-42-

2K 152 1
                                    

"Ngelamun aja kerja lu hari-hari"

Darrel datang membawa dua gelas iced latte kemudian menempelkannya ke pipi Alca.

Alca yang dari tadi duduk sendirian di gazebo taman studio mendadak terkejut karena gelas iced latte yang dingin itu menempel di pipinya.

"Udah lah duduk sendirian, ngelamun lagi. Kesambet baru tau rasa lu"

Alca hanya diam saja melihat Darrel yang ikut duduk di sampingnya

"Ni gue beliin biar ngga ngantuk"

Alca tersenyum tipis seraya mengambil iced latte itu. "Makasih Dar..."

Darrel hanya mengangguk kemudian membuka plastik yang berisi gorengan yang baru di belinya di depan studio tadi.

"Kalo mau ambil aja. Ada bakwan, ada tempe goreng, pisang goreng sama tahu goreng"

Alca menggeleng pelan lantas mengangkat gelas iced latte-nya. "ini juga udah cukup kok"

Mereka berdua kembali terdiam. Darrel sibuk memakan gorengannya sementara Alca kembali memandangi kolam ikan yang ada di depan gazebo.

"Gue mau cerita"

Alca menoleh memandangi Darrel seraya sebelah alisnya terangkat.

"Cerita apa?"

Darrel menggeser sedikit duduknya agar lebih dekat dengan Alca.

"Tapi ini cerita temen gue sih"

Alca hanya mengangguk kemudian menyimak dengan seksama Darrel berbicara. Darrel menyeruput iced latte-nya sebelum berbicara.

"Jadi gini. Gue kan punya temen nih. Temen gue ini cowok kita sebut aja dia X ya. Terus si X ini punya temen cewek, kita sebut aja mbak Y"

Alca mengangguk mendengar penjabaran Darrel.

"Nah terus si X ini udah temenan sama Y hampir 5 atau 6 tahunan gitu. Ehm.. Gue kurang ingat sih detailnya, yang pasti udah temenan lama lah mereka ini"

Alca kembali manggut-manggut. Badannya ia putar sedikit agar bisa menghadap Darrel.

"Terus kemarin si X ini cerita ke gue. Soal pertemanan dia sama mbak Y. Dulu pas awal temenan itu si X ini ngga pernah punya perasaan sama sekali sama mbak Y. Yaa.. cuma temenan kaya biasa aja antara laki-laki dan perempuan"

Darrel menghentikan ucapannya sebentar untuk kembali menyeruput iced latte miliknya.

"Tapi setahun belakangan ini tanpa sadar si X ini punya perasaan yang lebih untuk mbak Y". Darrel menggerakkan jarinya diantara kepalanya seperti membentuk tanda kutip sambil berbicara.

"Kaya perasaan cinta. Ngerti kan maksud gue?"

Alca kembali mengangguk.

"Awalnya X menampik perasaan itu. Si X ini menganggap mungkin karena sering ketemu di tempat kerja dan intens ngobrolin soal pekerjaan mereka itu, makanya perasaan yang awalnya biasa aja lama-lama jadi luar biasa"

"Tunggu!". Alca menghentikan ucapan Darrel lantas bertanya. "Si X sama Y ini satu lingkungan kerja?"

Darrel mengangguk. Lalu kembali melanjutkan ceritanya. "Sampai ada di satu momen si X udah nggak bisa lagi nahan perasaannya. Si X pengen ngutarain semuanya ke mbak Y"

"Semua segala persiapan udah di siapin nih untuk nembak mbak Y. Tapi pas di hari H si X tiba-tiba gak jadi ngutarain perasaannya ke mbak Y"

"Lah kenapa?". Alca buru-buru bertanya karena penasaran dengan kelanjutan ceritanya.

Garis Semesta [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang