-13-

2.4K 137 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alca meletakkan kepalanya ke atas meja sambil menatap Wangga yang masih berbincang dengan rekan kerjanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alca meletakkan kepalanya ke atas meja sambil menatap Wangga yang masih berbincang dengan rekan kerjanya. Ia menghela napasnya kasar lalu mengambil ponselnya dan mulai memainkan benda kecil berbentuk persegi itu. Mencoba menghilangkan rasa lelah dan kantuk yang mulai menghampirinya.

Tuukk...tuuukk....

Wangga mengetuk pelan meja di depannya membuat Alca kaget lalu dengan cepat mengangkat kepalanya.

Sorry lama. Gue kira gak bakal selama ini”

Alca mendesah pelan, menatap Wangga malas. “Yaudah ayok cepetan pulang. Orang tua gue nyariin ntar”, ajaknya lalu bergegas bangkit dari duduknya.

“Tenang aja. Gue udah izin sama bokap lu”

“Hah? Kapan?”, tanya Alca kaget. Ia langsung menyusul Wangga yang telah lebih dulu jalan menuju meja kasir

Mereka akhirnya keluar dari cafe setelah Wangga selesai melakukan pembayaran. Mereka berjalan menuju parkiran motor di depan cafe tersebut.

“Banyak juga jajan lo malam ini”, ucap Wangga setelah membaca struk pesanan Alca. Kemudian melempar struk itu ke dalam tong sampah.

Alca yang mendengarnya langsung meninju lengan Wangga hingga lelaki itu mengaduh kesakitan.

“Sini nomor rekening lo! Biar gue ganti semua biaya makan gue selama ini”

Wangga terkekeh pelan, ia selalu gemas melihat Alca yang suka marah-marah tidak jelas kepadanya, lalu tanpa sadar tangan kanannya menyentuh puncak kepala Alca.

“Gausah nyolot gitu. Gue cuma bilang aja kali”, ujar Wangga pelan lalu meninggalkan Alca yang tiba-tiba mematung karena ulahnya barusan. 

“Buruan!”, titah Wangga tak sabaran. Ia menarik pelan tangan Alca lalu memasangkan helm ke kepala Alca. “Malah bengong”, gumamnya kemudian seraya menurunkan kaca helm yang di pakai Alca.

“Ga, lo masih utang penjelasan sama gue”. Alca menaikkan kaca helmnya dengan kesal lalu menatap ke arah Wangga

“Penjelasan yang mana lagi?”, ujar Wangga bingung, ia berusaha mengingat-ingat kembali.

Garis Semesta [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang