Pagi hari biasanya penuh dengan keceriaan dan aktivitas.
Namun, pagi itu, Wooyoung menghadapi tantangan yang tidak biasa. Dia telah mencoba membangunkan San, kekasihnya, selama setengah jam terakhir, tetapi San tidak bergerak sedikit pun.
“Sannie! Bangun~” keluh Wooyoung, menarik selimut dari tubuh San.
San hanya bergumam pelan, kemudian menarik selimut kembali dan menutupi wajahnya. Wooyoung menghela napas frustrasi, berpikir keras tentang cara lain untuk membangunkan San. Dia mencoba menggoyangkan bahu San, mencubit pipinya dengan lembut, bahkan berbisik manis di telinga San, tetapi tidak ada yang berhasil.
"San, kita punya jadwal penting hari ini. Kalau kau tidak bangun sekarang, kita akan terlambat," kata Wooyoung dengan nada cemas.
San masih tidak merespons, membuat Wooyoung semakin bingung dan khawatir. Wooyoung kemudian berpikir untuk meminta bantuan teman-temannya. Dia keluar dari kamar dan menuju ke ruang tamu di mana anggota lain sedang bersiap-siap.
"Hei, ada yang bisa bantu aku membangunkan San? Dia benar-benar tidak mau bangun," kata Wooyoung dengan suara putus asa.
Hongjoong, pemimpin mereka, melihat ke arah Wooyoung dengan alis terangkat. "San tidak mau bangun? Itu tidak biasa. Biasanya dia yang paling cepat bangun."
Yeosang, yang sedang menyisir rambutnya, mengangguk setuju. "Mungkin dia terlalu lelah. Kita memang punya jadwal yang padat belakangan ini."
Yunho, yang selalu penuh energi, langsung berdiri. "Aku akan coba. Aku tahu beberapa trik untuk membangunkan orang yang susah bangun."
Wooyoung dan Yunho berjalan kembali ke kamar San. Yunho mendekati tempat tidur dan mulai menggoyangkan tubuh San dengan lembut. "San, ayo bangun. Kita punya jadwal penting hari ini."
San hanya menggerakkan tubuhnya sedikit, kemudian kembali diam. Yunho mencoba lebih keras, bahkan mulai menggelitik perut San, tetapi San hanya tertawa kecil dan tetap tidak bangun.
Wooyoung menggelengkan kepalanya. "Aku sudah mencoba semua cara, Yunho. Dia benar-benar keras kepala hari ini."
Yunho berpikir sejenak, kemudian tersenyum nakal. "Bagaimana kalau kita pakai cara yang lebih ekstrem?"
Wooyoung menatap Yunho dengan penasaran. "Apa maksudmu?"
Yunho mengambil secangkir air dingin dari meja samping tempat tidur. "Ini mungkin sedikit kasar, tapi biasanya berhasil."
Wooyoung tertawa kecil. "Baiklah, aku setuju. Asal dia bangun."
Yunho menyiramkan air dingin itu ke wajah San, dan dalam sekejap, San terbangun dengan kaget. "Apa-apaan ini? Kenapa kalian menyiramkan air ke wajahku?"
Wooyoung dan Yunho tertawa keras melihat reaksi San. "Kau tidak mau bangun, jadi kami harus menggunakan cara ekstrem," kata Yunho dengan senyum lebar.
San mengusap wajahnya yang basah dan menatap mereka dengan mata setengah tertutup. "Aku benar-benar lelah. Semalam aku tidak bisa tidur nyenyak."
Wooyoung mendekati San dan mengusap punggungnya dengan lembut. "Maafkan kami, San. Tapi kita benar-benar harus segera bersiap. Kau bisa tidur lagi nanti setelah jadwal kita selesai."
San mengangguk pelan, merasa sedikit bersalah karena membuat Wooyoung dan Yunho khawatir. "Baiklah, aku akan segera bangun."
Setelah beberapa saat, San akhirnya bangkit dari tempat tidurnya dan mulai bersiap-siap.
Mereka semua kemudian berkumpul di ruang tamu, siap untuk berangkat ke jadwal mereka. Meskipun sedikit terlambat, mereka masih bisa mengejar waktu.
Dalam perjalanan, Wooyoung duduk di samping San di dalam mobil. "Maafkan aku, San. Aku hanya tidak ingin kita terlambat."
San tersenyum dan meraih tangan Wooyoung. "Tidak apa-apa, Woo. Aku tahu kau melakukannya karena kau peduli padaku. Terima kasih telah membangunkanku."
Wooyoung tersenyum lega. "Aku hanya ingin yang terbaik untukmu."
Hari itu berjalan lancar, meskipun dimulai dengan sedikit drama di pagi hari.
Wooyoung dan San, bersama dengan anggota ATEEZ lainnya, menyelesaikan jadwal mereka dengan baik.
Dan ketika mereka akhirnya kembali ke dorm, San bisa mendapatkan tidur yang sangat dibutuhkan.
Malam itu, sebelum tidur, Wooyoung memastikan bahwa San nyaman dan sudah siap tidur nyenyak. "Aku akan pastikan kau tidur nyenyak malam ini, San."
San tersenyum dan menarik Wooyoung ke dalam pelukannya. "Terima kasih, Woo. Kau selalu tahu bagaimana membuatku merasa lebih baik."
Dengan perasaan lega dan bahagia, mereka berdua akhirnya tertidur, mengetahui bahwa mereka saling mendukung dalam setiap situasi, baik di atas panggung maupun di kehidupan sehari-hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sanzzy Episode • All × San
FanfictionSanzzy: a pun intended from Snazzy bottom!San / San centric Drabble collection; around 500 words/chapter May contains mpreg ©2020, yongoroku456