Mata Rose dan Liam masih saling terkunci satu sama lain. Liam masih berdiri di pojok ruang sedangkan Rose tengah berdansa dengan Benjamin di tengah ballroom. Kaki dan tubuh Rose bergoyang ke sana ke mari, diikuti Benjamin yang juga berdansa dengan lincahnya. Tapi mata Rose hanya menatap Liam. Seolah ratusan orang yang ada di ballroom hilang entah ke mana. Dan hanya ada Liam dan Rose yang ada di sana.
Rosela mengencangkan kedua tangannya di leher Benjamin. Seolah sang nona muda takut jika ia melepaskan pegangannya sekali saja, maka ia akan berlari ke arah Liam. Mengajaknya berdansa, menyentuhnya, lalu menciumnya habis-habisan.
***
Liam masih berdiri di tempat yang sama. Dan mata pria itu masih fokus menatap Rosela, membiarkan mata gadis itu mencuri semua perhatiannya. Liam mengikuti semua gerakan Rosela. Gerakan tangan, gerakan kaki, dan gerakan tubuh gadis itu tidak luput dari perhatiannya.
Liam mengepalkan tangan kirinya erat-erat. Tubuhnya terasa panas dan napasnya berembus dengan berat dan juga kasar.
Kepalanya berdenyut nyeri karena perasaan cemburu yang membakar tubuhnya menembus ke kulit sampai ke tulangnya. Liam benci saat Benjamin merengkuh tubuh Rosela dengan posesif, dan menyentuh tubuh nonanya sesukanya. Liam benar-benar iri setengah mati, sampai dada kirinya terasa nyeri dan berdenyut menyakitkan.
El, ini benar-benar penyiksaan.
Liam memang tidak bisa merengkuh Rosela, tapi Liam berhasil mengunci tatapan nonanya. Tatapan mereka berdansa, menari-nari di udara, tanpa ada yang tahu.
Hanya mereka yang tahu. Dengan satu bayangan yang sama di kepala; kalau saat ini mereka tengah berdansa berdua. Semua orang yang ada di ruangan entah lenyap ke mana.
Liam memeluk pinggang Rosela dengan posesif, dan Rose mengalungkan kedua lengannya di leher Liam. Jarak wajah mereka sangat dekat, hingga dengan satu gerakan kecil bibir mereka akan langsung bersentuhan.
Mereka menari berdua. Merayakan gairah yang menyala-nyala di udara. Saling menyentuh satu sama lain, dan berhenti mendambakan dalam diam. Mereka menari, menyentuh, dan mencumbu satu sama lain. Di ballroom hotel yang hanya ada mereka berdua. Diiringi lagu Frank Sinatra yang menambah romantis suasana.
***
“Hi, are you okay?” tanya Benjamin seraya meraih dagu Rosela hingga kini mata gadis itu kembali fokus ke matanya yang teduh.
Rose bernapas keras-keras dengan pipi yang terasa terbakar. Tenggorokannya terasa kering dan perutnya melilit. Tadi, Rose seperti dibawa ke alam lain di mana hanya ada Liam di dalamnya. Dan Benjamin baru saja menghancurkan gelembung fantasi yang sejak tadi memenuhi kepala Rosela.
Rose membasahi bibirnya yang kering, lalu tersenyum pada Benjamin. “Ya, I'm fine.”
Benjamin balas tersenyum lalu mengelus pipi Rose yang berwarna merah merona. Seperti bunga mawar yang baru saja mekar dan begitu ranum.
“Kamu cantik hari ini.”
“Ya, aku tahu.”
“Dasar menyebalkan,” kekeh pria itu.
Lalu Benjamin meraih dagu Rosela dan menumburukkan bibirnya dengan bibir lembut Rosela.
Saat bibirnya bersentuhan dengan Benjamin sekali lagi mata Rose bertemu dengan mata Liam. Membuat tubuhnya semakin terbakar dengan brutal.
Rose akhirnya memutuskan untuk menutup matanya. Merangkul leher Benjamin lebih dekat, hingga kini ciuman keduanya semakin intens dan dalam.
Dan sungguh, hanya Rosela dan Tuhan yang tahu, kalau saat ini kepala gadis itu hanya memikirkan tentang Liam.
Sedangkan Liam masih berdiri di tempat yang sama. Masih mengepalkan tangan kirinya hingga jari-jarinya memutih. Dan tatapan pria itu masih fokus menatap pada Rosela. Rasa cemburu semakin berkobar dalam darahnya, tapi dia tahu diri kalau di antara mereka berdua memang akan selalu ada garis yang tidak pernah dapat ia lewati. Selama 20 tahun ia selalu berdiri di luar garis, tak peduli jiwa memberontak ingin menembus semua batasan yang ada.
Rasanya benar-benar sakit sekali.
***
Guys, tolong maklumi kalau chapter-nya pendek-pendek, ya. Soalnya memang ini se-chapter cuma sekitar 500 kata. Tapi Sa usahakan updater setiap hari, ya!
Sa,
Xoxo.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bodyguard (#1)
RomanceRosela Atmaja adalah selebriti yang sedang naik daun akhir-akhir ini. Semua penggemarnya memujanya. Tak peduli setiap minggu ada saja skandal yang membuntuti sang aktris ke mana-mana. Yang membencinya juga sangat banyak. Hingga apapun yang ia lakuk...