13

255 41 0
                                    

Liam melonggarkan dasi yang mencekik lehernya. Mengawasi halaman hotel yang sangat ramai dengan seksama. Lalu, saat limousine sang nona akhirnya tiba, dengan cekatan ia segera membuka pintu penumpang sambil mengulurkan tangannya.

Tatapan mereka hanya bertemu selama lima denyut nadi, tapi hal itu membuat perut keduanya rasanya melilit dan seperti ada kembang api yang meledak di dada dan kepala.

Rose menerima uluran tangan Liam. Dan saat jari mereka bersentuhan seperti ada sengatan listrik yang menyambar tubuh keduanya. Mengalir di kulit, di pembuluh darah, dan juga sampai ke tulang. Menciptakan perasaan menyenangkan yang bergelung di dada dan bawah perut mereka.

Liam mengelus punggung tangan Rose lembut dengan jari jempolnya. Gerakan yang tidak Liam sengaja, gerakan natural yang membakar gairah keduanya. Hingga, Rose akhirnya memutuskan kontak fisik keduanya lebih dulu. Agar ia tetap waras. Kali ini, Rose mengikuti tanda bahaya yang diteriakkan kepalanya keras-keras.

Malam ini Rose terlihat sangat cantik. Gadis itu menggunakan one shoulder dress berwarna hitam dengan belahan paha sebelah. Sehingga setiap ia berjalan butterfly thigh chain yang ia pasang di paha kirinya terlihat sehingga memberikan kesan seksi yang menggoda.

Bibirnya ia poles dengan lipstik berwarna merah darah. Rambut panjangnya dibiarkan tergerai dengan ujung bergelombang yang sangat cantik. Red louboutin heels menghiasi kaki jenjangnya.

Rosela Atmaja tampak begitu sempurna. Hingga tidak heran banyak yang menengok dua kali saat gadis itu memasuki ballroom hotel.

Rose berjalan dengan dagu terangkat angkuh dan langkah percaya diri. Para pria menatapnya dengan tatapan kagum dan lapar, sedangkan para gadis menatapnya cemburu dan iri. Namun, Rose tidak memedulikan setiap mata yang kini fokus padanya. Rose terus berjalan dengan anggun untuk menghampiri Thomas Atmaja dan Veronica Atmaja—ibu tirinya yang terlihat sangat bahagia di ulang tahun pernikahan mereka yang ke lima belas. Seolah mereka saling mencintai sampai mati, padahal sudah lebih dari sepuluh tahun mereka pisah ranjang. Kadang Rose heran dengan kemampuan manusia untuk berpura-pura. Namun, di hidup yang penuh kepura-puraan ini, menipu satu sama lain memang mudah. Begitu mudah, hingga kamu tidak akan tahu apa lagi yang nyata.

Mungkin satu-satunya yang nyata adalah rasa hampa yang ada di dada Rose, itu pun gadis itu coba sangkal mati-matian.

***

Setelah Rose bergabung dengan keluarga Atmaja lainnya, Liam pun segera menyingkir dari ballroom dan berdiri di pojokan bersama para bodyguard yang juga bertugas hari ini.

Aroma Rose dan bibir merah menggoda gadis itu masih tergambar jelas di kepalanya. Sentuhan tangan Rose juga masih meninggalkan gelenyar yang membuat Liam harus berulang kali mengambil napas panjang-panjang untuk meredam gairahnya yang naik ke ubun-ubun. Saat waitress menawarkan minuman beralkohol biasanya Liam akan menghindar, karena minum saat bertugas benar-benar melanggar aturan yang telah ditentukan El. Namun, kali ini Liam butuh minum, atau semalaman ia hanya akan memikirkan dan menginginkan Rosela. Liam meminum champagne satu kali teguk. Pria itu sama sekali tak menghiraukan panas ditenggorokannya karena minum dengan buru-buru.

Matanya yang awas terus mengawasi setiap gerak-gerik Rose. Nonanya sangat cantik saat ini. Gaun hitam itu benar-benar membalut tubuh Rosela dengan sempurna. Membuat Liam dapat membayangkan bagaimana tubuh telanjang Rose jika tanpa baju sama sekali.

Begitu panas dan menggairahkan.

The Bodyguard (#1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang