48

154 30 1
                                    

Rosela duduk sambil bertopang dagu di kitchen table sambil melihat Liam yang tengah berjibaku dengan berbagai alat dapur. Pria itu tampak telaten mengaduk kuah udon lalu memotong daging, daun bawang, jamur, dan lainnya.

Seperti orang yang sudah biasa memasak, gerakan Liam pun begitu luwes. Membuatnya tampak begitu seksi. Karena di mata seorang Rosela, lelaki yang jago masak memang begitu menarik dan seksi. Makanya beberapa mantannya berprofesi sebagai koki. Walau, tentu saja tidak ada yang seseksi Liam. Membuat Rosela benar-benar tidak bisa mengalihkan pandangan.

Setelah semua masakannya matang, Liam segera menaruhnya di mangkuk. Lalu menghiasnya dengan berbagai toping yang sudah disiapkan. Dan terakhir, ia menaruh onsen tamago favoritku sebagai toping paling atas. Dengan Liam semua mudah, seolah pria itu benar-benar tahu segalanya tentangku. Dia tahu makanan favoritku tanpa bertanya, tahu film favoritku, apa alergiku, dan masalah kesehatanku. Bahkan, mungkin ia tahu berapa ukuran bra dan celana dalamku.

Dari semua bodyguard yang pernah menjagaku. Liam memang yang terbaik. Tapi aku tahu, pria itu memang tidak pernah melakukan pekerjaannya setengah-setengah. Oleh karena itu, profilnya begitu bersih dan punya bintang lima. Mungkin, itulah pertimbangan Papa mempekerjakan Liam sejak awal. Karena kami keluarga Atmaja, memang hanya mau yang terbaik dan berkualitas saja. Tak peduli berapapun uang yang harus dibayarkan, karena bagi keluarga kami, uang memang tidak pernah jadi masalah. Hanya saja kadang memang jadi sumber masalah. Apalagi bagi sepupu-sepupuku yang tolol dan serakah itu.

Kini, aku dan Liam sudah duduk berhadap-hadapan di meja makan. Masing-masing semangkuk udon dengan aroma yang sangat menggugah selera ada di depan kami berdua.

Membuatku yang perutnya sudah keroncongan, langsung menyantapnya tidak peduli panas kuah udon begitu membakar lidah. Hingga aku buru-buru minum setelah suapan pertama. Dan harus aku akui, masakan Liam memang benar-benar enak. Setara dengan koki bintang lima yang biasa masak di mansion Atmaja saat ada acara keluarga.

“Hm, ini enak. Kamu belajar masak di mana?”

“Beberapa tahun lalu aku ada misi di Jepang. Kebetulan rekanku adalah pemilik restoran yang cukup terkenal, jadi diakhir minggu biasanya dia memaksaku untuk belajar memasak.”

“Tenyata ada juga ya yang bisa memerintahmu! Biasanya kamu kan sangat bossy dan menyebalkan sekali!”

“Itu karena Nona Rose kadang sulit diatur,” ujar Liam seraya tersenyum kecil. Dan tentu saja hal itu membuat Rosela langsung cemberut, karena entah kenapa di mata Liam sepertinya ia hanya seorang anak kecil nakal yang sulit dikendalikan.

Ayolah, masa sih Liam tidak pernah melihatnya sebagai seorang wanita sedikit pun? Padahal Rosela jago berciuman!

Rosela tersedak karena pemikirannya sendiri. Sehingga ia cepat-cepat menerima segelas air yang disodorkan Liam. Sungguh, Rosela benar-benar malu sekali! Ah, untung saja manusia tidak bisa membaca pikiran. Karena kalau Liam tahu apa yang dipikirkan Rosela, bodyguard-nya itu pasti akan menggodanya habis-habisan. Memalukan sekali!

Rosela berdeham untuk mengusir rasa panas di wajah. “Ngomong-ngomong, kamu sering pulang ke sini, ya? Makanya kulkasmu penuh dengan stok makanan.”

“Apartemen ini memang yang paling sering aku datangi. Tapi biasanya aku lebih memilih tidur di kantor karena lebih dekat dengan apartemenmu. Soal stok makanan, biasanya Elisa yang mengurusi.”

Dan setelah nama Elisa disebut, mood Rosela benar-benar terjun bebas. Pokoknya setelah ini, Rose harus mencari tahu siapa Elisa yang berhasil membuat Liam jatuh cinta! Padahal bodyguard-nya sama sekali tidak goyah dengan pesona seorang Rosela Atmaja!

The Bodyguard (#1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang