Malaikat dan penyihir jahat.
Itulah dua image yang akan muncul saat Gisella Kim dan Rosela Atmaja ada dalam satu ruang atau satu project yang sama.
Tentu saja, sudah bisa ditebak kalau Gisella yang punya image polos dan ramah senyum adalah si malaikat, sedangkan Rosela yang punya wajah dingin dan tidak ramah sama sekali adalah penyihir jahatnya.
Nah, lihat kan? Rose dan Gisell benar-benar punya sifat yang bertolak belakang. Gisell sedang memohon maaf dengan mimik penuh penyesalan di depan orang-orang, tapi Rose tidak peduli dan terus melangkah angkuh karena risih atasannya basah karena tumpahan kopi.
Tentu saja hal itu membuat orang-orang menatap iba pada Gisell dan mendelik sinis serta penuh penghakiman pada Rose. Namun, seperti biasa, Rosela Atmaja tidak peduli. Ia tidak akan terpancing lagi oleh drama yang dibuat Giselle, saat ini Rose benar-benar tidak punya waktu untuk meladeni drama murahan mantan sahabat dekatnya itu.
***
Seorang pria duduk di ruangan kerjanya yang remang-remang karena ia sengaja tidak menyalakan lampu yang ada di sana dan membiarkan cahaya matahari menyusup lewat sela-sela kecil jendela yang tertutup.
Walau sebagian ruangan itu gelap, tapi wajah tampan yang memiliki mata keabu-abuan mirip Rosela Atmaja yang fotonya kini tengah ia belai itu, tampak sangat jelas. Wajah pria itu sama sekali tidak ramah, terkesan dingin dan keji. Sehingga semua anak buahnya hanya menunduk saat berhadapan dengannya. Sama sekali tidak berani menatap wajah sang bos, karena kabar yang baru saja mereka berikan pada sang bos jelas-jelas membuat mood pria berambut coklat itu sangat jelek.
Kabar baik tapi juga kabar buruk.
Dan ia sama sekali tidak tahu bagaimana mencerna itu semua sekaligus.
“Jadi, semuanya benar?”
“Ya, aku sudah memastikan semua keaslian dokumen itu bahkan sampai rumah sakit dan Jacob. Dan keduanya mengonfirmasi kalau itu semua memang benar.”
Sang bos hanya menatap anak buahnya sekilas. Lalu, ia membolak-balikan dokumen dan meraba dua foto yang ada di sana.
Senyumnya sedikit mengembang, wajah yang terkesan keji dan dingin itu seolah hilang, tapi hanya dalam beberapa detik. Karena kini, ekspresi pria itu sudah kembali seperti sebelumnya.
“Dan bajingan Liam?”
“Informasi yang kamu dengar soal itu juga benar.”
Lalu, pria tampan itu bangkit dari duduknya. Ia menyugar rambutnya ke belakang dengan gerakan kasar, lalu menggebrak meja dengan sangat keras hingga kedua kepalan tangannya memerah.
***
Rose kini tengah duduk di salah satu ruang ganti hanya menggunakan bathrobe untuk menutupi tubuhnya yang hanya terbalut bra dan celana dalam.
Ia membaca sebuah majalah fashion terbaru untuk membunuh rasa bosan karena menunggu. Rose sangat benci menunggu, karena hanya diam tanpa melakukan sesuatu benar-benar membuat kepalanya suka berpikir tentang banyak hal yang tidak perlu.
Mana tadi ia lupa meminta Kenzo mengembalikan ponselnya, sehingga Rose tidak tahu harus apa untuk membunuh kebosanan yang menyelimuti kulitnya.
Rose mengalihkan matanya dari majalah saat mendengar pintu ruang ganti dibuka dari luar sehingga mencipta suara derit yang sangat khas.
Dan matanya kembali berotasi saat ia melihat Gisell yang baru saja masuk ke ruang ganti sambil membawa segelas kopi sambil tersenyum cerah.
Sayang, yang ini palsu, dan Rose sangat merindukan senyum manis Gisell yang tanpa pura-pura. Sisa-sisa masa remaja indah yang mereka habiskan bersama. Sebelum, semua hancur karena seorang pria. Alasan yang menurut Rose sangat dangkal dan kekanakan sekali.
![](https://img.wattpad.com/cover/375102985-288-k831303.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bodyguard (#1)
RomanceRosela Atmaja adalah selebriti yang sedang naik daun akhir-akhir ini. Semua penggemarnya memujanya. Tak peduli setiap minggu ada saja skandal yang membuntuti sang aktris ke mana-mana. Yang membencinya juga sangat banyak. Hingga apapun yang ia lakuk...