Sebuah garis cerita yang semesta rangkai untuk kehidupan dua makhluk ciptaannya.
Penasaran dengan cerita lengkapnya? Langsung baca aja dan selalu nantikan part selanjutnya
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Ini cerita pertamaku. Penulisan cerita ini masih terdap...
Ponsel Alca kembali berdering. Kali ini dengan nomor yang berbeda dari sebelumnya. Yaa semenjak sebuah panggilan telepon asing menghubunginya waktu itu, Alca terus-menerus di teror oleh nomor-nomor yang tak ia kenali. Mulai dari spam pesan hingga panggilan telepon seperti saat ini. Hidup Alca menjadi tak tenang selama seminggu ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*****
Sore itu setelah pulang kerja Wangga tampak tak bersemangat. Pekerjaannya beberapa hari ini benar-benar menguras otak dan energinya.
Harusnya setelah perempatan lampu merah, ia harusnya berjalan lurus menuju rumahnya tapi Wangga dengan cepat memutar balik arah mobilnya. Bukan kembali ke kantor melainkan ke arah apartemen Narendra.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah menjemput Narendra di apartemennya, Wangga memutuskan berhenti di sebuah Coffee shop yang tak jauh dari apartemen Narendra.
"Gue iced americano", ucap Wangga yang terdengar begitu enteng hingga membuat Narendra tak jadi duduk di kursinya
"Lah kan yang ngajak ngopi lu. Kenapa jadi gue yang mesen?", ujar Narendra sewot
"Tinggal pesen doang pake ngomel lu!"
Jika tidak berada di tempat umum, ingin sekali rasanya Narendra melayangkan tendangan bebas ke arah Wangga
"Itu doang pesenan lo?", tanya Narendra datar yang hanya di balas anggukan kepala oleh Wangga.