Sebuah garis cerita yang semesta rangkai untuk kehidupan dua makhluk ciptaannya.
Penasaran dengan cerita lengkapnya? Langsung baca aja dan selalu nantikan part selanjutnya
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Ini cerita pertamaku. Penulisan cerita ini masih terdap...
Hari pertunangan Wangga dan Fitta hanya tinggal 3 minggu saja. Segala persiapan pun hampir rampung. Setiap hari juga mereka keluar untuk memeriksa beberapa persiapan seperti meninjau kembali dekorasi, katering makanan, buket-buket bunga hingga hal-hal kecil lainnya yang diperlukan untuk acara pertunangan mereka nanti.
"Sayang... Nanti sebelum kita ke florist, mampir ke toko kue dulu yaa. Aku mau memastikan kembali kue-kue pesanan aku kemarin"
"Apa gak bisa di chat aja?", tanya Wangga sambil fokus mengemudi
"Gak bisa. Aku mau ketemu sama owner-nya langsung karena ada beberapa hal yang mau aku bicarakan"
Wangga hanya berdehem pelan setelahnya.
*****
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ini salah satu cake ter-best seller disini, Dar", ujar Alca memberitahu sambil menunjuk blueberry cheesecake yang terpajang di etalase.
"Lo mau? Gue tadi mau ambilin lo chocolate cake yang itu", tunjuk Alca pada cake di sebelahnya. "Tapi karena lo gak suka coklat, gue rekomendasikan lo yang ini aja"
Darrel hanya mengangguk. Alca langsung meminta pelayan itu untuk mengambilkan cake pilihannya. Setelah itu mereka mengambil duduk di salah satu meja di pojok belakang.
Darrel langsung menyendok cake yang di pilih Alca tadi. Sementara Alca mewanti-wanti perubahan ekspresi Darrel saat mengunyah cake tersebut.
"Enak ngga?", tanyanya kemudian dengan raut wajah yang sedikit takut.
Darrel mengangguk pelan. "Pantes aja lo sering ngeluh gendutan setelah makan cake buatan Novita. Ternyata emang seenak ini"
"Nah enak kan! Bener kata gue", ujar Alca girang dan penuh percaya diri. Ia tersenyum bahagia setelah mendengar ucapan Darrel.
"Gue aja kalo makan cake atau roti buatan Novita gak cukup satu. Pasti harus dua atau tiga, bahkan kadang bisa empat. Beneran kaya babi kelaparan gue kalo makan cake buatan Novita"
Darrel spontan terkekeh menatap Alca.
"Gausah ketawa lo, Dar!", ujar Alca yang sedikit tersinggung oleh suara tawa Darrel.
"Nggak... Nggak... Gue nggak ngetawain lo". Darrel melambaikan tangannya. Kemudian berusaha mengatupkan bibirnya agar tak kembali tertawa. "Lagian mana ada sih babi cantik kek lo, Ca"
Alca berdecak pelan melirik Darrel.
Darrel memang sengaja menyembunyikan alasannya tertawa. Sebenarnya ia tertawa karena gemas melihat wajah Alca yang cemberut dan mendengar ucapan spontanitas yang keluar dari bibir mungil itu.
"Gimana kalo minggu depan kita nonton? Ada film komedi baru yang akan tayang Minggu depan"