Setelah pesta berakhir, Rose pulang bersama dengan Benjamin. Sehingga Liam bisa pulang ke apartemennya hari ini.
Dan seperti biasa, apartemennya selalu sepi dengan bau kopi yang ia jadikan sebagai pewangi ruangan. El memperkerjakan seseorang untuk membersihkan apartemen Liam setiap harinya, sehingga walau ditinggal berbulan-bulan pun, apartemen pria itu akan selalu bersih dan wangi. Tidak ada debu sedikit pun, dan kulkasnya selalu penuh dengan makanan.
Liam melucuti seluruh pakaiannya. Lalu masuk ke dalam kamar mandi dan membiarkan air dingin dari shower membasahi ujung kaki sampai kepala. Sampai saat ini kepalanya begitu kusut. Hah, seorang Rosela Atmaja benar-benar membuat tubuh, pikiran, dan jiwa Liam tidak karuan. Liam menginginkan Rosela. Liam begitu mendambakan gadis itu. Dan ia benar-benar takut, kali ini ia tidak akan bisa mengendalikan dirinya sendiri.
Liam mendongak ke atas. Membiarkan air dingin membasahi kulit wajahnya. Tak peduli sekarang sudah hampir pukul satu malam, dan udara di luar saja sudah cukup membuat tubuh menggigil.
Liam butuh mandi air dingin, untuk meredakan gairahnya yang meledak-ledak di seluruh tubuhnya.
Setelah mandi Liam memutuskan untuk segera tidur. Namun, mau berusaha seperti apapun, ia tetap tidak bisa memejamkan matanya. Liam benci skenario yang ia buat sendiri di kepala. Tentang Rosela dan Benjamin yang ada di ruang yang sama.
Akhirnya Liam memutuskan untuk bangkit dari kasurnya. Membuka kaos putih yang ia kenakan. Lalu berjalan ke balkon di mana ada samsak yang sengaja ia gantung di sana.
Dan tanpa sarung tangan, pria itu mulai memukuli samsak tersebut dengan sekuat tenaga. Sehingga bunyi ‘bak-buk’ yang membuat ngilu terdengar di balkon apartemennya.
Liam terus memukuli samsak tak peduli tangannya kini terasa perih dan sakit. Apalagi keringat yang membasahi tangannya semakin membuat lukanya terasa menyengat. Keringat juga mulai membasahi seluruh tubuh Liam. Sehingga rambutnya yang tadi sempat kering sehabis mandi, kini jadi basah kembali.
Liam tahu, hubungan Rose dan Benjamin mungkin tidak pernah serius. Mereka tidak saling jatuh cinta, hanya merasa nyaman satu sama. Namun, mengamati Rosela selama bertahun-tahun dari jauh, juga membuat Liam menyadari kalau Benjamin akan selalu ada di hati Rosela. Mereka mungkin tidak saling jatuh cinta, tapi mereka akan selalu ada satu sama lain. Dan mungkin, suatu hari nanti, mereka akan menikah, punya anak, dan jadi keluarga yang bahagia. Dan sungguh, ide tentang itu membuat Liam tidak suka. Hatinya sakit, kepalanya sakit, bahkan kini tangannya sakit karena terus memukuli samsak tanpa sarung tangan tinju dengan brutalnya.
Bak-buk, bak-buk, bak-buk, bak-buk....
Hingga Liam menghentikan semua gerakannya saat mendengar ponselnya berdering dengan brutal. Dan nama Rosela menari-nari di layar.
Tanpa menunggu lama, Liam pun segera mengangkat telepon nonanya itu.
***
Rose baru saja melepaskan gaunnya, menghapus make up yang menghiasi wajahnya, saat Benjamin keluar dari kamar mandi sambil menggosokkan handuk kecil ke rambutnya yang basah.
Rose meraih bathrobe yang sudah ia siapkan di kasur. Lalu digunakannya kain putih nan lembut itu untuk menutupi tubuhnya yang hanya dibalut pakaian dalam.
Lalu ia mendekat pada Benjamin. Menghirup aroma buah-buahan yang menguar dari tubuh pria itu dan mulai menciumi Benjamin dengan brutal. Jari-jari Rose meraba dada Benjamin dengan gerakan sensual yang membuat pria itu mengerang tertahan. Namun, saat tangan Rose mulai merambat ke bawah, Benjamin lebih dulu menangkap tangan Rosela, lalu menatap gadis itu serius.
“Rose, kita perlu bicara.”
Dan tentu saja, hal itu langsung membuat Rosela menatap Benjamin bingung. Karena seharusnya malam ini mereka hanya akan bercinta sampai keduanya puas. Bukan membahas apapun yang baru saja keluar dari mulut Benjamin.
Sesuatu yang ia benci setengah mati.
Ibunya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bodyguard (#1)
RomanceRosela Atmaja adalah selebriti yang sedang naik daun akhir-akhir ini. Semua penggemarnya memujanya. Tak peduli setiap minggu ada saja skandal yang membuntuti sang aktris ke mana-mana. Yang membencinya juga sangat banyak. Hingga apapun yang ia lakuk...