26

3.9K 505 21
                                    

Vara menadatangani sebuah rumah mewah, dia masuk ke dalam rumah itu. Seorang pria dengan pakaian formalnya, mendekati Vara.

"Tuan ada di dalam kamarnya, Adan diminta untuk menemui Tuan." ucap pira itu pada Vara.

Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Vara segar pergi menuju lantai dua rumah itu. Vara mengheningkan langkahnya di depan pintu kamar, perlahan Vara membuka pintu kamar itu. Pemandangan pertama yang di lihatnya adalah seorang pria yang tengah duduk di sofa panjang.

"Kamu sudah datang, masuklah. Aku sudah lama menunggu mu." sura seorang pria yang sedang duduk di sofa.

Vara melangkahkan kakinya masuk ke dalam, mendekati pria itu lalu meletakkan sebuah foto di atas meja.

Pria itu mengambil foto yang di letakkan Vara di atas meja, tersenyum tipis melihat gambar seorang anak di dalam foto itu. "Anak siapa ini? Manis sekali," ucapnya seraya mengusap wajah anak yang ada di dalam foto itu.

"Aku ingin kamu bermain-main dengannya, terserah kamu ingin melakukan apa pada anak itu. Asal jangan sampai mati." ucap Vara mendudukkan dirinya di atas sofa.

Pria itu kembali meletakkan foto itu di atas meja, menoleh pada Vara yang duduk di sampingnya. "Siapa anak ini? Kamu belum menjawabnya."

"Dia adalah anak dari wanita yang telah merebut tunangan ku, dia juga yang sudah membuat diriku di permalukan di hadapan banyak orang. Aku ingin kamu memberikan pelajaran pada wanita itu, dengan bermain-main bersama anak semata wayangnya." Vara tersenyum lembut pada pria itu, lalu meraih botol minuman di atas meja. Menuangkannya ke dalam gelas pria itu.

"Sangat mudah bermain dengan anak itu, Ayah-nya hanya seorang karyawan di perusahaan milik Ayah mu. Dan Ibu-nya hanyalah seorang pengusaha kecil, yang asal usul kelurganya tidak jelas. Keluarga Ayah-nya tidak perduli dengan anak itu, karena sampai sekarang. Kakek-nya tidak menyukai Ibu-nya."

Pria itu mengangkat gelasnya, meneguk minuman yang di tuangkan oleh Vara. "Apa yang harus aku lakukan dengan anak manis itu?"

"Menculiknya, atau membuatnya celaka. Aku ingin menyaksikan kehancuran wanita itu dengan cara perlahan-lahan."

"Lalu apa yang akan aku dapatkan?" pria itu menatap wajah Vara dengan tatapan datar.

"Mendapatkan kehancuran perusahaan Zidan Winata, setelah aku mendapatkan Erlan kembali. Aku akan membantu mu untuk menghancurkan perusahaan Zidan,"

Pria itu bangkit dari duduknya, mengambil foto Arga lalu menyimpannya di dalam sakunya, melangkahkan kakinya mendekati jendela kamarnya. "Baiklah, kerja sama di terima dengan baik. Aku butuh semua informasi tentang anak itu, agar lebih mudah untuk bermain dengannya."

"Aku akan mengirimnya pada mu, itu hal yang mudah untuk ku." Vara tersenyum tipis. Ia tidak perlu susah-susah untuk mencari semua informasi tentang Arga, karena ada Danish yang akan membantunya untuk mendapatkan informasi tentang Arga.

*****************

Malam ini di rumah Erlan sangat ramai, dengan kehadiran keluarga keluarga besar Erlan yang datang untuk menjenguk Arga dan untuk makan malam bersama di rumahnya.

Para wanita sibuk menyajikan makanan malam, para pria duduk santai di ruang keluarga, sedangkan anak-anak mereka sedang bermain di ruang tamu.

"Arga, itu semua yang di pajang main kamu?" tanya Nizam menujuk lemari kaca berisi miniatur mobil dan motor yang jumlahnya lumayan banyak.

"Iya, kenapa?" balas Arga menoleh pada Nizam.

"Kalau yang di kamar kamu itu, koleksi kamu juga?"

ERLAN PANDU WINATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang