-29-

2.2K 127 1
                                    

Alca tersenyum lebar saat memandangi kamar kosannya yang sudah berbulan-bulan tak ia kunjungi. Ada rasa senang sekaligus haru yang menyelimuti perasaannya saat ini

“Ca?”

Alca menoleh kaget mendengar suara Novita yang memanggilnya dari luar kamar kosannya

“Iya Nov..”

Alca bergegas membuka pintu kemudian tersenyum sambil merentangkan kedua tangannya begitu melihat Novita di depan pintu kamarnya

“Gue kangen sama lu, Nov”

Novita membalas pelukan Alca lalu mengangguk pelan. “Gue juga Ca”

Alca melepaskan pelukannya lalu menatap heran pada Novita karena tak biasanya jam segini wanita itu masih stay berada di kosan. “Lu gak ke bakery shop?”

Novita menggeleng pelan lalu masuk ke dalam kamar Alca tanpa di persilahkan. Kemudian menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang Alca. “Bakery shop ku gak bangkrut meskipun cuma tutup sehari”

“Jangan bilang karena mau nungguin gue pulang?”, tebak Alca asal dan Novita hanya mengangguk seraya cengengesan ke arah Alca

“Jangan di ulangi Nov”

Kemudian Alca ikut merebahkan tubuhnya di samping Novita

Ketika minggu lalu Alca mengatakan bahwa ingin kembali ke Jakarta, Novita dan Shakila jelas sangat senang. Bagaimana tidak hampir lima bulan lebih Alca tidak mau kembali ke Jakarta.
Berbagai cara sudah mereka lakukan untuk membujuk Alca kembali namun baru di bulan ke enam atau lebih tepatnya minggu lalu, Alca tiba-tiba mengubah pikirannya. Ia akhirnya memutuskan untuk kembali.

“Jadi rencana lo setelah ini apa?”

Maybe balik ke studio”, jawab Alca lalu menoleh ke samping menatap Novita. “Kira-kira gue kena omel ngga yaa sama bang Calvin?”

“Menurut kau lah Ca. Enam bulan lebih kau pergi tanpa alasan. Yaaa pasti marah lah dia tu"

Alca lantas bergidik ngeri membayangkan omelan Calvin padanya

Ceklek...

Alca dan Novita saling pandang ketika pintu kamar terbuka lebar. Shakila berteriak kencang lalu melompat ke atas kasur ikut merebahkan tubuhnya di tengah-tengah Alca dan Novita.

“Kok kau udah pulang, Sha? Ini masih jam 2. Kok bisa kau pulang jam segini?”, cecar Novita kepada Shakila yang hanya menatapnya datar

“Memangnya ngga boleh?”, ujarnya lalu mendudukkan tubuhnya di atas kasur. Pandangannya beralih melirik Alca di sampingnya

“Atasan gue baik banget, ngasih gue izin pulang jam segini”, goda Shakila. Alca pura-pura tak mendengar. Ia malah merogoh ponselnya di saku celana

*****

Setelah mengakhiri pesan itu Wangga berteriak kegirangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mengakhiri pesan itu Wangga berteriak kegirangan. Sampai-sampai Daniel yang saat itu berada di dalam ruangannya terlonjak kaget

“Ngapain lo teriak-teriak begitu? Gila!”

Wangga menatap sinis Daniel yang duduk di depannya. Daniel tak peduli dengan tatapan tajam itu meskipun Wangga adalah leader timnya. Ia kembali fokus pada berkas yang di bacanya

"Bang", panggil Wangga lirih yang langsung membuat Daniel melirik ke arah lelaki itu

"Lu kalo lagi berduaan sama istri lu biasanya ngapain?"

"Bikin anak"

"Anjing!!!". Wangga mengumpat kesal setelah mendengar jawaban absurd Daniel. "Gue nanya serius bang"

"Gue juga jawabnya serius. Kan pertanyaan lo itu tadi"

Wangga mendesah pelan sambil memutar bola matanya malas. "Maksud gue kalo lo lagi jalan berduaan atau nge-date sama istri lo. Bukan berduaan yang begituan"

"Nanya tu yang jelas", ujar Daniel lalu jari telunjuknya perlahan menggosok dagunya seolah berpikir

"Apaan yaa? Paling basic aja. Kaya ngajak dia makan malem, ngajakin nonton, ngajakin jalan ke mall, yaa yang kaya gitu-gitu lah. Gue ngga terlalu sama yang begitu-begituan karena selama gue pacaran sampai nikah kebanyakan istri gue yang punya inisiatif kesana kemari. Gue mah cuma ngikut doang"

Wangga berdecih setelah mendengar ucapan Daniel. "Dasar partner pasif lu. Dimana-mana laki tu harusnya inisiatif, Bang. Bukan kaku kek kanebo kering. Untung aja istri lu nerima sifat lu yang begitu"

"Biarin dah! Daripada lu selalu punya inisiatif tapi belum nikah-nikah"

Wangga mendadak sebal. Ia merasa tertohok dengan ucapan Daniel barusan. Padahal ucapan lelaki itu tidak ada yang salah sama sekali

"Lagian lu ngapain nanyain begituan? Cewek mana lagi yang mau lo kadalin?"

"Enak aja! Ini bukan gue! Temen gue nih tiba-tiba nanyain tips first date sama gue. Yaa gue mana ingat. Terakhir gue first date aja udah sepuluh tahun yang lalu setelah itu jomblo sampai di sisa umur gue yang sekarang. Makanya gue nanya sama lo"

Daniel hanya manggut-manggut seraya menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi

"Hm kalo lusa sore lu sibuk ngga, Bang?", bisik Wangga seraya memajukan wajahnya lebih dekat

"Sibuk", jawab Daniel singkat. Jari telunjuknya menekan kening Wangga, mendorong wajah Wangga untuk menjauh darinya.

"Dih! Sibuk apaan? Perasaan gue laporan akhir bulan lu ke mas Bima udah selesai. Kemarin juga lu nyantai-nyantai aja gue lihat"

"Nah itu lo tau pake acara nanya segala lagi. Udah cepetan gausah basa basi. Lo mau minta tolong apa ke gue?"

Wangga cengar-cengir karena lelaki di depannya mengerti maksudnya. "Mau minta tolong gantiin gue meeting sama Pak Gus. Soalnya lusa gue mau izin nggak ngantor”

Daniel mengernyitkan keningnya. “Izin?”

Wangga mengangguk pelan. "Gue mau izin, Bang. Tiba-tiba ada keperluan mendadak yang mengharuskan gue nggak kerja"

Daniel langsung berdiri dari duduknya kemudian menempelkan punggung tangannya ke kening Wangga. “Lu masih waras kan?”

Wangga menepis kasar tangan lelaki itu. "Yaa masih lah!”

Daniel menatap heran ke arah Wangga. Pasalnya selama bertahun-tahun ia kerja bersama Wangga tak pernah sekalipun kata 'izin' ataupun 'cuti' keluar dari bibir lelaki itu. Karena setau Daniel, Wangga adalah sosok manusia yang gila kerja

“Biasa aja ngeliatnya. Aneh yaa gue ngomong begitu”

“Banget”, ujar Daniel lalu beranjak pergi meninggalkan ruangan Wangga. Sebelum menghilang dari pintu, Daniel sempat menoleh sesaat

“Kirim aja file-nya. Mau gue pelajari dulu sebelum meeting

“Ok! Makasih bang”, pekik Wangga senang

~TBC~

Maaf berapa hari kemarin ngga update krna ada satu dan lain hal sama real life wkwkwk

Maaf juga kemarin sempat ke up tapi aku tarik lagi soalnya pas lagi nge-draf malah ke pencet publish 🙏😚

Thanks ♥️
-My 🐬

Garis Semesta [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang