-35-

2.1K 126 9
                                    

Waktu menunjukkan pukul 9 malam ketika Alca sudah sampai di kosannya. Hari ini benar-benar melelahkan untuk Alca, setelah rekaman dengan Gita sore tadi ia masih harus meeting dengan beberapa rekannya yang lain.

Ia merebahkan tubuhnya diatas kasur untuk meluruskan punggungnya yang serasa mau patah.

Ting...

Alca mengubek-ubek tasnya untuk mencari ponselnya. Setelahnya ia langsung membaca pesan yang masuk ke dalam ponselnya.

 Setelahnya ia langsung membaca pesan yang masuk ke dalam ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alca membulatkan matanya begitu membaca pesan itu. Ia bangkit dari tidurnya kemudian menepuk-nepuk pelan pipinya. Ia lantas berlari ke kamar kosan Novita yang berada di seberang kamarnya. Ia mengetuk pintu kamar Novita dengan sangat brutal.

"Kau kenapa sih?", tanya Novita setengah berteriak setelah membuka pintunya yang di ketok oleh Alca  dengan sangat tak sabaran.

Alca langsung memperlihatkan isi ponselnya kepada Novita. Setelah membacanya Novita mengembalikan ponsel itu kepada Alca.

"Gausah kau balas"

"Tapi gue kepo, Nov. Dia senang karena apa ya?"

"Pantes aja cepat kali kau baper. Baru di gituin aja udah luluh kau", ujar Novita sewot. Ia kemudian meninggalkan Alca yang masih berdiri di ambang pintu kamarnya.

"Kau nggak ingat udah berhari-hari dia nggak ada nge-chat kau? Terus cuma dikirim kalimat pendek kaya gitu kau runtuhkan pertahanan mu! Yang ada gila kau namanya!"

"Tapi kan Nov---"

Novita menatap tajam pada Alca. "Terserah kau, Ca! Yang pasti kalau ada apa-apa. Nggak mau lagi aku bantu kau!"

Alca memanyunkan bibirnya mendengar ancaman Novita.

*****

Wangga memasang sebelah airpods di telinganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wangga memasang sebelah airpods di telinganya. Kemudian menekan kontak telepon yang ada di ponselnya.

"Halo Ren.. lo dimana?"

"Di apart, kenapa?"

"Gue mau kesana"

Belum sempat Narendra membalas ucapan Wangga, panggilan telepon itu sudah di putus oleh Wangga. Ia mengurungkan niatnya untuk pulang ke rumah dan memutar balik mobilnya ke arah apartemen Narendra.

Garis Semesta [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang