55

214 28 0
                                    

Rosela menatap mata Liam yang kini memandangnya sayu. Gadis itu masih ada di atas Liam, jarak wajah keduanya begitu dekat, hingga dengan satu gerakan kecil, bibir mereka akan saling bertautan.

Lalu, dengan sekali hentak, Liam mengubah posisinya. Hingga kini, pria itulah yang ada di atas Rosela. Hingga tubuh raksasanya mengukung tubuh Rosela yang lebih kecil. Sehingga Rosela merasa hangat, aman, nyaman, dan juga terlindungi.

Dengan gerakan pelan, Liam membelai bibir ranum sang nona yang tampak merah menggoda. Membuat tubuh Rosela gemetar, karena sentuhan lembut itu membuat sengatan listrik kini menyambar-nyambar dari ujung kaki sampai kepala.

Liam menaruh kedua tangan Rosela di atas kepala, tubuhnya terasa panas dan gairahnya naik sampai ubun-ubun, hingga kepalanya rasanya pening luar biasa.

Hah, persetan dengan semuanya!

Lalu, dengan gerakan yang buru-buru Liam menyatukan bibirnya dengan bibir Rosela. Membuat keduanya mengerang nikmat saat bibir lembut keduanya bersentuhan.

Mereka sudah mendambakan satu sama lain sejak lama. Mereka sudah memimpikan dan membayangkan tentang ciuman ini sampai rasanya begitu menyiksa.

Dan benar saja. Ciuman ini adalah ciuman terbaik yang pernah mereka lakukan. Lebih baik dari mimpi keduanya, ataupun bayangan paling vulgar keduanya.

Padahal hanya sebuah ciuman, tapi berhasil membuat keduanya melayang dan terbang bersama bintang-bintang.

Begitu nikmat, begitu intim, begitu vulgar, dah begitu sensual.

Ciuman mereka tidak lembut dan perlahan, tapi begitu penuh nafsu dan buru-buru. Seolah mereka ingin menumpahkan rasa frustrasi yang selama ini ditahan keduanya, dan merayakan gairah yang menyala-nyala di udara.

Rosela membiarkan bibir Liam menguasai bibirnya, lalu membalas ciuman sang bodyguard dengan sama bergairah dan sama frustrasinya.

Oh, Tuhan ... Gadis itu baru tahu kalau sebuah ciuman bisa membuat tubuhnya seolah akan hancur, melayang terbang, dan membuatnya merasakan indahnya surga dan panasnya neraka secara bersamaan.

Kepalanya kosong dan tidak bisa berpikir. Tapi persetan dengan semuanya. Kali ini, ia hanya akan menikmati semuanya. Menikmati ciuman Liam, merasakan jari-jari Liam yang mengisi rongga-rongga jarinya, dan membiarkan hangatnya tubuh Liam menyelimuti tubuhnya.

***

“Cih, dasar orang-orang kaya menyebalkan! Mereka pikir uang benar-benar bisa membeli semuanya, hah?” teriak gadis itu seraya menggebrak meja marah.

Rosela Atmaja, si artis sialan itu benar-benar menghambat pekerjaannya karena sulit sekali dimintai keterangan. Padahal gadis itu adalah tersangka utama. Dan ia sangat yakin, kalau Rosela pasti berkaitan erat dengan kematian Gisella Kim.

Ia sungguh tak takut apa-apa selama ia benar. Oleh karena itu, walau harus mempertaruhkan posisinya, ia tetap akan membuat Rosela duduk di ruang introgasi. Tak peduli jika ia harus menyeret sang artis ke sini dengan tangannya sendiri. Lalu, besok paginya ia akan hilang karena Thomas Atmaja menyuruh seorang pembunuh bayaran membunuhnya dengan brutal.

Pembunuhan berantai ini harus dihentikan.

Ia harus menangkap siapapun keparat yang sudah membuat tidurnya selama tiga tahun ini tidak nyenyak.

“Pokoknya aku tidak mau tahu, Dam! Besok pagi kita harus membawa Rosela Atmaja ke kantor kepolisian! Aku sangat yakin dengan firasatku! Dia itu kuncinya!”

“Hah, aku sudah berusaha semampuku Kalisa. Dan kita berdua tahu, kalau ketua tidak akan mengubah keputusannya karena ini adalah perintah Thomas Atmaja. Uang benar-benar bisa membeli segalanya!”

“Cih, kalau begitu berusaha lebih keras, Dam! Kali ini, kita harus menangkap si keparat itu!”

Adam menghela napas panjang, lalu menatap Kalisa serius. Karena apapun yang akan diberitakannya, benar-benar tidak baik untuk hati sang partner.

“Berurusan dengan Rosela akan sulit setelah ini, karena bodyguard-nya pasti tidak akan membiarkanmu menyentuhnya seujung kuku pun. He's the best.”

“Apa maksudmu?”

“Liam. Iya, bodyguard Rosela adalah Liam-mu itu, Kal.”

Dan jantung Kalisa langsung berdetak keras saat mendengar nama itu. Ya, ini akan sulit, karena Liam memang yang terbaik. Tapi bertemu dengan Liam lagi, juga pasti akan sulit untuk hatinya sendiri.

The Bodyguard (#1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang