Di atas kapal luar angkasa ATEEZ, situasi mulai memanas.
Suara alarm darurat bergema di sepanjang lorong sempit dan ruang-ruang kerja yang tersembunyi. Para anggota kru saling curiga, mengetahui bahwa ada seorang penyusup di antara mereka, seorang impostor yang siap menghancurkan misi mereka. Ketegangan melingkupi setiap sudut kapal, dan tidak ada yang merasa aman.
Wooyoung, dengan ekspresi serius di wajahnya, memutuskan bahwa dia harus membersihkan namanya. Kecurigaan mengarah ke banyak orang, termasuk dirinya. Dia melihat San yang berdiri di dekat mesin utama, matanya tampak bingung dan khawatir. Wooyoung tahu bahwa dia harus berbicara dengan San secara pribadi, tanpa gangguan dari yang lain.
"San," panggil Wooyoung dengan suara tegas, menarik perhatian San. "Ikut aku sebentar, kita perlu bicara."
San mengangguk, meskipun terlihat ragu. "Baik, Wooyoung. Tapi kita harus hati-hati. Siapa tahu impostor itu masih berkeliaran."
Mereka berdua berjalan menyusuri lorong gelap yang hanya diterangi oleh lampu darurat merah yang berkedip-kedip. Wooyoung membawa San ke ruang listrik yang sepi dan terpencil, sebuah tempat di mana mereka bisa berbicara tanpa gangguan. Pintu geser ruang listrik tertutup di belakang mereka, memberikan sedikit rasa aman di tengah kekacauan yang melanda kapal.
"Wooyoung, kenapa kita di sini?" tanya San dengan suara pelan, matanya penuh rasa ingin tahu.
Wooyoung menatap San dengan mata serius. "San, aku perlu bicarakan sesuatu yang penting denganmu. Aku ingin kau tahu bahwa aku bukan impostor. Aku tahu semua orang saling curiga, tapi aku butuh kau percaya padaku."
San menghela napas dalam-dalam, mencoba memahami situasi. "Aku ingin percaya padamu, Wooyoung. Tapi bagaimana aku bisa yakin? Semua orang bisa jadi impostor."
Wooyoung mendekat, memegang tangan San dengan lembut. "San, lihat aku. Aku tidak akan pernah menyakitimu atau anggota kru lainnya. Aku hanya ingin memastikan kita semua selamat dan menyelesaikan misi kita. Percayalah padaku."
San merasakan kehangatan dari sentuhan Wooyoung, dan hatinya mulai luluh. "Aku percaya padamu, Wooyoung. Aku selalu percaya padamu."
Wooyoung tersenyum, lega mendengar kata-kata San. "Terima kasih, San. Aku sangat menghargai itu."
Kedekatan mereka semakin terasa intens, suasana tegang berubah menjadi sesuatu yang lebih hangat dan intim. Wooyoung menarik San lebih dekat, membiarkan tangannya mengelus pipi San dengan lembut. "San, aku juga ingin kau tahu betapa pentingnya kau bagiku."
San merasakan debaran jantungnya semakin cepat. "Wooyoung... aku juga merasa begitu. Aku selalu merasa aman saat bersamamu."
Wooyoung mendekatkan wajahnya ke wajah San, matanya menatap dalam ke mata San. "San, aku ingin lebih dari sekadar rekan di kapal ini. Aku ingin kita memiliki sesuatu yang lebih, sesuatu yang lebih dalam."
San menelan ludah, merasakan ketegangan di udara berubah menjadi gairah yang membara. "Wooyoung, aku... aku juga ingin itu."
Wooyoung tersenyum, lalu mendekatkan bibirnya ke bibir San, mencium dengan lembut namun penuh perasaan.
San membalas ciuman itu dengan semangat, merasakan kehangatan yang mengalir di antara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sanzzy Episode • All × San
Fiksi PenggemarSanzzy: a pun intended from Snazzy bottom!San / San centric Drabble collection; around 500 words/chapter May contains mpreg ©2020, yongoroku456