“Cam, kamu tahu Liam, kan? Bodyguard-ku yang wajahnya menyebalkan itu? Menurutmu dia gay tidak?” tanya Rosela yang sontak membuat Camille tersedak kopi yang baru saja ia minum. Camille batuk-batuk hebat, dan hidungnya terasa perih karena kopi dan bubuknya masuk ke indra penciumannya itu.
Rose bangkit dari duduknya, mengambil sebotol air mineral dari dalam kulkas lalu memberikannya kepada Camille. “Astaga, Cam, pelan-pelan saja minumnya!” ujar sang nona seraya menepuk-nepuk punggung Camille pelan.
Yang jadi masalah itu, bukan Camille yang minum terlalu buru-buru, tapi pertanyaan sang nona yang benar-benar sangat absurd itu. Karena, Camille jelas yang paling tahu, kalau Liam—bosnya itu, bukan gay sama sekali.
Liam memang begitu protektif dan hati-hati dengan kehidupan seksualnya. Dia tidak suka berhubungan dengan satu wanita lama-lama, tapi bukan berarti Liam tidur dengan banyak wanita pula. Dan hasrat seksual bosnya tentu bukan urusan Camille, jadi Camille benar-benar tidak peduli. Yang gadis itu tahu, Liam membayarnya mahal untuk selalu ada di dekat Rosela. Dan gadis itu akan terus bekerja dengan baik agar terus bisa menghasilkan uang.
Tapi, satu hal pasti yang sangat Camille tahu adalah ... Liam jelas bukan seorang gay. Apalagi jika ada di dekat Rosela. Karena nonanya itu, benar-benar menguji kendali diri Liam habis-habisan. Gara-gara berdekatan dengan Rosela, Liam jadi sering mandi air dingin tengah malam.
Jadi, pertanyaan yang baru saja ditanyakan oleh sang nona adalah pertanyaan paling konyol yang pernah Camille dengar.
Liam gay? HAHAHAHAHA yang benar saja! Namun, kemudian sebuah ide jahil muncul di kepalanya. Pasti seru sekali kalau sesekali mengerjai seorang Rosela Atmaja, walau terjebak di antara sang bos dan sang nona nantinya pasti akan sangat merepotkan.
“Kenapa nona bisa berpikiran begitu?” tanya Camille setelah batuk-batuknya reda. Untunglah, air dingin yang baru saja ia minum membuat dirinya lebih baik.
Rosela jadi cemberut lagi. “Aku mengajak Liam untuk pindah ke sini. Dan kamu tahu apa jawabannya? Dia bilang ‘Tidak’! Astaga, dia benar-benar tidak normal, kan? Aku yakin semua pria pasti ingin tinggal serumah denganku, tapi dia—” Ekhm, Rosela berdeham sebentar, lalu kembali melanjutkan ucapannya. “Maksudku, kalau yang lain pasti akan dengan senang hati menerima tawaranku karena akan memudahkan pekerjaan mereka. Tapi Liam malah menolaknya! Wah, dia pasti tidak normal! Iya, kan?” tanya Rosela sambil berkacak pinggang. Masih tidak habis pikir dengan penolakan Liam.
“Mungkin karena bos—bodyguard-mu itu sudah punya kekasih.”
“Apa? Liam punya kekasih?”
“Ya, waktu itu aku pernah melihatnya berjalan-jalan sambil bergandengan tangan dengan seorang wanita di mall.”
“Orang seperti Liam berjalan-jalan sambil bergandengan tangan di mall? Kamu yakin tidak salah lihat?”
“Aku yakin tidak salah lihat, Nona. Karena wajah seperti Liam sulit untuk dilupakan.”
Ya, dan Rose tahu kalau yang dikatakan Camille semuanya benar. Kalau Rose sendiri yang melihat Liam berjalan-jalan sambil bergandengan tangan di mall, ia juga pasti tidak akan mudah lupa.
Liam punya kekasih. Tandanya pria itu bukan gay. Dan semua tanya yang ada di kepalanya akhirnya terjawab sudah. Tapi, kenapa sekarang ia malah merasa tambah kesal. Dadanya terasa panas, dan ia tidak suka perasaan yang menguasai dirinya saat ini.
Rosela kehilangan nafsu makannya, sehingga ia kembali meletakkan roti bakar yang masih tersisa setengah ke piring.
“Aku sudah selesai. Terima kasih sarapannya, Cam.”
Lalu, Rosela meninggalkan Camille dengan wajah ditekuk. Membuat Camille diam-diam tertawa setan di dalam hati.
Hahaha ternyata seru juga mempermainkan kedua bosnya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bodyguard (#1)
RomanceRosela Atmaja adalah selebriti yang sedang naik daun akhir-akhir ini. Semua penggemarnya memujanya. Tak peduli setiap minggu ada saja skandal yang membuntuti sang aktris ke mana-mana. Yang membencinya juga sangat banyak. Hingga apapun yang ia lakuk...