Rose terbangun dengan kepala yang sakit luar biasa. Sehingga ia memutuskan untuk berbaring lebih lama di ranjangnya yang empuk, karena setiap Rose mencoba bangun dunia seolah berputar dengan sangat cepat. Membuat perutnya bergejolak.
Rose memejamkan mata sambil memijat sisi jemalanya yang berdenyut. Lalu, saat kondisinya sudah lebih baik, ia pun segera bangun dari tidurnya.
Awalnya, Rose ingin berjalan ke kamar mandi untuk mengambil aspirin yang selalu tersedia di sana, tapi ia mengurungkan niatnya saat melihat sudah ada sebutir aspirin di meja samping tempat tidur. Lengkap dengan segelas air putih di atas nampan.
Rose memandang dua benda itu cukup lama sebelum akhirnya meneguknya dengan buru-buru karena kepalanya kembali berdenyut hebat. Setelah itu Rose membuka bathrobe yang membungkus tubuh mulusnya, setelah itu ia berjalan telanjang ke kamar mandi.
Rose menyalakan shower air dingin. Berharap dinginnya air yang menyiram seluruh tubuhnya membuat tubuhnya jadi lebih segar. Dan benar saja, air dingin itu membuat kedua matanya langsung melek. Dan kejadian kemarin yang sempat terlupa sementara karena alkohol kembali tergambar jelas di kepalanya. Membuat Rosela mengambil napas keras-keras dengan frustarasi.
Dinginnya air yang menyiram tubuhnya membuat Rose menggigil. Sehingga ia pun memutuskan untuk menyudahi acara mandinya.
Setelah mandi, Rose memakai skincare routine seperti biasa. Namun, ada yang aneh dengan penataan produk-produk skincare di kamar mandinya. Dan benar saja, semua obat penenang dan obat tidurnya sudah tidak ada di sana.
Rose berdecak kesal dengan emosi yang berhasil membakar sampai ubun-ubunnya.
Sial, hanya ada satu orang yang berani mengutak-utik barangnya. Siapa lagi kalau bukan Liam—si bodyguard sialan itu!
***
Setelah berpakaian dan sedikit berdandan—tolong digaris bawahi; hanya sedikit oke?—Rose segera keluar dari kamarnya seraya berkacak pinggang karena kesal.
Dan begitu kedua mata cantiknya melihat keberadaan Liam yang sedang minum kopi di dapur, Rose pun segera menumpahkan semua emosi yang ada di dadanya.
“Di mana obat tidur dan obat penenangku? Kembalikan semuanya! Kamu tidak berhak membuang barang-barangku seenaknya! Lagipula, aku mendapatkan obat itu dengan resep dokter!”
Liam hanya menatap Rose sekilas, sebelum kembali fokus pada kopi yang ia minum. “Kalau begitu, temui saja Dokter James lagi. Maka, aku yakin dia pasti akan memberimu obat lagi kalau memang kamu membutuhkan. Mau aku jadwalkan hari ini?”
Dasar sok pengatur!
Tindakan Liam yang mengaturnya begini benar-benar membuat Rose tak suka. Dan hal itu membuat bara emosi semakin terbakar di dadanya. Lalu, ia menghampiri Liam dan menendang tulang keringnya keras-keras. Membuat Liam sontak memejamkan mata untuk menahan sakit yang ia rasakan. Pria itu masih berdiri kokoh, bahkan wajah datarnya sudah kembali lagi.
Rose menunjuk dada Liam berkali-kali dengan emosi. “Dengan brengsek! Kamu itu cuma anjing penjaga yang dibayar oleh ayahku! Jadi, jangan coba-coba melewati batas!”
Liam meraih telunjuk sang nona dan digenggamnya erat-erat. Lalu, jari telunjuknya yang lain meraih dagu Rose hingga kini mata mereka saling bertautan.
“Jaga sikapmu, Rosela! Ingat anjing memang binatang yang setia, tapi jangan lupa, banyak juga anjing yang tidak segan-segan menggigit tuannya sendiri.”
Rose tertawa saat mendengar perkataan Liam. Ia melepaskan jari telunjuknya dari genggaman Liam. Lalu ia menyusuri pipi Liam yang agak kasar karena ditumbuhi oleh bulu-bulu halus dengan telunjuknya.
“Aku beri saran wahai bodyguard. Lebih baik kamu jadi anjing yang setia. Karena kamu pasti tidak mau lagi jadi anjing terlantar, kan? Masa lalu yang seperti itu tidak seharusnya diulang.”
Dan Rose langsung tersenyum puas, saat untuk pertama kalinya akhirnya ia bisa menghancurkan ketenangan dan ekspresi dingin bodyguard-nya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bodyguard (#1)
RomansRosela Atmaja adalah selebriti yang sedang naik daun akhir-akhir ini. Semua penggemarnya memujanya. Tak peduli setiap minggu ada saja skandal yang membuntuti sang aktris ke mana-mana. Yang membencinya juga sangat banyak. Hingga apapun yang ia lakuk...