34

178 27 1
                                    

Lagi-lagi aku tertawa sendiri sambil menatap langit-langit kamar. Kejadian satu jam lalu benar-benar lucu.

Liam menolaknya.

Sang bodyguard bilang tidak. Sekali lagi T-I-D-A-K.

Padahal kontrak ini akan menguntungkan keduanya. Padahal pria lain pasti akan menerimanya dengan sukarela. Ayolah, ada di dekat Rosela selama 24/7 adalah impian semua pria normal yang punya mata. Lagi pula, ini juga akan memudahkan pria itu. Karena Liam tidak harus pulang saat malam dan datang di pagi buta sebelum Rosela bangun.

Liam hanya tinggal memindahkan seluruh barangnya ke apartemennya. Liam bisa tidur di kamar samping kamarnya yang selama ini kosong. Tapi, bodyguard-nya itu malah menolaknya.

Hah, pasti Liam benar-benar gila! Bisa-bisa ia menolak tawaran yang sangat menguntungkan ini.

Pria itu pasti punya kelainan. Ah, atau jangan-jangan ia tidak normal? Sial, Liam bukan gay, kan? Tapi, memangnya apa peduli Rosela kalau Liam gay? Karena orientasi seksual Liam atau bodyguard-nya yang lain itu bukan urusannya.

Tapi, masih sih Liam betulan gay?

Tanpa sadar Rosela menggigit bibir bawahnya dengan cemas. Tidak, tidak mungkin Liam gay. Sial, gadis itu harus mencari bukti!

***

Setelah membersihkan diri, Rosela langsung keluar dari kamarnya karena aroma mentega yang dibakar membuat perutnya keroncongan.

Hari ini Liam belum datang, karena jadwal Rose memang dimulai pukul sepuluh nanti. Sang aktris ada wawancara untuk Female Magazine, edisi perempuan berprestasi karena bulan lalu Rose memang baru saja menyabet penghargaan sebagai aktris wanita terbaik tahun 2024.

Rose langsung duduk di meja makan dan dengan cekatan Camille langsung menyiapkan sarapan untuk sang nona. Tidak ada kopi seperti biasa, karena Liam memerintahkan Camille untuk menyiapkan susu murni untuk Rosela. Dan pesan dari bosnya itu benar-benar menempel di kepala Camille, karena tidak seperti biasanya, sang bos yang biasanya irit bicara padanya itu, sampai mengirimkan pesan yang sama dua kali. Yang satu tadi malam, dan yang satu lagi tadi pagi sebelum ia berangkat kerja.

“Pagi, Camille.”

“Pagi, Nona Rose.”

“Ah, ya, bagaimana kelanjutan hubunganmu dengan bartender hot dari Star-X itu?” tanya Rose dengan nada jahil menggoda, yang tentu saja sontak membuat Camille mengerutkan keningnya. Karena biasanya, mereka tidak akan saling bicara kecuali membicarakan hal-hal penting. Mereka tidak pernah basa-basi, apalagi sampai membahas soal laki-laki.

Rose menelan roti yang ada di mulutnya. Lalu kembali berkata, “Oh, ayolah, walau aku begitu mabuk malam itu, tapi aku tahu kamu flirting dengan bartender hot dan imut itu.”

Camille berdeham dan pipinya berubah merah. “Hubungan kami baik-baik saja.”

“Okay, jadi kalian sudah berpacaran?”

“Tidak, tapi Felix akan pindah ke apartemenku diakhir bulan.”

Nahkan! Lihat! Pindah ke apartemen seseorang itu tidak begitu sulit! Bahkan, Felix yang baru dikenal Camille selama seminggu, akan tinggal bersama dengan gadis itu.

Tapi, bisa-bisanya Liam malah menolaknya. Padahal kalau Liam pindah, pekerjaan pria itu akan lebih mudah.

Hah, Rosela kini kesal lagi! Rosela sangat yakin, jika bodyguard sialannya itu pasti tidak normal!

Dengan emosi yang meledak-ledak di dada Rose menghabiskan susu yang ada di gelas dengan sekali minum. Lalu, ia melontarkan pertanyaan yang langsung membuat Camille yang sedang minum kopi tersedak, hingga batuk-batuk hebat.

Oh sungguh, berdiri di tengah-tengah Rosela dan Liam benar-benar bukan posisi yang menguntungkan.

The Bodyguard (#1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang