-11-

2K 122 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wangga dengan cepat memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya lalu bergegas keluar kontrakan begitu mendengar suara klakson motor yang sudah selama sebulan ini di dengarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Wangga dengan cepat memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya lalu bergegas keluar kontrakan begitu mendengar suara klakson motor yang sudah selama sebulan ini di dengarnya.

Malam ini tepat sebulan sudah Wangga berada di kota Surabaya. Awalnya Wangga mengajak Alca pergi karena ia tidak tahu jalan di kota ini namun lama kelamaan Wangga meminta Alca untuk menemaninya pergi kemana pun hingga membuat gadis itu terbiasa dengan kebiasaan Wangga.

Ia berjalan gontai menghampiri Alca yang sudah menunggunya di atas motor.

“Sampai kapan sih lo di Surabaya? Hidup lu ngerepotin gue mulu!”, gerutu Alca lalu menyerahkan helm yang dibawanya kepada Wangga.

“Lu gausah gitu! Kalo ngga ada gue lu rindu nanti”

“IDIHH!!! Pede banget lo. Siapa juga yang rindu sama orang modelan kek lo! Gue sih males!, jawab Alca penuh penekanan

“Yakin?”

“Dih! Kalo ngehayal tuh jangan ketinggian. Kepleset jatoh lo”

“Haha lucu”, sahut Wangga dengan ekspresi yang datar

Alca turun dari motornya kemudian berpindah duduk ke jok belakang sambil terus ngedumel gak jelas.

“Tiap malem hidup lu bener-bener ngerepotin gue. Makan minta ditemenin, pergi-pergi minta di anterin beneran udah kayak bocah lu!”

“Yaaa tapi lu kan seneng tiap malam dapat makan gratis dari gue”

Alca mendorong tubuh Wangga hingga membuat lelaki itu sedikit terhuyung.

“Gak! Yang ada gue makin gendut karena tiap malam lo ajakin makan mulu”

Wangga hanya terkekeh pelan, kemudian tancap gas pergi meninggalkan kontrakannya.

Di sepanjang perjalanan malam itu mereka terus saja bicara dan tak henti-hentinya berdebat dengan hal-hal kecil yang tak penting seperti Alca yang ingin sesekali mengemudikan motornya sendiri sedangkan Wangga yang tak mau kalo di bonceng di belakang ataupun berdebat perihal gambar beruang di kaleng kemasan susu sapi murni.

Garis Semesta [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang