Novita terus mengomel kepada Alca sepanjang perjalanan mereka menuju lokasi pernikahan Nabastala dan Narendra. Novita merasa dibohongi oleh Alca perihal undangan pernikahan tersebut.
"Udah kaya orang gila aja aku dibuatnya. Lain kali tu ngomong!"
Alca tak merespon ucapan Novita. Ia hanya diam saja mendengar omelan sahabatnya itu.
Setelah sampai di venue pernikahan Novita memarkirkan mobilnya di tempat yang telah disediakan.
"Ca aku nervous", bisik Novita pelan sambil terus menggandeng tangan Alca, saat mereka hampir memasuki venue pernikahan.
"Kenapa sih? Kita cuma kondangan bukan mau ketemu pak presiden"
"Ya tapi tetap aja aku nervous. Ini pertama kalinya aku ke kondangan artis"
Alca tak menggubris. Ia terus berjalan memasuki venue pernikahan dengan Novita yang masih setia menggandeng tangannya.
Suasana venue pernikahan tampak begitu ramai. Para tamu undangan berdatangan silih berganti. Bahkan beberapa artis yang Novita tau juga turut hadir pada pernikahan Nabastala dan Narendra.
"Gila Ca... Artis-artis semua isinya". Novita benar-benar takjub melihat seisi ruangan itu di penuhi oleh artis dan penyanyi yang ia kenal. "Boleh minta foto sama mereka nggak ya, Ca?"
Mata Novita tetap tak lepas mengamati setiap sudut venue pernikahan yang menurutnya benar-benar terlihat megah dan elegan. Terlihat beberapa orang sedang bergerombol di stand makanan, ada pula yang sibuk mengobrol satu sama lain bahkan ada yang terlihat mengambil foto bersama.
"Ca.. ini dandanan aku nggak kaya gembel kan? Malu aku kalo ada yang lihat"
Alca menoleh menatap Novita kemudian menggeleng pelan. "Ngga Nov", ujarnya lembut tapi penuh dengan gan penekanan.
Alca memandang ke arah pelaminan, kedua mempelai terlihat tersenyum bahagia sambil sesekali menyalami para tamu undangan yang hadir.
"Hai Ca...", sapa wanita cantik yang tiba-tiba menghampiri Alca dan Novita. Alca tersenyum lantas memeluk wanita itu.
"Kok sendirian aja, Cin? Bang Calvin mana?”, tanya Alca kepada wanita itu
"Lagi bawa Aletha keluar sebentar. Kamu sama siapa?"
"Oh ini.. sama temenku, Novita". Alca memperkenalkan Novita kepada wanita itu. Novita tersenyum memandangi wanita itu
"Aku Cindy, istrinya Calvin. Temen kerjanya Alca"
Novita membalas uluran tangan wanita itu sambil ikut memperkenalkan diri juga. "Novita, temennya Alca"
Wanita itu mengangguk kemudian tak lama izin pamit pergi meninggalkan mereka berdua karena ingin menemui Calvin dan anaknya.
"Cantik juga istrinya Calvin", bisik Novita tepat di telinga Alca begitu wanita bernama Cindy itu menjauh dari pandangan mereka.
"Udah cantik, baik lagi orangnya, Nov"
"Beruntung banget si Calvin berarti"
Alca hanya mengangguk, menyetujui ucapan Novita.
Saat Alca tengah asyik memperhatikan sekitarnya, tiba-tiba saja matanya menangkap dua orang yang berjalan mendekati mereka. Alca sedikit menyipitkan matanya untuk melihat dengan jelas siapa orang tersebut.
Detik berikutnya, kedua matanya membulat saat mengenali kedua orang itu. Ia segera mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Novita yang saat itu berdiri tepat di sebelah Alca juga memandang kearah yang sama. Ia lantas menyenggol pelan Alca lalu berbisik pelan.
"Ohh itu pacarnya Wangga?”, tanya Novita. Alca hanya berdehem pelan sambil berusaha mengalihkan pandangannya.
Ternyata benar dugaan Alca diawal. Kedua orang itu adalah Wangga dan kekasihnya yang berjalan sambil bergandengan tangan.
Begitu melihat keberadaan Alca, Wangga lantas tersenyum ke arah Alca. Novita yang saat itu kebingungan malah menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang di beri senyuman oleh lelaki itu.
“Dia senyumin siapa sih?”, bisik Novita saat mengetahui tidak ada orang di belakang mereka.
Pertanyaan Novita tak sempat di jawab oleh Alca karena Wangga dan kekasihnya sudah terlanjur mendekat kearah mereka.
“Apa kabar Ca?"
"Baik", balas Alca singkat
"Udah lama ngga ketemu malah ketemunya disini yaa Ca"
Alca hanya tersenyum kikuk mendengar ucapan Wangga.
"Oh Hai!! Aku Fitta pacarnya Wangga"
Wangga belum sempat memperkenalkan tapi wanita yang di gandengnya malah mengulurkan tangannya. Alca dengan terpaksa membalas uluran tangan wanita itu.
"Alca..."
Fitta juga mengulurkan tangannya pada Novita. Novita pun mau tak mau juga membalas uluran tangan Fitta.
"Fitta..."
"Novita..."
Kenapa harus ketemu lo disini sih!
Alca benar-benar iri melihat adegan manis yang dilakukan Wangga kepada kekasihnya itu. Melihat kemesraan yang dilakukan kedua orang di depannya itu membuat Alca terus-menerus mengalihkan pandangannya sambil berusaha mencari alasan untuk pergi dari tempat itu.
"Dar..."
Darrel yang kebetulan lewat mendadak menoleh menatap Alca yang baru saja memanggilnya.
"Gue mau ngomong sesuatu sama lo kemarin. Tapi lupa karena lo keburu pulang duluan"
"Ngomong apaan?", tanya Darrel yang benar-benar bingung dengan maksud Alca. "Kemarin kan gue ngga ke---"
Sebelah tangan Alca menarik tangan Darrel. Mereka berjalan cepat menjauhi Wangga dan kekasihnya. Sedangkan Novita hanya ikut mengekor di belakang keduanya.
"Ngomong apaan?", tanya Darrel begitu Alca melepaskan genggaman pada lengannya.
"Aduh, gue lupa lagi Dar...", bohong Alca membuat Darrel berdecak sebal
"Penting ngga?"
"Kayanya ngga sih. Tapi gue beneran lupa mau ngomong apa". Alca tersenyum kikuk menatap Darrel. Sementara Novita mengamati mereka berdua.
"Ya udah kalo lo ingat cepat chat gue"
Alca mengangguk seraya mengangkat kedua jempolnya. Darrel langsung pergi begitu saja meninggalkan Alca disana.
"Gimmick kau jelek banget", cibir Novita. Ia tau kalau itu semua hanya akal-akalan Alca agar bisa menghindar dari Wangga.
~TBC~
Thanks ♥️
-My 🐬
![](https://img.wattpad.com/cover/368912842-288-k666170.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Semesta [End]
Fiksi PenggemarSebuah garis cerita yang semesta rangkai untuk kehidupan dua makhluk ciptaannya. Penasaran dengan cerita lengkapnya? Langsung baca aja dan selalu nantikan part selanjutnya - - - - - - - - - - - Ini cerita pertamaku. Penulisan cerita ini masih terdap...