-32-

1.6K 99 5
                                    

Wangga yang saat itu memutuskan menunggu Alca di ruang tunggu XXI, mendadak khawatir karena hampir 5 menit lebih Alca tak kunjung keluar dari dalam toilet. Wangga mendesah pelan lalu mengeluarkan ponselnya mencari nomor telepon Alca di kontaknya

"Wangga..."

Wangga yang saat itu tengah sibuk dengan ponselnya tiba-tiba mendongak begitu mendengar seseorang memanggil namanya.

Detik berikutnya Wangga terkejut melihat seorang wanita berdiri di depannya. Jantungnya tiba-tiba berdegup kencang saat sepasang mata indah itu menatap ke arahnya.

"Kamu Wangga kan?"

Wangga mengangguk pelan. Kemudian berdiri dari duduknya untuk menyamakan posisinya dengan wanita itu

"Fitta?"

Wanita itu juga mengangguk kemudian memeluk Wangga erat. Wangga membalas pelukan wanita itu. Ia sempat tersenyum kecil di sela-sela pelukan mereka

"Kamu apa kabar Ga?", tanya wanita itu begitu ia melepaskan pelukannya

Wangga masih diam menatap wanita di depannya

"Wangga?"

"Eh, ah baik. Kabar aku baik Fit"

Wanita mengangguk seraya tersenyum menatap Wangga

"Kamu lagi mau nonton ya?", tanya wanita itu

"Oh nggak kok. Nggak". Wangga mengibaskan kedua tangannya sambil tersenyum kikuk. "Ta-tadinya mau nonton tapi ngga jadi"

Wanita itu terkekeh pelan melihat tingkah Wangga

"Mau ngobrol diluar?", tanya wanita itu lagi.

Wangga langsung mengiyakan ajakan wanita itu. Mereka berdua akhirnya berjalan beriringan keluar dari XXI

*****

Alca mendesah pelan sambil merebahkan tubuhnya di atas ranjang kamar Novita. Mukanya sedikit di tekuk membuat Novita memandang aneh ke arahnya.

"Kenapa mukamu kusut begitu? Kek baju belum di setrika aja"

Alca tak menjawab. Ia memilih membuka kembali pesan terakhir yang di tinggalkan oleh Wangga.

"Kenapa? Ada masalah kah di studio? Atau kau kena marah sama Calvin?"

Alca kembali mendesah menatap Novita. "Gue kok tiba-tiba ngerasa kesal yaa Nov"

"Kesal?"

Alca mengangguk. Ia lantas merubah posisinya dari tiduran menjadi duduk di atas kasur.

"Gue di tinggal Wangga gitu aja di mall"

Novita membelalakkan matanya terkejut kemudian ikut duduk di samping Alca. "Kau jalan sama Wangga? Serius kau Ca? Kok bisa? Ku lihat-lihat semakin maju aja progres kalian berdua. Kapan di tembak?"

Alca menghembuskan napas kasar. Ia bertambah kesal karena Novita malah menggodanya

"Udah ah! Lupain"

Alca kembali merebahkan tubuhnya lalu menutupi kepalanya dengan bantal.

*****

Wangga memutuskan untuk ngobrol dengan wanita itu di salah satu coffee shop yang ada di dalam mall tersebut.

Wanita bernama Fitta itu duduk di hadapan Wangga.

"Aku mau minta maaf untuk kejadian 6 tahun yang lalu Ga", ucap Fitta, membuka kembali obrolan di antara mereka.

Wangga menggeleng pelan. Satu tangannya mengusap pelan tangan Fitta.

"Aku yang harusnya minta maaf Fit. Aku terlalu egois waktu itu"

Garis Semesta [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang