-43-

1.5K 111 9
                                    

Wangga kembali menjemput Fitta di rumahnya. Malam ini mereka berencana makan malam seperti biasanya.

"Loh kamu kok rapi banget? Tumben?"

Wangga mengedikkan bahunya. "Ngga boleh?"

"Boleh sih cuma aneh aja tiba-tiba pake jas begitu"

Wangga tersenyum menatap Fitta. Ia kemudian melajukan mobilnya menuju restoran mewah bintang lima.

Sesampainya di restoran tersebut. Fitta terdiam begitu melihat suasana di dalamnya.

"Suka nggak? Kalo ngga suka kita cari tempat yang lain aja"

Fitta tersenyum lalu merangkul lengan Wangga. "Suka dong. Masa nggak sih"

Wangga akhirnya tersenyum setelah melihat kekasihnya itu tersenyum. Mereka berjalan pelan sambil memilih duduk di dalam restoran tersebut.

"Pantesan kamu nyuruh aku pake gaun. Ternyata mau ngajak dinner"

Wangga hanya senyum-senyum menatap Fitta. Malam itu Fitta mengenakan balutan gaun hitam yang membuatnya terlihat memukau.

 Malam itu Fitta mengenakan balutan gaun hitam yang membuatnya terlihat memukau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sayang? Aku cantik ngga?"

Wangga hanya mengangguk menatap Fitta.

"Kalo 1 sampai 10 kamu kasih aku berapa?"

Wangga melipat kedua tangannya di dada. "Kenapa harus di rating?"

"Ngga ada, pengen tau aja. Biar besok-besok kalo kamu ngajak aku dinner lagi, aku bisa nyiapin gaun yang lebih bagus"

Wangga tertawa kecil melihat tingkah Fitta. "Aduh.. Ngapain sih? Ngga di rating juga kamu itu udah sempurna di mata aku"

Fitta menggeleng sambil memanyunkan bibirnya. "1 sampai 10?"

Wangga mengamati penampilan Fitta sambil mengusap dagunya.

"Hmm... 8 maybe"

Tak lama beberapa pelayan datang membawa makanan serta minuman yang mereka pesan tadi. Alhasil obrolan mereka mendadak terputus.

"Terima kasih", ucap Wangga kepada pelayan-pelayan itu. Setelahnya pelayan tersebut pergi meninggalkan Wangga dan Fitta.

"Ternyata papa sama mama kamu baik yaa. Di luar bayangan aku"

"Jadi kamu bayanginnya apa?", tanya Wangga tersenyum tipis sambil tangannya sibuk memotongkan beef steak untuk kekasihnya itu.

"Hmm..."

Fitta terlihat seperti sedang berpikir sambil menopang dagunya dengan kedua tangannya.

"Aku kira orang tua kamu bakal ketus gitu ke aku. Aku juga ngira orang tua kamu gak bakal suka sama hubungan kita"

Wangga tersenyum lalu memberikan piring berisi beef steak yang telah selesai di potongnya kepada Fitta.

"Papa sama mama aku gak kaya gitu. Mereka itu selalu menerima orang-orang baru yang aku atau pun Gita kenalin ke mereka"

Garis Semesta [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang