63

166 32 0
                                    

Thomas Atmaja menjauhkan cerutu yang ada di bibirnya. Ada banyak emosi yang berseliweran di mata tua itu. Tapi Thomas begitu lihai mengontrol emosinya, sehingga ia tetap bisa tenang. Walau saat ini, ia sangat bernafsu untuk membunuh seorang Liam karena berani-beraninya jatuh cinta kepada putrinya tersayang.

Gadis kecilnya. Malaikatnya yang selalu ia jaga.

Jelas, Liam tidak cocok untuk Rosela. Dan tentu saja yang menjadi permasalahannya bukanlah uang ataupun status. Karena keluarga Atmaja sudah punya keduanya dan mereka tidak perlu membuktikan kekuatan serta kekuasaannya lagi.

Liam adalah orang yang bisa membunuh tanpa berpikir dua kali. Anjing gila yang akan memburu siapapun yang mengusiknya sampai ke penjuru dunia. Tangan Liam penuh dengan darah, ia tidak takut menyiksa tanpa ampun dan melakukan apa saja agar lawannya kalah. Dan orang seperti itu, tidak pantas untuk putrinya.

Karena setiap Thomas menatap mata Liam, ia seperti melihat dirinya sendiri. Dan lihat ... Apa yang terjadi pada wanita yang dicintainya. Kepalanya hancur dan difitnah dengan keji. Dan sungguh, Thomas tidak akan membuat kesalahan yang sama dua kali.

Oleh karena itu, setelah semua ini berakhir, ia yang akan memastikan sendiri jika Liam tidak akan bisa lagi berdekatan dengan Rosela seinci pun. Tapi saat ini ia harus bersabar dulu, karena Thomas masih butuh bantuan Liam untuk melindungi Rosela dari white rose bajingan itu.

“Bagaimana hasil penyelidikanmu soal white rose, Liam? Apa semua kecurigaanmu terbukti?”

“Belum ada bukti yang pasti tuan. Tapi, aku punya saksi mata yang bisa dipercaya. Dan aku pastikan akan selalu melaporkan hasil penyelidikan pada tuan.”

Thomas Atmaja mengangguk mengerti. “Liam, ingat, jika semua kecurigaanmu benar, jangan libatkan polisi. Aku punya cara tersendiri untuk menghabisi tikus yang berani-beraninya mengkhianatiku. Kau harus menyerahkan orang itu padaku. Ah, ya, jangan lupa libatkan Kenzo kali ini. Aku yakin itu akan sangat membantu.”

“Baik, Tuan.”

“Aku tidak suka dikhianati, jadi siapa pun yang berani-beraninya menusukku dari belakang benar-benar akan mendapatkan ganjaran yang setimpal. Dan itu berlaku untuk semua orang.”

Liam mengangguk mengerti, lalu segera undur diri setelah sang tuan mengizinkan. Dan Liam juga begitu paham, kalau tadi Thomas sedang memperingati dirinya. Jika ia juga akan mendapatkan hukuman karena sudah melanggar perjanjian.

***

Liam memasuki kafe langganannya dan langsung duduk di depan Jacob yang sudah sampai lebih dulu.

Wajah Jacob yang biasanya menampilkan kesan jahil, kini tampak begitu serius. Yang menunjukkan jika yang akan dikatakan pria itu memang hal yang benar-benar serius serta darurat.

Dan Liam tidak suka saat Jacob berekspresi seperti itu, karena apa pun yang akan dikatakan pria itu pasti tidak akan jauh-jauh dengan sesuatu yang berhubungan dengan hal ‘berdarah’.

“Ada seseorang yang tahu banyak soal white rose dan mungkin bisa memberikan kita sedikit pencerahan soal bajingan itu, tapi kau tidak akan suka bicara dengan informan ini. Apalagi dengan syarat gilanya.”

“Siapa?” tanya Liam to the point.

“Nathaniel Wijaya. Oke, sebelum kamu mengamuk sebaiknya dengarkan penjelasanku dulu!” seru Jacob saat wajah Liam mulai memerah dan penuh dengan amarah.

Sungguh, Liam tidak suka berhubungan dengan seorang Nathaniel Wijaya. Bukan hanya karena masa lalu buruk yang terjadi di antara keduanya, dan juga dendam yang menyala-nyala di sekitar mereka.

Tapi, karena Nathan benar-benar orang ‘gila’ yang sebaiknya dihindari sebisanya.

Guys, ingat ya cerita ini memang cuma sekitar 500 kata. Jadi, memang bakal pendek-pendek dan chapternya puanjang. Jadi, kalo mau langsung baca banyak boleh ditabung dulu, ya!

Terima kasih sudah membaca!

Love youuu💓💓💓

The Bodyguard (#1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang