Liam berdiri di dekat mobil sambil bersedekap dan tatapannya terus fokus mengamati Rosela yang tengah pemanasan dengan Erika. Sebenarnya mengamati gadis itu dari jauh bukanlah hal yang pertama kali ia lakukan. Hanya saja kini Rosela juga bisa melihat Liam. Dulu, ia hanya menjadi hantu. Mengamati Rosela dari jauh, tanpa berniat mendekat sekali pun. Melihatnya saja sudah cukup. Liam tahu diri untuk tidak meminta lebih.
Sebenarnya sejak tadi Liam tahu kalau ada seorang paparazzi yang terus mengambil foto Rosela dalam diam. Namun, ini hanya konten untuk majalah gosip biasa, jadi pria itu pun membiarkan saja. Selama si paparazzi tidak berlebihan, maka Liam membiarkan saja. Walau dari tadi Liam terus menatap sang paparazzi dengan serius, seperti singa yang tengah mengamati seekor rusa dan siap menerkamnya jika sang rusa melakukan satu kali saja gerakan yang salah.
Liam tersenyum kecil saat melihat Rosela yang tertawa dengan Erika. Lalu ia hanya bisa mengepalkan tangannya erat-erat saat Rosela kini berpelukan dengan Benjamin Young. Hatinya rasanya terbakar, rasa cemburu benar-benar menggerogoti jiwanya sampai rasanya menyakitkan.
Namun, sejak awal Liam memutuskan untuk tidak pernah lagi muncul di depan gadisnya lagi. Jadi, seharusnya ini semua cukup. Asal Rosela baik-baik saja, semuanya sudah cukup. Biar saja gadisnya lupa, kejadian buruk itu, biar ia saja yang mengingatnya sendiri.
Rosela akan move on, jatuh cinta, dan tidak terikat dengan masa lalu. Sedangkan Liam, akan selalu jadi pengamat dari jauh. Liam akan bahagia kalau Rosela juga bahagia.
***
Rosela memang tidak percaya dengan cinta dan komitmen. Tapi hubungannya dengan Benjamin Young adalah hubungan yang tidak biasa. Mereka tidak hanya terlibat dengan hubungan seksual yang aman, tapi juga pertemanan yang sudah terikat dari kecil. Dengan Benjamin ia merasa nyaman dan aman. Rosela menyayanginya, dan hanya itu yang bisa ia berikan.
“Hi, Ben!” seru Rosela seraya memeluk Benjamin yang baru saja tiba dengan baju olahraga yang mencetak jelas otot-otot tubuhnya yang terbentuk sempurna. Hingga para gadis yang ikut jalan santai langsung menatapnya lapar dengan terang-terangan.
“Hi, bunny! Aku merindukanmu!” balas Benjamin seraya memeluk Rosela dan mencium pipinya lembut. Tak peduli saat ini mereka ada di tengah keramaian, dan hari ini gosip tentang mereka pasti akan tersebar ke seluruh negeri.
Namun, Rosela maupun Benjamin tidak peduli. Bagi Rose, Ben adalah pelariannya. Begitu pula sebaliknya. Bagi sebagian orang hubungan mereka mungkin romantis dan tragis, karena sehari mereka bisa bermesraan seolah dunia milik berdua. Besoknya Rose dan Benjamin bakal terlibat skandal dengan lawan jenis lainnya. Portal-portal gosip selalu bilang hubungan mereka adalah hubungan putus-nyambung yang toksik, tapi bagi mereka berdua hubungan mereka sangatlah nyaman. Seperti rumah sementara yang bisa disinggahi saat lelah luar biasa. Namun, yang namanya sementara, pasti memang tidak akan tahan lama-lama.
Maka, semua rasa nyaman itu pun akhirnya juga cuma sementara. Setelah itu mereka akan lari kembali tanpa henti.
“Oh, please! Bisa kalian berhenti bertingkah seperti pasangan yang sedang kasmaran sekarang? Karena aku benci kalau sosial mediaku nanti akan penuh oleh berita kalian berdua! Padahal Tuhan dan setan pun tahu, kalau kamu tidak akan pernah jadi kakak iparku betulan, Rose! Dan berhenti membeli stok kondom lewat online shopping-ku, Kak! Kamu menjijikan!”
“Cih, tidak usah sok suci! Kamu juga menghabiskan setengahnya!”
“Tidak usah pedulikan berita tentangku di sosial media, Er! Kamu kan yang paling tahu kalau semua berita itu bohong dan wartawan sekarang pintar sekali mengarang cerita! Lebih hebat daripada penulis sinetron!”
Erika yang baru saja selesai mengencangkan tali sepatunya langsung tertawa. “Itulah yang membuat berita tentangmu jadi semakin menghibur! Kadang aku sampai tidak habis pikir dengan imajinasi orang-orang hahahaha!”
“Tapi, ayo taruhan, Rose. Aku yakin setelah ini kamu pasti tidak akan berkencan atau tertarik tidur dengan siapapun. Liam bukan tipe yang bisa kamu abaikan! Mau taruhan?” tanya Erika dengan senyum menggoda.
“Diam, Er!”
Lalu Rosela melihat Liam yang hanya mengamati dari jauh. Namun, ia tetap fokus dan berjaga. Seolah Liam juga memberikan Nonanya ruang dan privasi.
Dan sungguh, Rosela tidak suka itu.
***
Sudah menjadi tradisi bagi keluarga Young untuk mengadakan jalan santai di kompeks Olahraga Young Center setiap bulannya. Acara jalan santai ini juga merupakan charity untuk mengumpulkan dana beasiswa olahraga bagi siswa yang berbakat tapi tidak punya biaya untuk melakukan pelatihan. Beasiswanya pun beragam, mulai dari sepak bola, tenis, bulu tangkis, berkuda, bahkan sampai memanah.
Rose yang sejak kecil sudah terbiasa menghabiskan waktu dengan anak-anak keluarga Young pun tidak pernah melewatkan kegiatan ini. Ia tidak pernah absen, Rose hanya pernah absen satu kali saat umur 15 tahun karena gadis itu harus rawat inap di rumah sakit selama seminggu karena sakit demam berdarah.
Namun, sepertinya hari ini Rose juga akan absen dalam acara jalan santai hari ini. Karena tanpa ada yang sadar sama sekali, sebuah sepeda motor melaju ke arah gadis itu dengan kecepatan gila-gilaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bodyguard (#1)
RomanceRosela Atmaja adalah selebriti yang sedang naik daun akhir-akhir ini. Semua penggemarnya memujanya. Tak peduli setiap minggu ada saja skandal yang membuntuti sang aktris ke mana-mana. Yang membencinya juga sangat banyak. Hingga apapun yang ia lakuk...