-14-

2.4K 137 1
                                    

Pagi-pagi sekali Wangga terlihat sangat bersemangat walaupun ini adalah hari Minggu. Ia terlihat tampan meskipun hanya memakai kaos hitam polos dengan celana training dan sepatu olahraga putih kesayangannya.

Waktu masih menunjukkan pukul setengah 6 pagi saat Wangga keluar dari kamar kontrakannya. Pak Wiryo yang saat itu sedang menyapu pekarangan rumahnya sampai heran melihat Wangga yang sudah tampil amat sangat rapi.

“Mau kemana Ga, pagi-pagi begini?”

Wangga langsung mengalihkan pandangannya pada pria paruh baya tersebut. Ia lantas memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya kemudian bergerak ke kiri dan ke kanan layaknya model yang tengah melakukan photoshoot.

“Pak Wir, aku udah keren belum?”, tanya Wangga percaya diri seraya menggerak-gerakkan alisnya. “Atau masih ada yang kurang nih Pak?”

Pak Wiryo mengamati penampilan Wangga dari ujung kepala hingga ujung kaki kemudian menganggukkan kepala sambil mengangkat kedua jempolnya. “Wes keren”

Wangga tersenyum ke arah Pak Wiryo lalu berjalan mendekati pria itu. “Mau lari pagi Pak”, ujarnya yang tadi belum sempat membalas ucapan Pak Wiryo. “Kalo gitu Wangga pergi dulu Pak”

Yowes hati-hati!”, ucap Pak Wiryo sebelum Wangga menghilang dari balik pagar rumahnya.

“Yowes hati-hati!”, ucap Pak Wiryo sebelum Wangga menghilang dari balik pagar rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Om... Tante!!”, seru Wangga begitu melihat kedua orang tua Alca hendak pergi meninggalkan rumah menggunakan sepeda motor. Wangga langsung berlari menghampiri keduanya

“Kenapa Ga tumben pagi-pagi begini”, ujar Mama Nita heran melihat Wangga yang jam segini udah sampai di rumahnya.

“Alca ada ngga Om, Tan?”, tanya Wangga tanpa basa basi lagi

Keduanya kompak mengangguk. “Ada. Kenapa Ga?”, tanya Mama Nita kemudian

“Ehhmm gini Tan, tadi Wangga sempat kirim pesan sama Alca tapi sampai sekarang belum di balas sama Alca kalo-----“

“Mau tante panggilin?”, sela Mama Nita yang seolah sudah bisa membaca pikiran Wangga

Mata Wangga membulat lalu mengangguk dengan cepat di iringi dengan senyuman di wajahnya. “Oo-ooohh.. boleh banget Tante. Maaf kalo Wangga ngerepotin”

“Gak lah Ga”, timpal Papa Dani sedangkan Mama Nita bergegas masuk kembali ke dalam rumah untuk memanggil Alca

“Mau kemana pagi-pagi begini, Om?”

“Mau pergi ke acara jalan santai yang diadain di kantor Om”, jawab Papa Dani dan Wangga hanya mengangguk-angguk selama Papa Dani berbicara

“Ga... Itu Alca nya udah tante bangunin”, ucap Mama Nita sambil tersenyum. “Di tunggu aja yaa”

“Kalo gitu Om sama Tante pergi dulu”, sahut Papa Dani kemudian melajukan motornya meninggalkan rumah miliknya

Saat masuk ke dalam pekarangan rumah Alca, Wangga terkejut ketika melihat gadis itu sudah berdiri di ambang pintu sambil kedua tangannya di lipat ke dada.

Garis Semesta [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang