-25-

2.3K 134 3
                                    

Alca belum juga mendapat kabar dari Wangga sejak kemarin membuatnya tiba-tiba merindukan lelaki itu. Jika biasanya Wangga selalu meledeknya, membuat ia kesal setengah mati, selalu mengiriminya pesan bahkan selalu mengajaknya keluar setiap malam. Kini tak ada lagi yang melakukan itu kepadanya dan malam harinya kini terasa membosankan. Sebenarnya Alca ingin mengiriminya pesan lebih dulu, namun ia ragu karena teringat ucapan Novita kemarin.

Bener kata Novita, lo bukan prioritas dia, Ca. Batin Alca pada dirinya sendiri di depan cermin.

Ia menghela napas pelan lalu memasang hijabnya dengan cepat, karena Novita dan Shakila sudah menunggunya di ruang tamu. Malam ini adalah malam terakhir bagi Alca untuk bermain dengan Shakila dan Novita karena kedua sahabatnya itu bakal balik ke Jakarta siang besok.

“Lama banget”, dumel Novita

“Sabar napa sih!”

“Ayo buruan! Ini abang taksolnya udah di depan gerbang perumahan”, ucap Shakila sambil terus memantau layar ponselnya

*****

“Astaga!”, pekik Gita seraya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat ruang tengah apartemennya yang kini bak kapal pecah. Dipenuhi oleh kertas-kertas yang berserakan dimana-mana

Apart gue udah kaya kandang babi”

Wangga tak menghiraukan ucapan Gita. ia hanya sibuk dengan laptop didepannya.

“Makan dulu, Bang. Nih gue bawa nasi goreng”

Wangga hanya mengangguk tanpa menoleh pada Gita

“Di makan dulu”

“Bentar Git”

“Lu dari kemarin malam bentar, bentar doang! Kalo kayak gini terus yang ada lo sakit”, omel Gita sambil memungut satu persatu kertas-kertas yang berserakan di lantai. Kemudian merapikannya.

“Udah gak makan malam, dari kemarin begadang mulu. Kalo lo sakit, gue juga ntar yang susah”, ucapnya lagi sembari meletakkan tumpukan kertas yang sudah ia rapikan tadi ke atas meja.

"Ayo di makan dulu bang! Nanti keburu dingin!"

“Iyaa... Iyaaa! Udah lah kamu ke kamar sana! Gausah gangguin aku”

Gita mencebikkan bibirnya lalu pergi menuju kamarnya meninggalkan Wangga sendirian di ruang tengah apartemennya.

*****

“Ca, tadi ada yang orang yang tiba-tiba nganter paket. Tulisannya paket dari Wangga”, ucap mama Nita begitu melihat Alca yang baru saja pulang

Mata Alca membelalak kaget tanpa sadar senyumnya merekah. “Mana ma?”, tanya Alca antusias

“Mama letakin di meja-----”

Belum sempat mama Nita menyelasaikan kalimatnya, Alca sudah berlari lebih dulu menaiki tangga lantai dua menuju kamarnya. “Makasih ma”, pekik Alca kemudian

Begitu ia masuk ke dalam kamarnya terlihat sebuah kotak berukuran sedang berwarna coklat dan diatasnya tertulis sebuah nama dengan tanda hati berwarna merah. Alca langsung membukanya tak sabar.

“Hah?”

Alca membulatkan matanya terkejut begitu melihat isi dari kotak tersebut. Beberapa lembar foto dan sebuah surat dengan tulisan berwarna merah. Foto-foto itu adalah kenangannya ketika ia masih bersama dengan Evan, mantan kekasihnya.

From: Evan Arsenio
To: Allinah Alca Pradina

Hai sayang...
Kamu pasti excited kan bukanya?
Itu foto-foto kenangan kita dulu
Aku sengaja ngirim itu ke kamu agar kamu selalu ingat sama aku terus
Aku rindu sama kamu Ca
Aku sadar ternyata aku gak bisa hidup tanpa kamu
Kamu mau kan merangkai kembali masa indah kita yang sudah hampir terlupakan itu?
Aku janji nggak bakal berpaling dari kamu lagi
Aku janji nggak bakal ninggalin kamu lagi
Aku janji Ca

Garis Semesta [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang