku ke sana.
Fiana menatap dirinya sekali lagi. Sungguh seperti bukan Fiana yang dirinya kenal. Pakaian bersih, memakai tas bermerk.
Jika Tiara melihat, Fiana pastikan. Kakaknya itu akan iri dan merebut semuanya seperti biasa.
"Ngapain?"
Fiana tersentak dan berbalik cepat, Alva hanya melirik dan melintas. Dia meraih jam tangan, dan satu cincin hitam.
Alva melihat cincin pernikahannya dengan Fiana. Tersimpan berdampingan.
"Lo suka jam tangan?" tanya Alva seraya memakai jam tangannya. "Bantu gue," biasanya juga sendiri tapi tiba-tiba ingin diurus.
Fiana mendekat, membantu memasangkan jam tangan itu dan Alva hanya menatap lurus.
"Suka jam tangan?" ulang Alva.
"Em.. Ga terlalu," lebih tepatnya tidak pernah beli. Tidak pernah pakai. Hanya Tiara yang sering beli dan pakai.
Fiana menghela nafas sabar tanpa sadar. Alva melihat semua perubahan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutukan Cinta; Turn On (TAMAT)
RomanceKutukan Cinta #3 Alva menjadi satu-satunya perjaka di antara teman-temannya yang sudah beranjak dewasa. Bukan karena pergaulannya baik, dia juga sering minum-minum di club. Dia hanya tidak merasakan itu. Turn On. Sekali pun melihat video dewasa. Ba...