"Siapa kau? Kenapa bisa berada di sini?!"
Mingi memekik terkejut mendapati orang asing berada di dalam kamar tidurnya.
Seorang lelaki manis ber-dimple saat tersenyum, juga memiliki dua pasang telinga di kepalanya. Telinga manusia, dan telinga kucing.
"Aku San, toyger yang tadi kau selamatkan."
"Huh? Sungguh? Tunggu, mana kucing yang tadi kubawa kemari? Apa yang kau lakukan padanya?!"
San memutar bola matanya. "Kan sudah kubilang kalau aku adalah kucing yang kau selamatkan tadi. Tentu saja dia menghilang dari sini karena ia telah berubah menjadi aku! Lihat?"
Mingi memperhatikan San tidak hanya memiliki dua pasang telinga tapi juga punya ekor kucing di bagian belakang tubuhnya. Dengan motif sama persis dengan kucing tadi.
"Aw! Apa yang kau lakukan?!" Jerit San saat merasakan ekornya ditarik dengan cukup kencang.
"Ini ekor kucing sungguhan?" Heran Mingi yang menggaruk tengkuknya.
"Kau pikir ini apa? Dekorasi?!" San menghempas napas kesal. "Lain kali berhati hatilah kalau menyentuh anggota tubuhku. Padahal saat menyelamatkanku tadi kau gentle sekali."
Mingi terkekeh karena merasa bersalah. "Maaf. Aku tidak akan mengulanginya lagi."
"Permintaan maaf diterima."
"Jadi kau adalah seorang hybrid?"
"You think?"
"Keren! Wah, aku punya hybrid toyger di rumahku! Tunggu sampai aku memamerkanmu pada teman temanku." Mingi segera meraih ponselnya untuk menghubungi teman temannya.
"Eh? Kau mau apa?"
"Aku? Tentu saja akan memberitahu mereka soal dirimu. Kau adalah sesuatu yang langka."
"Kau pikir aku ini barang? Yang bisa kau pamerkan seenak jidat? Tidak boleh! Pokoknya aku tidak mau." San melipat kedua tangan dan membuang muka. Merajuk ceritanya.
"Eiiiyyy jangan begitu San."
"Halo, ada apa Mingi?" Tanya seseorang di seberang.
"Yunho, guess what? I have--"
San kembali menatap Mingi, kali ini menunjukkan raut sedih yang seakan berkata kau sungguh sungguh akan melakukannya? Jahat!
Yang membuat Mingi merasa tidak tega, dan pada akhirnya mengurungkan niatnya.
"What? You have what? Tell me."
"I have... something to tell you."
"Okay? What is it?"
"Can you lend me some money?"
"What?"
"Ya... itu."
"Again? Hell no! Bayar dulu yang kemarin!"
Dan sambungan pun diputus secara sepihak.
Mingi menepuk jidatnya.
"Are you happy now?" Tanyanya setengah kesal pada San. Ya, hanya setengah. Karena ia tidak bisa benar benar kesal pada makhluk manis di hadapannya ini.
San menunjukkan cengirannya pada Mingi. Matanya tersenyum, dimplenya muncul lagi. Menggemaskan sekali. Cukup manjur untuk mengobati kekesalan Mingi yang batal pamer pada teman temannya.
"Terima kasih Mingi. Untuk semuanya. I owe you my life."
Mingi menghela napas lelah. "Yep, no problem." Ia melihat San berkedip lucu. Kesan menggemaskan dalam diri hybrid itu bertambah semakin banyak. "San?"
"Ya, Mingi?"
"Boleh aku mengusapi dagumu?" Belajar dari pengalaman, kali ini Mingi meminta izin terlebih dahulu sebelum melakukan sesuatu pada anggota tubuh San. Lelaki itu adalah hybrid kucing. Tentu saja ia sensitif dan permintaan izin diperlukan jika kau masih orang asing baginya.
Mata San yang cemerlang berbinar senang. "Tentu saja! Kucing menyukainya!"
Dan Mingi pun melakukannya. San menggeram pelan saat merasakan tangan Mingi bermain di kulitnya.
"Kau sangat lucu. Aku akan meminta eomma untuk mengadopsimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sanzzy Episode • All × San
FanfictionSanzzy: a pun intended from Snazzy bottom!San / San centric Drabble collection; around 500 words/chapter May contains mpreg ©2020, yongoroku456