San masih bisa mengingat dengan jelas malam itu, meski sudah bertahun-tahun berlalu.
Malam saat hidupnya berubah drastis.
Saat itu, San hanya seorang remaja biasa di sekolah menengah, dengan kebahagiaan yang ia temukan bersama pacarnya, Jiwon. Mereka berdua saling mencintai dan merasa dunia ini milik mereka berdua.
Namun, satu malam mengerikan menghancurkan segalanya.
Mereka sedang berjalan pulang setelah makan malam bersama, tertawa dan bercanda seperti biasanya. Tapi tiba-tiba, sekelompok pria yang lebih tua dan lebih kuat menghampiri mereka, menatap dengan penuh kebencian. Kata-kata kasar dan penghinaan mulai meluncur dari mulut mereka, menyebut San dan Jiwon dengan berbagai makian hanya karena mereka berbeda.
Situasi cepat berubah menjadi kekerasan. Mereka dipukul, ditendang, dan dihina tanpa ampun. Malam itu meninggalkan luka fisik dan mental yang mendalam bagi San dan Jiwon.
Setelah kejadian itu, mereka berdua memutuskan untuk berpisah. Bukan karena cinta mereka memudar, tapi karena rasa takut dan trauma yang terus menghantui mereka. San terjebak dalam ketakutan dan rasa sakit yang tak terucapkan. Ia terlalu takut untuk bercerita kepada siapa pun tentang apa yang terjadi, bahkan kepada keluarganya. Trauma itu membuatnya sering mengalami mimpi buruk yang mengerikan.
Bertahun-tahun kemudian, San bergabung dengan ATEEZ dan menemukan kebahagiaan baru dalam musik dan persahabatan dengan anggota lain.
Namun, mimpi buruk itu tidak pernah benar-benar hilang. Setiap malam, bayangan malam mengerikan itu kembali menghantui tidurnya. Ia berharap saat mereka pindah ke apartemen baru, ia bisa tinggal satu kamar dengan teman yang dekat dengannya, mungkin Yunho atau Wooyoung, sehingga ia tidak merasa sendirian.
Namun, nasib berkata lain. Ia harus tinggal di kamar terpisah, dan ketakutannya pada malam hari semakin menjadi.
Suatu malam, setelah terbangun dari mimpi buruknya, San duduk di tempat tidurnya, berkeringat dan gemetar. Ia tahu bahwa ia tidak bisa terus seperti ini. Ia harus memberitahu teman-temannya apa yang sebenarnya terjadi. Mereka harus tahu mengapa ia begitu takut pada malam hari.
Keesokan paginya, saat mereka semua berkumpul di ruang tamu untuk sarapan, San mengambil napas dalam-dalam dan mengumpulkan keberaniannya. "Teman-teman, aku perlu bicara sesuatu yang penting," katanya dengan suara yang sedikit gemetar.
Semua mata tertuju padanya. Mereka bisa melihat ada sesuatu yang berat di hati San. Hongjoong, sebagai pemimpin, memberikan tanda agar yang lain mendengarkan dengan serius. "Apa yang terjadi, San? Kami di sini untukmu," katanya dengan penuh perhatian.
San menelan ludah dan mulai bercerita. "Beberapa tahun yang lalu, saat aku masih di sekolah menengah, aku punya pacar. Namanya Jiwon. Kami sangat bahagia bersama, tapi suatu malam... segalanya berubah. Kami diserang oleh sekelompok pria hanya karena kami gay. Mereka memukuli kami dan mengucapkan kata-kata yang sangat menyakitkan. Setelah kejadian itu, kami berpisah dan aku terlalu takut untuk menceritakan hal ini pada siapa pun."
San menghela napas, mencoba menahan air matanya. "Sejak saat itu, aku sering mengalami mimpi buruk tentang malam itu. Aku berharap bisa tinggal satu kamar dengan salah satu dari kalian agar aku tidak merasa sendirian di malam hari, tapi ternyata tidak begitu. Aku takut setiap malam, dan aku tidak bisa terus seperti ini tanpa kalian tahu apa yang sebenarnya terjadi."
Mendengar cerita San, semua anggota merasa terguncang dan sedih. Mereka tidak menyangka bahwa sahabat mereka menyimpan luka sedalam itu. Wooyoung, yang biasanya ceria, mendekati San dan memeluknya erat. "San, kamu tidak sendirian. Kami semua ada di sini untukmu. Kamu tidak perlu takut lagi."
Yunho mengangguk setuju. "Kami akan melakukan apa pun untuk membuatmu merasa aman. Kamu bisa datang ke kamar kami kapan saja jika kamu merasa takut."
Hongjoong, sebagai leader, merasa bertanggung jawab untuk memastikan bahwa San mendapat dukungan yang ia butuhkan. "Mulai sekarang, kita akan lebih sering berbicara satu sama lain tentang perasaan kita. Tidak ada yang harus menyimpan semuanya sendiri. Kita adalah keluarga."
Malam itu, sebelum tidur, Yunho dan Wooyoung mengatur tempat tidur mereka di ruang tamu agar mereka bisa tidur bersama San. Mereka memastikan bahwa San tidak merasa sendirian. Dengan kehadiran teman-temannya yang penuh dukungan, San mulai merasa sedikit lebih aman.
Waktu berlalu, dan dengan dukungan dari teman-temannya, mimpi buruk San perlahan mulai berkurang. Ia merasa lebih kuat dan berani menghadapi ketakutannya. Meskipun luka dari masa lalu tidak sepenuhnya hilang, San tahu bahwa ia tidak perlu menghadapinya sendirian. Mereka adalah keluarga, dan keluarga selalu saling mendukung.
Kebersamaan mereka menjadi lebih erat, dan San belajar bahwa tidak apa-apa untuk membuka diri dan berbicara tentang rasa sakit dan ketakutannya.
Dengan cinta dan dukungan dari teman-temannya, San menemukan kekuatan untuk menghadapi malam dan mimpi buruknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sanzzy Episode • All × San
FanficSanzzy: a pun intended from Snazzy bottom!San / San centric Drabble collection; around 500 words/chapter May contains mpreg ©2020, yongoroku456