Jarak antara hotel dan kantornya hanya sekitar 7 km. Oleh karena itu, di pagi buta ini Liam memutuskan untuk ke kantor dengan lari pagi. Perasaannya saat ini benar-benar kacau.
Bahkan, mandi air dingin jam 2 pagi tetap tidak meredakan gairahnya. Hingga seluruh tubuhnya rasanya sakit. Mungkin lari akan sedikit meredakan semua hormon yang meledak-ledak di tubuhnya.
Sial, bahkan reaksi tubuhnya saat ini lebih buruk dari yang Liam bayangkan di kepalanya.
Aroma mawar milik Rose ada di mana-mana. Membuat kepalanya sakit dan selangkangannya juga sakit. Aroma itu seolah terkunci di kepalanya, bercampur dengan aroma bedak bayi dan minyak telon yang juga ia kunci rapat-rapat sejak dua puluh tahun lalu.
***
“El, seharusnya kamu mengirimku ke Mesir,” ujar Liam frustrasi begitu El memasuki ruang kerjanya seraya membawa sekantong donat vanila favoritnya.
El yang sudah tahu kalau Liam ada di dalam sejak pertama kali menghidu aroma citrus saat memasuki pintu kantornya pun langsung tersenyum lebar.
“Hi, selamat pagi Liam. Mau donat? Tapi maaf aku tidak membeli donat keju favoritmu.”
“Aku serius, El. Kamu harus mengganti tugasku.”
Kali ini Liam bicara lebih serius. Mata kecoklatan pria itu juga begitu fokus menatap ke arah El. Membuat El akhirnya mengalah dan kini ia juga duduk di kursi kebesarannya sembari melihat ke arah Liam serius.
El memang tidak bisa melihat ekspresi Liam, tapi gadis itu tahu kalau saat ini Liam sedang sangat tertekan. Tentu saja hal ini adalah hal yang pertama kali terjadi, karena bahkan saat Liam ditugaskan untuk menyelamatkan tawanan teroris di Kandahar pun ekspresi pria itu biasa-biasa saja.
Senyum El terbit sedikit, akhirnya ada hari di mana ia bisa melihat seorang Liam yang biasanya dingin uring-uringan.
El tahu keputusannya kali ini memang bagai pedang bermata dua. Namun, masa lalu bakal selalu mengikuti seperti kulit kedua. Tidak ada yang bisa kabur darinya. Makanya, mungkin saat ini adalah waktu yang tepat untuk berhenti lari dan sembunyi.
“Kita berdua tahu apa yang akan terjadi kalau pekerjaanmu dan pekerjaan Jacob ditukar. Semuanya akan kacau.”
“Kamu meragukan kemampuanku? Kamu yang paling tahu kalau aku tidak pernah gagal setiap menjalankan misi!”
“Makanya, aku tidak mau memecahkan rekor sempurnamu itu! Rating perusahaan itu segalanya! Ingat Liam, saat ini kamu cuma karyawanku, dan aku tidak menerima pengunduran diri apapun yang tidak masuk akal. Kecuali kamu punya alasan yang bisa aku mengerti. Jadi, apa kamu punya alasan itu, Liam?” tanya El seraya menaikan salah satu sudut bibirnya. Karena El sangat tahu apa alasan Liam uring-uringan saat ini.
Sesuatu yang dipendam terlalu lama, akhirnya pasti akan berontak dan meledak juga.
“El...,” geram Liam frustrasi.
El menumpukkan wajah cantiknya di satu tangan. “Sesuatu yang cantik memang lebih baik dilihat dari dekat, kan?
“Diam, El!”
“Oh, lihat wajahmu merah!”
“Wajahku merah karena aku marah padamu!”
“Ya, silahkan saja marah padaku. Kamu boleh sering-sering marah padaku kalau aku bisa terus melihat ekspresi langkamu itu. Hahahahahaha!”
El berhenti tertawa, lalu ekspresinya berubah serius.
“Aku dan tim sudah membedah surat-surat yang diterima Rosela. Khususnya surat-surat ancaman yang diterima gadis itu. Dan kamu juga lihat sendiri kalau surat ancaman itu pasti seperti surat gertakan untuk menakut-nakuti saja. Tapi, ada hal menarik yang aku temukan tadi malam. Aku yakin kamu juga melewatkan yang satu ini.”
“Apa yang kamu temukan?” tanya Liam seraya mengerutkan glabelanya.
“Surat cinta dan juga surat ancaman kematian itu dikirim oleh orang yang sama....”
“Karena kedua surat diketik oleh komputer kita memang tidak bisa mencocokan tulisannya. Tapi, kamu tahu apa keuntungan sebagai orang buta, Liam? Indraku yang lain jadi lebih peka. Aku membandingkan satu aroma satu surat dengan surat lainnya. Dan ya, aromanya sama. Aroma kertas baru, aroma mawar, aroma laci kayu jati, aroma darah, dan aroma bunga lili. Semua aroma itu ada di dua kertas yang sama. Dan aku yakin, pengirim surat itu juga pasti sama.”
Tangan El meraba-raba laci meja kerjanya, lalu ia mengambil dua surat dari dalam sana dan menyerahkannya pada Liam.
Liam menerima dua surat itu dan membaca isinya.
Satu surat adalah surat cinta yang isinya begitu romantis dan manis. Seperti puisi-puisi Shakespeare yang sangat indah. Tentang kisah cinta romantis Romeo dan Juliet yang membuat siapapun yang membacanya pasti merasa hatinya hangat.
Satu surat lagi adalah kata-kata mati yang diulang berkali-kali. Membuat siapapun yang membacanya pasti langsung tahu jika ‘white rose’ sangat membenci seorang Rosela Atmaja.
Kalau tidak mendengar penjelasan yang baru saja dikatakan El, pasti tidak akan ada yang menyangka kalau dua surat itu ditulis oleh orang yang sama.
Oleh orang yang tidak membenci ataupun mencintai. Tapi terobsesi.
Cinta bisa sangat mengerikan.
Dan Liam paham betul, cuma ada satu jenis orang yang mengaku mencintaimu setengah mati tapi juga menginginkanmu untuk mati.
Yaitu,
Seorang psikopat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bodyguard (#1)
RomanceRosela Atmaja adalah selebriti yang sedang naik daun akhir-akhir ini. Semua penggemarnya memujanya. Tak peduli setiap minggu ada saja skandal yang membuntuti sang aktris ke mana-mana. Yang membencinya juga sangat banyak. Hingga apapun yang ia lakuk...