Sebuah garis cerita yang semesta rangkai untuk kehidupan dua makhluk ciptaannya.
Penasaran dengan cerita lengkapnya? Langsung baca aja dan selalu nantikan part selanjutnya
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Ini cerita pertamaku. Penulisan cerita ini masih terdap...
“Pagi Alca...”, sapa ramah dokter wanita yang masuk ke dalam ruang perawatan bersama dengan seorang perawat wanita di sampingnya.
“Pagi juga dok”
“Gimana kondisi kamu pagi ini. Apa sudah mendingan?”, tanya dokter itu seraya memasang stetoskop ke telinganya. Sementara perawat di sebelahnya sudah beralih menuju tiang infus. Mengecek keadaan selang infus Alca.
Alca menggeleng pelan. “Belum dok. Perut di bagian sini masih terasa sakit”, ujarnya lalu menunjuk bagian perutnya yang masih sakit
"Biar saya cek dulu ya", kata dokter wanita itu kemudian memeriksa kondisi Alca. “Ini sakit?"
Alca meringis tepat setelah dokter wanita itu menekan bagian perutnya.
"Sa-sakit, Dok"
"Kalo yang ini apa masih sakit?"
Dokter wanita itu menekan sedikit kuat bagian perut Alca.
"Akhh! Masih juga, Dok"
Dokter wanita itu tersenyum. Kemudian mengakhiri pengecekan kondisi Alca. "Itu karena lambung kamu masih sakit. Jadi menekan ke area bawah dada sini"
Alca dan kedua orang tua nya hanya diam menyimak penjelasan dokter itu.
"Asam lambung yang kamu alami ini di picu oleh stres yang berlebih. Otak kita itu saling berhubungan dengan organ perut seperti usus dan lambung. Itu artinya jika ada sesuatu 'pikiran' berlebihdi dalam otak kita, bisa menyebabkan ketegangan. Nah ketegangan inilah yang bisa berpengaruh terhadap lambung dan organ-organ lain di dalam perut kita"
"Pengendalian diri dan memperbaiki pola pikir itu menjadi hal yang penting dalam penyembuhan asam lambung", tambah dokter itu lagi
Alca hanya manggut-manggut mendengarnya
"Kalau saya boleh tau apa yang membuat kamu stres?"
Alca sempat terdiam beberapa saat. Kemudian beralih menatap kedua orang tuanya
"Apa yang kamu pikirkan? Atau apa ada sesuatu yang menggangu pikiran kamu?”, tanya dokter itu lagi
“Eehh itu dokter, beberapa hari terakhir saya memutuskan kembali menekuni hobi saya lagi. Mungkin... kegiatan itu sedikit membebani saya”
Dokter wanita itu mengangguk lalu mengusap pelan lengan Alca. “Lain kali jangan memaksakan diri seperti itu lagi yaa. Kesehatan tetap nomor satu”
“Baik dok”, ucap Alca lalu tersenyum ke arah dokter wanita itu tersebut.
“Jangan lupa obatnya di minum terus”
Alca hanya mengangguk.
“Kalo begitu saya permisi dulu yaa, Mari Pak, Bu”, ujar dokter itu lalu pergi meninggalkan ruang perawatan Alca
Alca berusaha merubah posisinya menjadi duduk. Papa Dani yang melihat Alca kesusahan membantu Alca untuk duduk.
“Kamu harus ingat kata dokter tadi, Ca Papa tau musik itu nomor satu dalam hidup kamu, tapi kalo kamu kaya gitu terus yang ada kamu sendiri yang rugi”
“Iyaa pa. Maafin Alca”
“Jangan minta maaf ke Papa. Minta maaf ke diri kamu sendiri dulu”
Alca mengangguk dan tersenyum memandangi ayahnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.