-18-

2.4K 140 1
                                    

Lo udah ketemu alasan buat gue ngomong ke pak Gustomo?

Wangga tiba-tiba menggeser pelan tulisan di atas kertas itu kepada Shakila yang duduk tepat di sampingnya.

Shakila yang menerima kertas itu hanya melirik ke arah Wangga. Ia kemudian mengambil penanya, menulis balasan dari tulisan Wangga

Belum, gue juga masih mikir kak

Tulis Shakila lalu menggeser kembali kertas itu kepada Wangga

Wangga menghela napasnya lalu menatap Shakila sebelum kembali menulis

Kalo bisa cepet deh Sha. Mumpung pak Gustomo ada disini

Shakila mengangkat sebelah alisnya sambil menatap Wangga seraya menggeser pelan kertas di atas mejanya.

Sabar kali Kak, mikir juga butuh waktu. Kalo gak lo aja yang mikir sendiri.

“Eeekhhmm!”

Wangga yang tadinya ingin menulis balasan surat dari Shakila seketika menghentikan kegiatannya ketika mendengar deheman direktur perusahaannya, Pak Gustomo.

Ia buru-buru menyelipkan kertas itu ke bawah berkas-berkasnya lalu menatap ke arah Pak Gustomo dan rekan meeting lainnya.

“Bagaimana pantauan kamu selama dua bulan disini. Apa ada progres yang bisa kamu jelaskan ke saya?”

Shakila hanya senyum-senyum sambil menutupi mulutnya, menatap Wangga yang ekspresinya sudah berubah menjadi tegang kala ditembak pertanyaan oleh direktur mereka.

Rasain lu Kak. Batin Shakila

*****

Siang itu Novita yang sudah ditinggal oleh Shakila sejak pagi merasa kesepian. Ia dengan cepat mengabari Alca bahwa ia berencana berkunjung ke rumah sahabatnya itu. Novita benar-benar tidak sabaran mengunjungi rumah Alca dan bertemu mama Nita.

“Iyaa sebentar”, teriak Alca begitu mendengar suara bel rumahnya berbunyi. Ia dengan cepat membuka pintunya dan mendapati Novita yang tengah berdiri di sana.

“Masuk Nov”, ujarnya mempersilahkan Novita untuk masuk ke dalam rumah.

Alca mengajak Novita untuk duduk di sofa bersamanya.

“Sendirian aja lo Ca?”, tanya Novita begitu melihat keadaan rumah Alca yang sepi.

“Mama lagi di belakang beres-beres gudang, Papa lagi kerja”, ungkap Alca seraya terkekeh pelan

“Loh Mas Sean gak disini lagi?”, tanya Novita, karena seingatnya dulu waktu pertama kalinya ia mengunjungi rumah Alca, ia pernah bertemu dengan lelaki itu.

“Mas Kean udah dua tahun ini pindah tugas ke Semarang”

Novita hanya ber-oh ria, kemudian bertanya lagi. “Anak istrinya di bawa ke sana juga?”

Alca hanya mengangguk mengiyakan.

“Siapa Ca?”, tanya Mama Nita begitu menghampiri Alca di ruang tamu

“Novita, Tante!!”, seru Novita begitu ia dan Mama Nita saling berpandangan. Mama Nita tersenyum lalu menghampiri Novita dan memeluknya erat. “Kamu apa kabar Nov?”

“Sehat Tante. Tante sendiri gimana?”

“Sehat dong sayang”, ujarnya lembut sambil mengelus-elus lengan Novita. “Kamu sendirian aja? Shakila ngga ikut?”

“Shakila masih ada urusan kerjaan Ma. Jadi belum sempat kesini”, sahut Alca lebih dulu. Novita mengangguk membenarkan ucapan Alca.

“Yaudah kalian ngobrol aja lagi. Tante tinggal ke belakang yaa. Anggap aja rumah sendiri Nov”

Garis Semesta [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang