Sebuah garis cerita yang semesta rangkai untuk kehidupan dua makhluk ciptaannya.
Penasaran dengan cerita lengkapnya? Langsung baca aja dan selalu nantikan part selanjutnya
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Ini cerita pertamaku. Penulisan cerita ini masih terdap...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sesampainya di hotel, Alca turun dari motor lalu berjalan melewati lobi, mengarah masuk ke dalam sebuah lift.
Tak butuh waktu lama pintu lift kembali terbuka di lantai empat. Alca berjalan perlahan di koridor sambil melihat nomor-nomor yang terpasang di pintu kamar. Alca berhenti tepat di depan kamar 405 lalu dengan tak sabaran ia menekan bel kamar tersebut.
“Gak bisa kau sabaran sedikit, hah?”, ujar Novita seraya membuka pintu kamarnya
Alca langsung berlari memeluk sahabatnya itu, ia meluapkan rasa rindunya karena hampir berbulan-bulan sudah mereka tidak pernah bertemu secara langsung.
“Gue kangen sama lo Nov”, ucap Alca yang tak mau melepas pelukan eratnya itu.
“Aku lebih kangen sama kau Ca”, balas Novita yang tak kalah rindu dari Alca
Setelah sama-sama meluapkan rasa rindunya, mereka saling pandang kemudian tertawa bersama.
“Kau makin subur aja ku lihat”, ujar Novita seraya menatap Alca mulai dari kepala hingga ujung kaki. “Oohh iyaa aku lupa, kau kan pengangguran jadi kerja kau makan tidur aja lah ya kan?”
Alca mencebikkan bibirnya begitu mendengar ucapan Novita. Ia melengos masuk ke dalam kamar hotel begitu saja kemudian merebahkan tubuhnya pada sofa panjang yang ada di dalam kamar tersebut.
“Nov gue pengen cerita“
Alca terdiam beberapa saat lalu tak melanjutkan kalimatnya. Ia hanya diam seraya menatap langit-langit kamar hotel.
“Jangan jadi manusia gak jelas kau Ca. Mau cerita apa kau tadi?”