27

3.7K 489 27
                                    

Setelah makan malam di rumah Erlan, Zidan terus memikirkan ucapan Arga yang mengatakan jika dia tidak berbohong. Jika Ryan memberikan makanan padanya, untuk membuktikan ucap Arga. Tidak ada cara lain selain memangil anak buahnya yang waktu itu menemani mereka bertiga.

"Permisi Tuan, Anda memangil saya?" ucap Fauzan, bodyguard Danish yang baru saja masuk ke ruang kerja Zidan.

"Duduklah, ada yang ingin saya tanyakan pada mu."

Fauzan duduk di kursi depan meja kerja Zidan, sedikit gugup karena ini adalah pertama kalinya ia di panggil majikannya di pagi hari. Dan melarangnya untuk bertugas pagi ini.

"Kamu ingin waktu kita makan malam bersama dengan Erlan?" tanya Zidan.

"Iya Tuan, saya ingat."

"Saat itu Arga, Ryan dan Danish bermain di halaman restoran. Lalu mereka menunggu di mobil, apa saat itu Ryan memberikan sesuatu pada Arga? Seperti cemilan atau yang lainnya?"

"Seingatnya saya, Tuan muda Ryan memberikan cemilan yang di bawanya dari rumah. Tapi saat itu, hanya ada Tuan muda Arga dan Tuan muda Ryan."

"Apa Ryan juga ikut makan?"

"Tidak Tuan, Tuan muda Ryan tidak ikut makan cemilan yang di berikan pada Tuan muda Arga."

"Apa makanan itu masih ada? Arga menanyakannya, dia bilang makanan itu enak." alasan Zidan agar Fauza tidak merasa curiga, karena ia ingin tahu kebenarannya.

"Masih Tuan di mobil, sebentar saya ambil." ucap Fauzan segera pergi untuk mengambil cemilan yang waktu itu Ryan berikan pada Arga.

Tak butuh waktu lama, Fauzan kembali ke ruang kerja Zidan dengan membawa kotak makanan lalu memberikannya pada Zidan.

Zidan mengambil kotak makanan itu, membuka tutup kotak itu. Melihat makanan apa yang di berikan Ryan pada Arga. "Kamu boleh pergi, terima kasih." ucap Zidan lalu kembali menutup kotak makanan itu.

"Baik Tuan." patuh Fauzan lalu segera pergi dari sana.

Zidan membawa kotak makanan itu ke ruang makan, menggantinya dengan tempat baru. "Di mana Ryan?" tanya Zidan pada maid yang sedang membersihkan meja makan.

"Ada di kamarnya Tuan-"

"Di sini Kek, ada apa?" suara Ryan memotong ucapan maid itu, Ryan berjalan mendekati Nizam. "Apa itu Kek?" tanyanya menujuk kotak bekal yang ada di tangan Zidan.

"Hari ini kamu ada les sampai sore kan? Bawa ini untuk cemilan, nanti pulang sekolah Kakek yang jemput kamu." ucap Zidan tersenyum lembut pada Ryan, tangannya terulur mengusap rambut Ryan.

"Terima kasih Kek." ucap Ryan tersenyum manis lalu memeluk Kakek-nya, Zidan membalas pelukan Ryan, mengusap punggung anak itu dengan lembut.

*************************

Bukan persolan yang sulit untuk Vara mendapatkan informasi tentang Arga, terbukti dengan mudah Vara mendapatkan semua informasi yang di butuhkan dari Danish.

Setelah mendapatkan semua informasi yang di butuhkan, Vara memberikan semua informasi yang ia tahu pada sahabatnya.

Vara tersenyum tipis, tak sabar menunggu permainan baru yang akan segera di mulai. "Akhirnya, balas dendam terbalaskan. Aku ingin melihat, apa yang bisa kamu lakukan Rania." gumam Vara.

"Aku harus membuat Tuan Zidan Winata itu semakin tidak menyukai Arga dan Rania. Dengan begitu, perjalanan balas dendam ku, akan sangat mudah." Vara kembali melanjutkan mobil setelah lampu hijau menyala. Ia harus segera kembali ke kantor, memastikan Erlan tetap sibuk dengan pekerjaannya dengan begitu sahabatnya akan dengan mudah mendekati Arga di sekolahnya.

ERLAN PANDU WINATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang