Fukushū

297 25 0
                                    

Requested by atelatelier

Wooyoung, seorang CEO agensi modeling, bersiap untuk hari bahagianya dengan Yeosang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wooyoung, seorang CEO agensi modeling, bersiap untuk hari bahagianya dengan Yeosang. 

Di malam yang dingin, Wooyoung pulang lebih cepat dari kantor dengan harapan surprise untuk Yeosang. Namun ketika pintu apartemen terbuka, dia menemui pemandangan tak terduga.

Yeosang, yang seharusnya berada di rumah sendirian, terlihat berciuman dengan Jongho, seorang pria yang seharusnya tak ada di sana. Wooyoung mematung sejenak, hatinya hancur melihat kejadian itu.

“Dude, for real?” Wooyoung menggertakkan gigi, suaranya penuh kekecewaan. “Ini cara kalian bersyukur ke gue yang udah capek-capek berusaha bangunin agensi dan karir kalian?”

Yeosang dan Jongho terdiam, tertangkap basah dalam situasi memalukan. Mereka mencoba memberikan alasan, tapi Wooyoung hanya menggeleng. “Ga usah ngomong, ga butuh penjelasan palsu. Gue tau semua yang gue butuhin.”

Wooyoung meninggalkan mereka dalam keheningan, membiarkan ruang apartemen dipenuhi ketidakpastian dan penyesalan. Adegan itu menjadi pukulan telak yang memicu niat balas dendam Wooyoung yang mendalam.

Wooyoung menemui San—mantan model penuh skandal—dalam keadaan putus asa, mencari dukungan untuk rencananya.

“Bro, gue butuh bantuan lu buat bikin Yeosang sama Jongho nyesel abis,” ujar Wooyoung dengan mata berkaca-kaca.

San menolak dengan acuh tak acuh, “Gue udah pensiun dari drama kek gini, Young. Ga butuh drama baru.”

Wooyoung memelas, “Tapi ini ga cuma masalah biasa. Mereka ngerusak idup gue, San. Lu dulu kan paham gimana rasanya dicampakin gitu aja.”

San menghela napas, masih ragu. “Gue ga mau jadi bagian kekacauan lagi.”

Wooyoung memandangnya tajam, “Tapi lu bisa jadi bagian dari keadilan. Mereka harus ngerasain akibat dari perbuatan mereka.”

“Ga ikutan.”

Wooyoung meletakkan selembar cek di atas meja, di depan San. “Tulis berapa pun lu mau.”

San menyeringai. Dan dia yang awalnya ogah-ogahan, akhirnya setuju.

“Oke, gue bantu lu. Tapi ini terakhir kalinya, Young. Setelah ini, gue ga mau terlibat lagi.”

Wooyoung tersenyum lega. “Lu ga bakal nyesel, San. Kita yang bakal bikin mereka nyesel setengah mati.”

Mereka merancang rencana spektakuler, memanfaatkan semua sisi dramatisasi.

Acara fashion besar dimulai, dan sorotan tertuju pada panggung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Acara fashion besar dimulai, dan sorotan tertuju pada panggung. San dan Wooyoung, muncul dengan gaya yang mencolok, mengundang pandangan heran bercampur kagum dari semua orang di ruangan.

Wooyoung dengan rasa percaya diri yang tak biasa, sementara San tersenyum misterius di sampingnya. Mulut para tamu terbuka lebar melihat pasangan yang tidak biasa ini.

Wooyoung memilih outfit yang memancarkan keberanian dan ketajaman. Ia mengenakan setelan jas hitam dengan potongan modern yang memperlihatkan siluet atletisnya. Kemeja putih yang terbuka hingga dada menambah sentuhan sensual. Sepatu kulit hitam dengan detail logam melengkapi gayanya yang tegas.

Sementara itu, San tampil ekstravagan dengan gaya avant-garde. Ia memilih jaket kulit merah yang mencolok dengan potongan asimetris yang unik. Di dalamnya, San mengenakan kaos hitam yang pas dengan celana kulit hitam yang ketat. Sepatu boots tinggi dan berkilauan menambahkan sentuhan glamor pada penampilannya. Tidak lupa, aksesori besar dan mencolok, termasuk anting-anting dan gelang-gelang, menunjukkan sisi eksentriknya.

Keduanya memadukan gaya dengan aksesori edgy dan sunglasses mewah. Saat mereka muncul di catwalk, sorotan lampu menyoroti detail-detail fashion keduanya, membuat semua orang di ruangan itu tercengang kagum. San dan Wooyoung bukan hanya menampilkan fashion, tapi juga menyajikan pertunjukan gaya yang tak terlupakan.

Yeosang dan Jongho, yang hadir sebagai model di acara itu, terperangah melihat Wooyoung bersama San. Yeosang menahan napas, merasa tertampar oleh kejutan tak terduga. Jongho mencoba menyembunyikan kebingungannya, tapi ekspresinya terbaca jelas.

San dan Wooyoung memandang langsung ke arah Yeosang dan Jongho. Dengan nada tinggi yang menarik perhatian semua orang, Wooyoung berkata dengan nada mengejek, “Ladies and gentlemen, mari kita beri tepuk tangan untuk Yeosang yang tadi pagi masih tunangan gue, tapi sepertinya dia lebih suka model baru, yaitu Jongho!”

Para tamu masih memproses adegan tak terduga ini, menciptakan buzz tak terelakkan di seluruh acara, dan pandangan semua orang tertuju pada Yeosang dan Jongho yang terperangah. Wooyoung melanjutkan, “Duh, Jongho pesonanya emang begitu menggoda ya.”

San menambahkan, “Gue dulu mikir kalo model itu solid, tapi lihatlah sekarang. Ini bukan cuma fashion show, tapi juga show kehidupan nyata, guys!”

Yeosang dan Jongho terlihat kebingungan, mencoba menyembunyikan ketidaknyamanan mereka. Wooyoung tersenyum sinis, “Ga usah malu-malu, kan kita lagi jadi pusat perhatian. Kita model kehidupan, jadi biar semua tau yang sebenernya!”

Yeosang, yang tak tahan melihat semua orang menatapnya dengan pandangan campuran antara penasaran dan kejam, bengkit dari tempat duduknya. Dengan wajah memerah karena rasa malu dan amarah, ia berjalan keluar dari acara, dikejar Jongho, diiringi bisikan dan gelengan kepala dari para tamu.

San dan Wooyoung tersenyum puas melihat reaksi dramatis Yeosang. “Eh, kalo gitu, selamat menikmati hidup baru kalian yang ga se-spectacular ini!” ujar San sambil tertawa sinis. Wooyoung menambahkan, “Gue doain semoga kebahagiaan kalian setara dengan kehebohan yang kalian buat hari ini!”

Seiring langkah Yeosang meninggalkan acara, suasana di ruangan tetap memanas, dipenuhi dengan bisikan dan candaan tak sopan tentang kejadian itu. San dan Wooyoung tersenyum puas, menikmati keberhasilan rencana balas dendam mereka.

Saat suasana mereda setelah kepergian Yeosang, San dan Wooyoung menemukan diri mereka tenggelam dalam perasaan yang rumit. Mereka berdua duduk di sudut ruangan yang sepi, melupakan sementara drama yang baru saja mereka ciptakan.

Wooyoung tersenyum dan meraih tangan San, “Gue ga pernah mikir bakal begini. Tapi, gosh, keknya gue suka sama lu, San.”

Tidak heran, keduanya sudah menghabiskan waktu berdua selama beberapa lama saat menyiapkan segala macam rencana balas dendam Wooyoung. Sudah pasti ada benih-benih yang tumbuh di antara keduanya.

San tersenyum lebar, “Gue juga, Young.”

Dengan perasaan campur aduk, San dan Wooyoung menghadapi hal besar tentang hubungan baru mereka yang tumbuh di tengah drama dan balas dendam yang mereka ciptakan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sanzzy Episode • All × SanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang