Suasana malam di rumah besar itu terasa hangat dan santai.
Teman-teman berkumpul di ruang tamu, menonton film bersama. Lampu-lampu diredam, hanya sinar dari layar televisi yang menerangi ruangan. Semua terlihat menikmati film, kecuali satu orang—San.
San duduk di pojok sofa, terlihat gelisah. Kakinya tak berhenti bergerak, tangannya terus menggenggam dan melepaskan bantal di pangkuannya. Ia berusaha fokus pada film, namun pikirannya melayang ke mana-mana. Seonghwa, yang duduk di sebelahnya, menyadari kegelisahan San.
Seonghwa mendekat, suaranya lembut namun tegas, "San, ada apa? Kamu terlihat tidak nyaman."
San menghela napas, berusaha tersenyum. "Aku baik-baik saja, hanya sedikit cemas."
Seonghwa menatap San dengan penuh perhatian, mata lembutnya penuh kekhawatiran. "Oh my precious boy, biarkan aku membantu."
San terkejut dengan nada penuh kasih Seonghwa, tapi juga merasa tenang. Seonghwa selalu tahu bagaimana membuatnya merasa lebih baik. "Aku hanya merasa sedikit tegang," aku San.
Seonghwa mengangguk mengerti. "Ayo, kita pergi ke kamar. Aku akan membantumu."
Mereka berdua berdiri, San mengikuti Seonghwa ke kamar yang lebih tenang dan pribadi.
Ketika mereka sampai di kamar, Seonghwa menutup pintu dan mengunci untuk memastikan mereka tidak akan terganggu.
Seonghwa menarik San ke dalam pelukannya, tangan lembutnya mengusap punggung San. "Ceritakan padaku apa yang membuatmu tegang."
San meletakkan kepalanya di bahu Seonghwa, menghirup aroma menenangkan dari tubuhnya. "Aku tidak tahu, hanya... hari ini terasa berat."
Seonghwa mengangguk, terus mengusap punggung San dengan lembut. "Tidak apa-apa, San. Aku di sini untukmu. Biarkan aku menolongmu."
San merasakan kehangatan menjalar di seluruh tubuhnya, ketegangan perlahan menghilang. "Terima kasih, Hwa."
Seonghwa tersenyum, melepaskan pelukannya namun tetap memegang tangan San. "Ayo, duduk di tempat tidur. Aku akan membuatmu merasa lebih baik."
Mereka berdua duduk di tepi tempat tidur, Seonghwa mengeluarkan minyak pijat dari laci samping tempat tidur. "Buka bajumu, aku akan memberikan pijatan untuk menghilangkan keteganganmu."
San menurut, membuka bajunya dan membiarkan tubuhnya terbuka. Seonghwa menuangkan sedikit minyak di tangannya, menghangatkannya sebelum mulai memijat bahu San dengan lembut namun mantap.
San menghela napas lega saat tangan Seonghwa yang terampil mulai bekerja pada otot-ototnya yang tegang. "Rasanya enak sekali, Hwa."
Seonghwa tersenyum, menikmati melihat San mulai rileks. "Aku senang bisa membuatmu merasa lebih baik."
Mereka menghabiskan waktu seperti itu, dengan Seonghwa yang terus memijat San, membuatnya semakin rileks. Sentuhan-sentuhan lembut dan perhatian Seonghwa membuat San merasa dicintai dan diperhatikan.
Setelah beberapa waktu, Seonghwa menghentikan pijatannya dan menatap San dengan penuh kasih. "Bagaimana rasanya sekarang?"
San tersenyum lemah namun puas. "Jauh lebih baik, terima kasih."
Seonghwa mendekat, mencium kening San dengan lembut. "Kamu tahu, San, aku selalu di sini untukmu. Apa pun yang kamu butuhkan, aku akan selalu ada."
San merasakan hatinya menghangat. "Aku beruntung memiliki kamu, Hwa."
Seonghwa tersenyum lembut, menatap dalam-dalam ke mata San. "Dan aku beruntung bisa merawatmu, San."
Malam itu, mereka berdua menghabiskan waktu bersama, berbagi kehangatan dan cinta yang mendalam. Ketegangan yang San rasakan perlahan menghilang, digantikan oleh perasaan damai dan nyaman di pelukan Seonghwa. Hujan turun di luar, menciptakan suasana yang semakin intim dan tenang.
San tahu bahwa dengan Seonghwa di sisinya, ia bisa melewati apa pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sanzzy Episode • All × San
FanficSanzzy: a pun intended from Snazzy bottom!San / San centric Drabble collection; around 500 words/chapter May contains mpreg ©2020, yongoroku456