-36-

2K 132 6
                                    

"Masuk kak", ucap Gita begitu melihat Alca sudah berdiri di depan pintu apartemennya.

Hari ini Alca berencana membicarakan lagu yang baru dibuatnya beberapa hari yang lalu kepada Gita. Ia sengaja mengajak Gita untuk berdiskusi sambil meminta saran dari gadis itu. Karena rencananya setelah lagu itu digubah olehnya, ia ingin memberikannya kepada Gita.

Selain itu juga, ia ingin mengucapkan selamat kepada Gita karena akhirnya terpilih untuk bisa ikut project yang dibikin oleh Calvin dan Adithama.

"Congratss!", seru Alca dengan senyum manisnya sambil memeluk erat Gita. Gadis itu membalas pelukan Alca lalu mengucapkan terimakasih kepadanya.

"Jangan makasih ke aku Git. Itu semua hasil kerja keras kamu"

Gita melepaskan pelukannya lalu menatap cemberut ke arah Alca. "Tapi kan kalo ngga ada kakak, aku juga ngga bisa kaya gini"

"Iyaa tapi kan itu memang kerja keras kamu", ujar Alca tersenyum seraya mengelus-elus pucuk kepala Gita.

"Eh, silahkan duduk kak. Aku ambil minum dulu yaa!"

Setelah mempersilahkan Alca duduk, Gita bergegas menuju dapur mengambil minuman dingin di kulkasnya.

"Kak Alca mau brownies ngga? Aku tadi siang habis eksperimen loh", ucap Gita disertai gelak tawa di akhir. Ia meletakkan minuman dingin beserta brownies tersebut ke atas meja.

"Berhasil apa gagal? Kalo gagal aku jadi kelinci percobaan dong Git"

"Berhasil dong kak". Gita menyodorkan piring yang berisi potongan brownies itu kepada Alca.

"Tenang aja kak, ini aman kok", ujarnya lagi ketika melihat Alca seperti ragu saat akan memakannya. Gita lantas mengambil salah satu brownies di atas meja dan memakannya. Ia terlihat seperti mencoba menyakinkan Alca.

"Nih aman kan kak"

Alca tersenyum lalu dengan cepat menggigit brownies itu.

Saat memperhatikan Alca makan, Gita tiba-tiba teringat ucapan Alca Minggu lalu saat selesai rekaman dengan Allthings.

Ia sebenarnya penasaran dengan 'sesuatu' yang di maksud oleh Alca. Tapi ia tak berani bertanya lebih lanjut lagi waktu itu. Daripada mati penasaran dengan hal itu, ia pun bergeser duduk mendekat ke arah Alca.

"Kak.." panggil Gita pelan

Alca berdehem seraya menoleh menatap Gita.

"Minggu lalu kakak bilang 'sesuatu' itu apa yaa maksudnya kak?"

Alca mengangguk tapi tak langsung menjawab karena masih mengunyah brownies di dalam mulutnya. Ia mengunyah sebentar lalu menelannya.

"Oh itu, sebenarnya aku pengen ngasih lagu baru ke kamu. Tapi..."

Alca menggantungkan ucapannya lalu meneguk air mineral di depannya.

"Lagunya baru banget aku bikin dan baru beres setengah. Jadi hari ini aku mau minta pendapat kamu soal lagu itu"

Mata Gita langsung berbinar setelah mendengar ucapan Alca. "Wah... Beneran kak?"

Alca mengangguk. "Hitung-hitung ganti project kemarin yang nggak jadi"

Melihat Gita yang diam saja membuat Alca sedikit khawatir. "Kamu ngga mau yaa Git?"

Gita buru-buru menggeleng. "Siapa bilang kak? Gita pengen banget. Ini masih speechless ajaa. Nggak tau harus gimana", ucapnya cengar-cengir membuat Alca tersenyum gemas.

Alca mengeluarkan lembaran kertas dari dalam tasnya. Sementara Gita menatapnya antusias.

"Oh butuh gitar ngga kak?", tanya Gita yang melihat Alca tidak membawa gitar kesayangan. Karena setau Gita, wanita di depannya ini selalu memainkan gitarnya saat akan menulis lagu.

Garis Semesta [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang