40

179 37 1
                                    

Rose memasuki toko lingerie dan bikini bernama The Paradise dengan langkah percaya diri. Senyuman jahil tercipta di bibirnya yang merona dan tebal alami. Sedangkan Liam, masih mengekori sang nona di belakang. Wajahnya masih datar, walau hatinya tak karuan.

Liam sudah berulang kali memasuki toko ini. Bahkan, ia sampai hafal setiap sudutnya. Dan dia bukan bajingan yang akan terangsang hanya karena sang nona akan membeli bikini, tapi wajah menyebalkan Jacob yang tersenyum menggoda itulah yang membuat perasaannya tak tenang.

Jacob dan mulut embernya benar-benar mimpi buruk seorang Liam. Dan karena ada Rosela di sini, tentu saja ia tidak bisa membungkam atau menonjok mulut Jacob secara terang-terangan kalau nanti ia mulai mengoceh tidak benar.

“Selamat siang, Nona! Ada yang bisa aku bantu?” tanya Jacob dengan senyum jahil nan  menggoda yang membuat rahang Liam menegang.

“Kamu baru, ya? Biasanya aku dengan Bertha.”

“Ya, Bertha sedang cuti. Jadi, aku yang akan menggantikannya hari ini,” jawab Jacob masih tersenyum manis. Sehingga kini kedua lesung pipitnya yang dalam terlihat.

Rosela hanya mengangguk mengerti sebagai respons. Baginya, tidak masalah siapa pun yang akan melayaninya. Asal pegawai itu bisa bekerja dengan baik.

Lalu, Rosela mulai menyusuri setiap baris bikini yang ada di toko. Matanya mengawasi dengan jeli satu per satu baju renang seksi itu. Sedangkan Liam, masih berdiri di tempat yang sama. Mengawasi dengan awas interaksi Rosela dan Jacob. Dan Liam bersumpah, aku menonjok Jacob saat itu juga, kalau sahabat bajingannya itu bertindak macam-macam.

“Kamu kenal dengan, Liam,” ujar Rosela pada Jacob. Tapi mata gadis itu masih fokus menyusuri setiap baris bikini koleksi terbaru dari The Paradise.

“Maaf?”

“Kamu sejak tadi bermain kode mata dengan Liam. Jadi, biar aku tebak, kamu mengenalnya, kan?”

Jacob tersenyum miring diam-diam. Jelas, Rosela Atmaja bukan orang yang bisa diremehkan. Gadis itu pintar. Mungkin ia memang terkesan dingin dan tidak peduli akan banyak hal. Namun, sebenarnya ia adalah pengamat yang sangat baik.

Liam benar-benar bermain dalam game berbahaya. Namun ya ... Jacob juga yang paling tahu. Kalau Liam akan selalu bersedia mati untuk gadis ini. Jadi, kalau nanti di akhir permainan Liam akhirnya kehilangan nyawa, Jacob yakin Liam akan tetap mati dengan tenang dan tanpa dendam ataupun penyesalan.

“Anggap saja begitu kalau memang itu pengamatan, Nona.”

Tiba-tiba raut wajah Rosela berubah jadi kesal. “Biar aku tebak, apa Liam pernah membawa kekasihnya ke sini?”

Jacob menahan tawa karena sikap menggemaskan Rosela. Gadis ini jelas-jelas tengah cemburu karena entah bagaimana bisa berpikiran Liam mencintai gadis lain. Padahal, di dalam mimpi buruk ataupun mimpi terindah Liam, hanya ada Rosela Atmaja seorang.

Jacob mengedipkan mata dengan gaya tengilnya seperti biasa. “Maaf, itu rahasia perusahaan. Kamu tahu peraturan di toko kami, kami selalu menjaga rahasia pelanggan.”

Rosela menatap Jacob sinis, dan dari tatapannya seolah mengatakan; ‘Cih, aku tidak suka padamu! Lihat saja nanti hanya akan aku beri bintang dua di kolom review.’

Rosela mengalihkan tatapan dari Jacob yang wajahnya memerah karena menahan tawa.

Kini, ia kembali mengalihkan pandangan kepada Liam yang masih berdiri di tempat yang sama.

“Liam, ikut aku! Dan bawakan ini! Aku mau coba semuanya!” seru Rosela seraya memberikan setumpuk bikini seksi pada Liam yang langsung menelan ludah kasar karena kepalanya tidak lagi bisa berpikir dengan benar.

Dan tentu saja, hal itu membuat Jacob semakin sulit menahan tawanya. Sedangkan Liam benar-benar ingin menonjok Jacob habis-habisan.

Saat Rosela dan Liam memasuki ruang ganti nomor dua. Ia langsung mengedipkan satu mata jahil pada seluruh pegawainya.

“Aku tidak peduli kalau pelanggan yang datang selanjutnya adalah anak menteri atau presiden, pokoknya tidak boleh ada yang masuk ke ruang ganti nomor dua. Kalian paham?”

“Yes, bos!” jawab semua karyawannya berbarengan.

Hahahahahaha, Setelah ini kau benar-benar harus banyak-banyak berterima kasih padaku, Bro!

The Bodyguard (#1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang