San adalah seorang omega kucing yang hidup dalam ketenangan, menikmati setiap hari dengan rutinitas sederhana.
Sebagai seorang omega, ia memiliki ciri-ciri khas yang membuatnya menarik bagi para alpha, namun San tak pernah tertarik pada kehidupan yang rumit.
Namun, hidupnya berubah total ketika ia bertemu dengan Wooyoung, seorang alpha rubah yang sekaligus adalah pemimpin organisasi mafia paling berkuasa di dunia. Wooyoung dikenal sebagai sosok yang dingin dan tak kenal ampun dalam dunia gelap, tetapi di balik semua itu, ia memiliki sisi lembut yang hanya San yang tahu.
Mereka bertemu dalam situasi yang tidak biasa. San sedang berjalan pulang dari pasar, membawa kantong belanjaannya, ketika tiba-tiba terdengar suara tembakan dan teriakan dari arah jalan utama. Ketakutan menyelimuti San, dan ia bersembunyi di sudut gelap gang, berharap tidak terlihat oleh siapa pun.
Namun, takdir berkata lain. Wooyoung, yang baru saja menyelesaikan urusannya dengan beberapa lawan bisnisnya, melihat San yang gemetar di sudut gang. Ada sesuatu dalam tatapan mata San yang membuat Wooyoung tertarik. Ia mendekati San dengan hati-hati.
"Hei, kamu baik-baik saja?" tanya Wooyoung dengan suara rendah namun penuh perhatian.
San mengangkat wajahnya, melihat sosok alpha rubah dengan mata tajam dan aura mengintimidasi. "Aku... aku tidak tahu. Apa yang terjadi di sana?"
"Jangan khawatir. Semua sudah aman sekarang," kata Wooyoung sambil tersenyum tipis. "Mari, aku antar kamu pulang."
Meskipun awalnya ragu, San akhirnya menerima tawaran Wooyoung.
Dalam perjalanan pulang, mereka berbicara tentang banyak hal, dan San mulai melihat sisi lain dari Wooyoung.
Mereka mulai sering bertemu setelah itu, dan perlahan-lahan, hubungan mereka berkembang menjadi sesuatu yang lebih dari sekedar pertemanan.
Suatu hari, San menyadari ada perubahan dalam tubuhnya. Ia sering merasa mual di pagi hari dan perutnya mulai sedikit membuncit. Ia segera memeriksakan diri ke dokter dan mendapatkan kabar yang mengejutkan: ia hamil.
San merasa campur aduk. Di satu sisi, ia sangat bahagia karena akan memiliki anak dari Wooyoung, tapi di sisi lain, ia khawatir tentang bagaimana Wooyoung akan merespons kabar ini.
Saat Wooyoung pulang malam itu, San memutuskan untuk mengungkapkan semuanya.
"Wooyoung, ada sesuatu yang penting yang harus aku katakan," kata San dengan suara gemetar.
Wooyoung duduk di sofa dan menatap San dengan penuh perhatian. "Ada apa, San? Kamu terlihat sangat serius."
San mengambil napas dalam-dalam sebelum berbicara. "Aku hamil, Wooyoung. Kita akan punya anak."
Wooyoung terdiam sejenak, lalu senyumnya merekah. "Benarkah? Itu kabar yang luar biasa, San. Aku sangat bahagia."
San merasa lega melihat reaksi positif Wooyoung. "Aku juga senang, tapi... aku khawatir tentang bagaimana anak kita nanti. Bagaimana jadinya anak dari alpha rubah dan omega kucing?"
Wooyoung tertawa kecil. "Tidak perlu khawatir, San. Apapun yang terjadi, kita akan mencintai anak kita sepenuh hati. Dan jika dia mewarisi kekuatan dan kecerdikan dari kedua orang tuanya, aku yakin dia akan menjadi anak yang luar biasa."
Bulan demi bulan berlalu, dan perut San semakin besar. Wooyoung selalu ada di sisinya, mendukung dan merawatnya dengan penuh kasih sayang. Mereka sering berbicara tentang masa depan anak mereka, membayangkan seperti apa rupa dan sifatnya nanti.
"Menurutmu, dia akan lebih mirip rubah atau kucing?" tanya San suatu malam sambil mengelus perutnya.
Wooyoung tersenyum dan mengelus perut San dengan lembut. "Aku harap dia punya sifat terbaik dari kita berdua. Mungkin dia akan punya telinga kucing yang lucu dan ekor rubah yang indah."
San tertawa. "Aku tidak sabar untuk melihatnya."
Akhirnya, hari yang dinanti-nanti tiba. San melahirkan seorang bayi laki-laki yang sehat. Ketika Wooyoung melihat anak mereka untuk pertama kali, ia merasa hatinya dipenuhi dengan kebahagiaan yang luar biasa.
"Dia sangat tampan," kata Wooyoung dengan mata berbinar. "Lihat, dia punya telinga kucing dan ekor rubah. Sungguh luar biasa."
San tersenyum lelah namun bahagia. "Dia adalah perpaduan sempurna dari kita berdua."
Mereka menamai anak mereka Seojin. Wooyoung dan San membesarkan Seojin dengan penuh cinta dan perhatian, mengajarinya tentang dunia dari sudut pandang mereka yang unik. Seojin tumbuh menjadi anak yang cerdas dan tangguh, mewarisi kekuatan dan kecerdasan dari kedua orang tuanya.
Suatu malam, ketika Seojin sudah tertidur, San dan Wooyoung duduk di ruang tamu, menikmati ketenangan malam.
"Terima kasih telah selalu ada di sisiku, Wooyoung," kata San sambil menyandarkan kepala di bahu Wooyoung.
Wooyoung merangkul San erat. "Aku yang harus berterima kasih, San. Kamu telah memberikan kebahagiaan yang tak ternilai dalam hidupku."
Mereka menatap langit malam yang dipenuhi bintang, merasa damai dan bahagia. Meski kehidupan mereka penuh tantangan, cinta dan komitmen mereka satu sama lain selalu menjadi kekuatan yang tak tergoyahkan.
Dan dengan Seojin di sisi mereka, mereka tahu bahwa masa depan mereka akan selalu penuh dengan harapan dan kebahagiaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sanzzy Episode • All × San
FanfictionSanzzy: a pun intended from Snazzy bottom!San / San centric Drabble collection; around 500 words/chapter May contains mpreg ©2020, yongoroku456