Mōfu de ōu

3K 194 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini adalah siang bersalju yang dingin di New York

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini adalah siang bersalju yang dingin di New York. Dingin hanyalah understatement. Cuaca hari ini benar benar membunuh warga kota metropolitan itu. Salju tebal di mana mana menutupi bangunan dan jalanan seperti selimut. Tampak lembut. Tapi jika kau benar benar menjadikannya selimut tubuhmu, kau akan mati membeku.

Kristal es itu masih turun dari atas langit seperti hujan, jadi Wooyoung menggunakan payung saat berjalan keluar rumah. Ia sudah menyiapkan banyak sekali persediaan makanan sebelum turun salju, tapi ternyata tetap saja kurang dan sudah habis sebelum waktunya. Jadi ia terpaksa keluar untuk membelinya.

Dan sesuai dugaan, semua toko tutup tentu saja. Ia menendang tumpukan salju di dekatnya saking kesalnya. Oke, sebenarnya ia masih memiliki cadangan makanan. Tapi hanya tinggal sedikit sekali. Kalau sudah begini ia mungkin akan pergi ke rumah Yeosang untuk meminta sedikit belas kasihan.

Saat melewati dua gedung yang mengapit sebuah gang kecil, ia melihat seseorang terduduk menggigil di dalam gang itu. Karena penasaran, ia pun memasuki gang tersebut dan menghampiri lelaki itu. Lelaki yang puncak kepalanya tertutupi beberapa salju.

"Hei, kau baik baik saja?" Tanya Wooyoung saat berjongkok dan memayungi lelaki itu.

"Tolong aku..." ujarnya dengan suara menggigil yang bisa Wooyoung rasakan. Lelaki itu memiliki beberapa lebam di wajahnya, juga darah di bibirnya yang sedikit sobek.

"Kenapa kau bisa berada di sini? Di mana rumahmu? Mau kuantar pulang?"

Lelaki itu langsung menggeleng ribut, seperti ketakutan atas sesuatu.

"Aku Wooyoung, siapa namamu?"

"San..."

"Oke San, ikutlah denganku."

San menatap Wooyoung ragu, tapi senyuman cerah Wooyoung mematahkan keraguan itu. Jadi pada akhirnya ia mengangguk setuju.

Wooyoung berusaha membawa San berdiri, tapi sepertinya kaki San mati rasa seperti membeku. Jadi pada akhirnya Wooyoung melakukan piggyback ride untuknya. San merasa tidak enak, tapi ia terpaksa melakukannya. Yah, apa boleh buat?

Wooyoung harus memegangi dan menahan San dengan kedua tangannya, jadi San yang memegangkan payung untuk keduanya. Sementara tangan satunya ia lingkarkan ke leher Wooyoung.

"Pegangan yang kuat ya." Lalu Wooyoung bisa merasakan San mengangguk. Dan ia pun menggendong San untuk dibawa ke rumahnya.

Di dalam rumah, Wooyoung mengobati luka San. Tidak hanya di bibir. Karena San memiliki beberapa bekas luka cambukan yang masih basah di bagian dada, perut, lengan, dan punggungnya. San meringis kesakitan, meski Wooyoung sudah sangat berhati hati.

Wooyoung memakaikan San pakaian miliknya. Karena baju yang dipakai San dingin sekali. Dan kotor. Jadi Wooyoung segera memasukkannya ke dalam mesin cuci, sementara San sudah menjadi lebih hangat dari sebelumnya. Karena selain memakai pakaian baru, ia juga duduk berselimut di atas tempat tidur Wooyoung yang terasa nyaman.

"Ayah dan ibuku sedang berdinas keluar kota. Tapi besok juga pulang."

San tidak menjawab. Hanya terdiam sambil perlahan meneguk coklat panas yang Wooyoung berikan padanya.

"Mau bercerita padaku?"

San masih sempat terdiam sejenak, sampai akhirnya bersedia untuk bercerita.

Ia kabur dari suaminya yang terus menerus menyiksanya tanpa henti. Ia juga tidak bisa kembali ke rumah orang tuanya karena mereka yang justru telah menyerahkannya pada pria kejam itu sebagai jaminan pelunasan utangnya yang bertumpuk. Menceritakan itu membuat San teringat kembali dan menangis.

"Hei, sudahlah. Jangan khawatir. Kau boleh tinggal di sini untuk sementara. Aku akan merawatmu. Nanti kita pikirkan lagi jalan keluar terbaik untuk semua ini."

"Apa tidak apa apa? Aku pasti akan merepotkanmu."

"Aku tidak keberatan. Tenang saja, semua akan baik baik saja, oke?"

San mengangguk dan membalas senyuman Wooyoung yang berusaha meyakinkannya.

"Nah sekarang tidurlah. Nanti akan kubangunkan saat makan malam siap."

Ia membantu membaringkan San dengan hati hati, dan menyelimutinya.

"Wooyoung."

"Ya?"

"Terima kasih..."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sanzzy Episode • All × SanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang