Di sebuah hutan yang selalu terasa seperti siang hari, meskipun matahari tak terlihat di langit yang dipenuhi daun-daun rimbun, hidup seorang pixie bernama San.
Dia dikenal di antara para pixie lain sebagai makhluk yang pemalu namun selalu tersenyum. Sayapnya yang kecil dan transparan selalu berkilauan dengan cahaya lembut yang membuatnya terlihat magis.
Suatu hari, saat San sedang terbang rendah di antara bunga-bunga liar, dia melihat seseorang yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Seorang manusia. Seorang pemuda tampan dengan rambut hitam yang jatuh di sekitar wajahnya, sedang memetik bunga dengan hati-hati. San terpesona oleh pemuda itu dan tidak bisa menahan diri untuk mendekat lebih dekat, meskipun hatinya berdebar-debar karena gugup.
Pemuda itu, Wooyoung, tampaknya tidak menyadari kehadiran San yang mengintip dari balik bunga-bunga liar. Wooyoung mengumpulkan bunga-bunga dengan lembut, menaruhnya dalam keranjang kecil di sampingnya. San semakin mendekat, terpesona oleh senyum lembut yang terukir di wajah Wooyoung saat dia mengagumi setiap bunga yang dia petik.
San mengambil napas dalam-dalam dan memutuskan untuk menyapa pemuda itu. Dengan suara lembut, dia berkata, "Halo."
Wooyoung terkejut, melihat sekeliling mencari sumber suara itu. "Siapa di sana?" tanyanya dengan nada penasaran.
San melangkah keluar dari balik bunga-bunga, sayapnya berkilauan di bawah sinar matahari yang menembus daun-daun. "Aku di sini. Namaku San. Aku adalah seorang pixie yang tinggal di hutan ini."
Wooyoung menatap San dengan mata besar penuh kekaguman. "Wow, kau benar-benar pixie? Aku belum pernah melihat makhluk seindah dirimu sebelumnya."
San tersipu, wajahnya memerah. "Terima kasih. Kau juga sangat tampan."
Wooyoung tersenyum, hatinya terenyuh oleh ketulusan San. "Namaku Wooyoung. Aku sering datang ke sini untuk memetik bunga. Tempat ini selalu membuatku merasa tenang."
San mengangguk, matanya berbinar. "Hutan ini memang indah. Ada banyak bunga yang mekar sepanjang tahun."
Wooyoung duduk di atas rerumputan, mengajak San untuk duduk di sampingnya. "Apakah kau tinggal sendirian di sini, San?"
San duduk di samping Wooyoung, sayapnya berdesir lembut. "Tidak, ada banyak pixie lain di hutan ini. Tapi aku suka menyendiri kadang-kadang, menikmati keindahan alam."
Wooyoung mengangguk, mengerti. "Aku juga suka menyendiri. Kadang-kadang, kesendirian adalah tempat terbaik untuk menemukan kedamaian."
Mereka duduk bersama dalam keheningan yang nyaman, mendengarkan suara alam di sekitar mereka. San merasa lebih tenang dengan kehadiran Wooyoung, dan keberanian mulai tumbuh di dalam dirinya. "Wooyoung, bolehkah aku menunjukkan tempat favoritku di hutan ini?"
Wooyoung tersenyum lebar. "Tentu saja, San. Aku akan sangat senang melihatnya."
San bangkit dan terbang pelan di depan Wooyoung, membimbingnya melalui jalur-jalur rahasia yang hanya diketahui oleh pixie. Mereka tiba di sebuah danau kecil yang dikelilingi oleh bunga-bunga yang mekar dalam warna-warni yang mempesona. Cahaya matahari memantul di permukaan air, menciptakan kilauan yang magis.
"Ini indah sekali," kata Wooyoung dengan kagum, matanya berkilauan seperti danau di depannya.
San tersenyum lebar, merasa bahagia melihat Wooyoung terpesona. "Ini adalah tempat favoritku. Di sini aku merasa tenang dan damai."
Wooyoung duduk di tepi danau, menatap air yang jernih. "Terima kasih telah membawaku ke sini, San. Aku sangat beruntung bisa bertemu denganmu."
San duduk di samping Wooyoung, merasakan kehangatan dari kehadiran pemuda itu. "Aku juga merasa beruntung bisa bertemu denganmu, Wooyoung."
Mereka berbicara hingga senja tiba, saling berbagi cerita dan impian. Wooyoung bercerita tentang kehidupannya di desa, sementara San berbagi cerita tentang kehidupan pixie di hutan. Keduanya merasa semakin dekat, seolah-olah mereka telah lama mengenal satu sama lain.
Saat malam mulai turun, Wooyoung menatap San dengan penuh kehangatan. "San, aku harus pulang sekarang. Tapi bisakah kita bertemu lagi besok?"
San mengangguk dengan senyum lembut. "Tentu, Wooyoung. Aku akan menunggumu di sini."
Wooyoung bangkit, mengulurkan tangannya kepada San. "Terima kasih, San. Kau membuat hariku begitu indah."
San menyambut tangan Wooyoung, merasakan kehangatan yang mengalir melalui sentuhan mereka. "Sampai jumpa besok, Wooyoung."
Wooyoung tersenyum, lalu berjalan meninggalkan hutan dengan langkah ringan. San menatap kepergian Wooyoung, hatinya dipenuhi kebahagiaan. Dia tidak sabar menunggu hari esok, untuk kembali bersama Wooyoung dan menciptakan kenangan indah lainnya di hutan yang magis ini.
Malam itu, San terbang kembali ke rumahnya di hutan dengan senyum yang tidak pernah lepas dari wajahnya. Dia tahu bahwa pertemuan dengan Wooyoung adalah awal dari sesuatu yang indah dan penuh keajaiban.
Dan di bawah sinar bulan yang lembut, San bermimpi tentang hari-hari yang akan datang, penuh dengan kebahagiaan dan cinta yang tumbuh di antara bunga-bunga liar dan keajaiban hutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sanzzy Episode • All × San
FanficSanzzy: a pun intended from Snazzy bottom!San / San centric Drabble collection; around 500 words/chapter May contains mpreg ©2020, yongoroku456