San telah menyimpan rasa pada Hongjoong, pria paling populer di kampus sejak sekolah menengah, atau setidaknya begitulah yang Yunho pikir.
Yunho adalah sahabat San, dan mereka selalu bersama sejak masih dalam kandungan ibu mereka. Serius, mereka telah saling mengenal sejak lama karena orang tua mereka berteman dan mereka tinggal berdekatan.
Pagi itu, kampus diselimuti kabut tipis, menciptakan suasana yang magis. San duduk di bangku taman, pandangannya terpaku pada sosok yang sedang berbicara di kejauhan. Hongjoong, dengan senyumannya yang mempesona dan tawa yang menggema, adalah pusat perhatian. Yunho duduk di samping San, menyadari tatapan sahabatnya yang penuh kerinduan.
"San, kau masih memandanginya?" tanya Yunho dengan nada bercanda, meski ada kekhawatiran yang tersembunyi di balik kata-katanya.
San tersentak, menyadari bahwa ia telah kehilangan dirinya dalam lamunan. "Oh, Yunho. Aku hanya... tidak bisa berhenti memikirkannya."
Yunho tersenyum tipis, menepuk bahu San dengan lembut. "Kau harus berbicara padanya suatu hari nanti. Siapa tahu, mungkin dia juga tertarik padamu."
San tertawa kecil, meskipun hatinya terasa berat. "Kau tahu itu tidak mungkin. Dia terlalu sempurna, sedangkan aku... aku hanya San."
Mereka duduk dalam diam sejenak, membiarkan angin sepoi-sepoi membawa kenangan masa lalu. Mereka tumbuh bersama, melewati berbagai tantangan dan kegembiraan. Yunho selalu ada untuk San, mendukungnya dalam setiap langkah.
Namun, ketertarikan San pada pria populer itu adalah sesuatu yang Yunho tidak bisa pahami sepenuhnya.
"San, ingat ketika kita masih kecil, dan kau selalu mengajak aku bermain di taman ini?" tanya Yunho, mencoba mengalihkan pikiran San dari kegalauan.
San tersenyum, matanya bersinar dengan kenangan manis. "Tentu saja, Yunho. Kau selalu menang dalam setiap permainan."
Yunho tertawa, suaranya penuh kegembiraan. "Hanya karena kau membiarkan aku menang. Kau selalu terlalu baik, San."
San menatap Yunho, menyadari betapa beruntungnya ia memiliki sahabat seperti Yunho.
Namun, hatinya masih tertuju pada Hongjoong. "Yunho, kau tahu betapa aku menghargai persahabatan kita, bukan? Tapi perasaanku... perasaanku pada dia terlalu kuat untuk diabaikan."
Yunho mengangguk, matanya menunjukkan pengertian yang mendalam. "Aku tahu, San. Dan aku di sini untuk mendukungmu, apa pun yang terjadi."
San merasa hatinya hangat mendengar kata-kata Yunho. "Terima kasih, Yunho. Kau sahabat terbaik yang bisa kuharapkan."
Malam itu, San berbaring di tempat tidurnya, merenungkan percakapannya dengan Yunho. Ia tahu bahwa ia harus menghadapi perasaannya, namun keberanian untuk melakukannya masih terasa jauh dari jangkauannya.
Sementara itu, Yunho berbaring di tempat tidurnya sendiri, memikirkan cara terbaik untuk membantu sahabatnya.
"San, kau bisa melakukannya," bisik Yunho dalam hati, berharap kata-katanya bisa mencapai San.
Hari berikutnya, San dan Yunho berjalan bersama menuju kampus. Mereka tertawa dan bercanda, mencoba melupakan ketegangan yang menggantung di udara.
Namun, saat mereka sampai di taman kampus, mereka melihat Hongjoong duduk sendirian di bangku.
"San, ini kesempatanmu," bisik Yunho, mendorong San dengan lembut.
San merasa jantungnya berdebar kencang, namun ia tahu bahwa ini adalah momen yang telah lama ia nantikan. Ia mengambil napas dalam-dalam dan melangkah maju, mendekati pria itu dengan langkah yang ragu-ragu.
"Hai, boleh aku duduk di sini?" tanya San, suaranya sedikit bergetar.
Pria itu menoleh dan tersenyum. "Tentu saja. San, bukan? Aku sering melihatmu di sekitar sini."
San merasa pipinya memerah, namun ia berusaha tetap tenang. "Iya, aku San. Dan... aku ingin mengatakan sesuatu."
Pria itu menatap San dengan penuh perhatian. "Apa itu, San?"
San menarik napas panjang, mengumpulkan semua keberaniannya. "Aku... aku sudah lama menyukaimu. Sejak sekolah menengah. Aku tahu ini mungkin aneh, tapi aku harus jujur dengan perasaanku."
Hongjoong terdiam sejenak, matanya yang cerah menatap San dengan intensitas yang mendalam. "San, aku... aku juga menyukaimu. Tapi aku selalu ragu untuk mengatakannya karena aku tidak tahu bagaimana perasaanmu."
San merasa dunia berhenti sejenak, hatinya melompat dengan kegembiraan yang tak terduga. "Benarkah? Kau juga menyukaiku?"
Pria itu mengangguk, senyumnya semakin lebar. "Iya, San. Aku selalu tertarik padamu, tapi aku terlalu takut untuk mengungkapkannya."
San merasa matanya berkaca-kaca, namun ia tersenyum dengan lega. "Aku senang mendengarnya. Mungkin kita bisa mulai dari awal, sebagai teman?"
Hongjoong tersenyum hangat. "Tentu saja, San. Mari kita lihat ke mana perasaan ini membawa kita."
San dan Hongjoong berbicara sepanjang hari, mengenal satu sama lain lebih dalam. Yunho mengawasi dari kejauhan, tersenyum bahagia melihat sahabatnya akhirnya menemukan kebahagiaan yang ia cari. San merasa hatinya penuh dengan harapan, mengetahui bahwa ia tidak sendirian dalam perasaannya.
Malam itu, San dan Yunho duduk bersama di taman, berbagi cerita dan tawa. "Terima kasih, Yunho," kata San, suaranya penuh dengan rasa syukur. "Kau selalu ada untukku."
Yunho tersenyum, menepuk bahu San dengan lembut. "Itulah yang sahabat lakukan, San. Aku senang melihatmu bahagia."
San menatap bintang-bintang di langit, merasa dunia ini penuh dengan kemungkinan.
Dengan Yunho di sisinya dan perasaan barunya terhadap Hongjoong, ia tahu bahwa masa depannya penuh dengan harapan dan kebahagiaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sanzzy Episode • All × San
FanfictionSanzzy: a pun intended from Snazzy bottom!San / San centric Drabble collection; around 500 words/chapter May contains mpreg ©2020, yongoroku456