Malam itu, hujan turun dengan deras di luar jendela, suaranya berirama lembut di atap, menciptakan melodi yang menenangkan.
Di ruang tamu yang hangat, dengan cahaya lampu redup yang menghidupkan bayang-bayang, Seonghwa duduk di sofa empuk, menyandarkan punggungnya yang letih. Di sebelahnya, San, dengan mata yang semakin berat, mencoba melawan kantuk yang kian mendesak.
"Hujan selalu membuatku mengantuk," bisik San, suaranya nyaris tertelan dalam derasnya hujan di luar.
Seonghwa tersenyum lembut, memandang San dengan mata yang penuh kasih. "Tidurlah, San. Kau butuh istirahat."
San mengangguk perlahan, dan tanpa ragu, ia merebahkan kepalanya di pangkuan Seonghwa. Kehangatan dari tubuh Seonghwa dan suara detak jantungnya yang tenang membuat San semakin terbuai. Dalam hitungan detik, ia terlelap dalam tidur yang damai, napasnya yang teratur menjadi musik bagi telinga Seonghwa.
Seonghwa membelai lembut rambut San, jari-jarinya menyisir setiap helai dengan penuh kasih sayang. Ia merasakan setiap napas San yang tenang, meresap dalam setiap detik kebersamaan mereka. Seonghwa tahu betapa lelahnya San, betapa keras ia bekerja dan berjuang. Dan malam ini, ia bertekad untuk memberikan kenyamanan yang pantas bagi San, meski harus diam dalam posisi yang sama selama berjam-jam.
Waktu berlalu dengan lambat, namun Seonghwa tak merasakan lelah. Ia duduk di sana, memandang wajah San yang tenang dalam tidur, merasakan kedamaian yang tak tergantikan. Hujan di luar terus mengiringi malam, menyelimuti mereka dalam irama yang menenangkan. Seonghwa tak ingin mengganggu tidur San, tak ingin merusak momen berharga ini.
Dalam keheningan malam, Seonghwa merenungkan betapa berartinya San baginya. Setiap tawa, setiap air mata, setiap momen kebersamaan mereka adalah anugerah yang tak ternilai. Ia merasa bersyukur memiliki San dalam hidupnya, seseorang yang selalu ada untuknya, dalam suka dan duka.
Tak terasa, beberapa jam telah berlalu. Hujan mulai mereda, menyisakan tetesan yang jatuh pelan di daun-daun. San mulai bergerak pelan, terbangun dari tidurnya. Ia membuka mata, menemukan dirinya masih dalam pelukan hangat Seonghwa.
"Seonghwa," panggil San dengan suara serak, matanya yang setengah terpejam memandang penuh kasih.
"Ya, San?" jawab Seonghwa lembut, tangannya masih membelai rambut San.
"Sudah berapa lama aku tidur?"
"Beberapa jam. Tapi tak apa, kau butuh istirahat."
San tersenyum, rasa syukur dan cinta terpancar dari matanya. "Terima kasih. Kau selalu membuatku merasa tenang."
Seonghwa menunduk, memberikan ciuman lembut di dahi San. "Aku akan selalu ada untukmu, San. Selalu."
Mereka berdua duduk dalam keheningan, menikmati momen kebersamaan yang penuh kedamaian. Malam itu, di bawah naungan hujan yang semakin reda, mereka menemukan ketenangan dalam pelukan satu sama lain. Seonghwa tahu, tak ada yang lebih berharga dari momen-momen seperti ini, ketika ia bisa memberikan cinta dan kehangatan bagi San.
Ketika pagi tiba, mereka masih di sana, dalam pelukan yang sama, hati mereka terikat dalam cinta yang tulus.
Karena di balik setiap lelah dan perjuangan, selalu ada cinta yang menunggu untuk memberikan kekuatan dan kebahagiaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sanzzy Episode • All × San
FanfictionSanzzy: a pun intended from Snazzy bottom!San / San centric Drabble collection; around 500 words/chapter May contains mpreg ©2020, yongoroku456