87

4.3K 638 284
                                    

Salsa memandang badut berkarakter dinosaurus yang ada di hadapannya. Senyum di bibir perempuan hamil ini terus terukir kala melihat si badut itu bergerak hanya untuk menghibur diri nya. Satu cup es cream yang ada di tangannya pun sampai meleleh, karena tidak sempat salsa makan hanya karena terus tertawa akibat badut itu yang memancing nya untuk tertawa.

Pagi ini, salsa kembali seorang diri berjalan ke taman komplek. Tidak ditemani nabilla karena perempuan itu sudah pasti sibuk, yang membuatnya jadi tidak bisa menemani salsa untuk jalan pagi seperti biasanya.

Tapi salsa tidak masalah, ia dapat mengerti dan paham dengan kondisi. Mau bagaimanapun salsa juga harus membiaskan diri nya hidup sendirian untuk kehidupan nya selanjutnya.

Salsa menatap langit sekilas, matahari semakin menampakkan sinarnya lebih terik. Hari mulai panas, waktunya ia pulang untuk segera bersih-bersih.

Dengan sangat perlahan salsa mulai bangkit dari duduknya di kursi taman ini. Perut nya yang sudah membesar membuatnya sedikit kesulitan untuk bangkit. Hingga sebuah tangan yang berlapis kain berwarna hijau ada di depan wajahnya. Tangan itu mengulurkan ke salsa seolah sedang ingin membantu salsa untuk berdiri.

Salsa yang mendapatkan hal demikian langsung tersenyum, dengan senang hati ia menyambut tangan itu agar ia mudah untuk bangkit.

"Terimakasih yaa" ucap salsa sambil tersenyum menatap wajah badut itu.

Badut itu membalasnya dengan mengangguk lucu, yang membuat salsa tidak berhenti untuk tersenyum sambil mengelus perutnya sendiri.

"Saya pulang dulu ya, besok saya kesini lagi" ucap salsa.

Badut ia kembali mengangguk seraya melambaikan kedua tangannya ke salsa. Salsa ikut melambaikan tangannya sambil berjalan, memperhatikan mata dari si orang yang ada di balik badut itu.

Di balik baju berat itu, Lian berusaha memalingkan tatapannya dari salsa. Ia sadar, kini salsa tengah menatapnya. Lian tidak mau jikalau salsa akan tau siapa sebenarnya manusia yang ada di balik badut ini.

"Mata itu, matanya mirip banget sama mata nya mas lian" batin salsa.

Walau begitu, tidak ada kecurigaan sama sekali yang salsa rasakan, yang salsa rasakan hanyalah ia seperti tidak asing dengan sebuah mata sayu yang ia lihat dari kedua lubang kecil itu.

Karena salsa yang terus berjalan tanpa fokus melihat jalanan, membuatnya kesandung karena ada sebuah batu. Salsa hampir terjatuh, tapi untungnya, lagi-lagi si badut itu bergerak cepat untuk menolong nya.

Badut itu dengan sigap menahan kedua bahu salsa agar tidak jatuh mengenai tanah. Bahkan posisi badut itu sudah seperti memeluk tubuh salsa dengan pakaian kostum nya yang teramat besar.

"Hati-hati" ucap badut itu terdengar khawatir, tapi dengan suara yang sengaja ia buat-buat agar suara aslinya tidak diketahui salsa.

Salsa yang masih ada di rengkuhan badut itu seketika mendongak, kembali memperhatikan mata itu dari lubang kecil yang kini jaraknya lebih dekat dengannya. Pelukan ini berhasil membuat hatinya merasakan sesuatu yang tidak bisa ia jelaskan, perutnya berasa ngilu karena tendangan bayinya yang tiba-tiba terasa lebih kencang.

Lagi-lagi lian berusaha mengalihkan pandangan matanya, jangan sampai manik matanya bertemu dengan mata cantik istrinya.

Lian segera melepaskan kedua bahu salsa, ia membantu salsa untuk kembali berdiri dengan sempurna.

"Makasih sudah nolong saya" ucap salsa.

Badut itu langsung menjawab, ia malah sedikit berlari untuk menjauh dari salsa. Salsa yang melihat itu tentu mengernyit heran, ia bingung dengan badut ini.

Sorry For Your GrudgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang