Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-
Kenapa kalau Hwang Hyunjin bisa?
Kenapa kau membiarkan Hwang Hyunjin memelukmu?
Kenapa kalau aku tidak bisa?
Kenapa kau membenciku?
Kenapa kau lebih memilih Hwang Hyunjin?
Pertanyaan-pertanyaan di atas memenuhi kepala Kang Hee. Suara-suara yang terkesan emosi mengitasi otak Kang Hee saat Jeongin menolaknya untuk kesekian kalinya. Entah apa kelebihan Hyunjin. Entah apa yang istimewa dari anak muda tidak sopan itu hingga Jeongin malah memberikan jiwa dan raganya untuk Hwang Hyunjin. Kang Hee heran.
Kang Hee tidak pernah membuat Jeongin tidak nyaman. Kang Hee bahkan memuja Jeongin. Kang Hee mencintai Jeongin dengan sungguh-sungguh. Tapi? Tapi? Jeongin malah memilih Hyunjin yang hanya mempermainkan lelaki Yang itu dengan seenak jidat.
Video behind the scene syuting bir. Kang Hee telah melihat video yang memendam Hyunjin dan Jeongin tersebut. Disana terlihat Jeongin tidak nyaman dengan segala kelakuan Hyunjin. Dan jika dilihat dengan mata jeli, terlihat juga Jeongin sempat beberapa kali memaki Hyunjin dalam dekapan Hyunjin dengan gerakan mulut tanpa suara.
But?
Kenapa?
Kenapa Jeongin menolak Kang Hee yang selalu bersikap gentle pada lelaki ini?
Cengkraman Kang Hee pada pergelangan tangan Jeongin pun lebih mengeras. Elusan jempol pada kulit Jeongin pun berubah menjadi tekanan kuat, membuat urat nadi Jeongin menunjukkan diri dengan jelas.
Jeongin mengernyitkan wajah dalam tundukan kepala. Sungguh. Pergelangan tangannya merah sekarang. Pasti ini akan membekas.
"Apa hubunganmu dengan Hwang Hyunjin."
"....?"
Wajah tegang Jeongin melemas saat nama Hyunjin muncul. Benar seperti dugaan Jeongin selama ini. Biang kerok dari semua ini adalah Choi Kang Hee yang merasa tidak suka dengan benturan bibir Hyunjin di restoran dulu. Jeongin merasa bersyukur hubungannya dengan Hyunjin yang telah jauh sekarang. Jika tidak, pasti Kang Hee akan melampiaskan kemarahannya ini sampai ke pihak Hyunjin yang hanya mendekati Jeongin karena bau shampoo.
Sepertinya Jeongin harus lebih menjauhi Hyunjin. Sampai dirumah, Jeongin harus merancang strategi lebih deep agar suatu saat Hyunjin mendekatinya lagi, Jeongin bisa mendorong Hyunjin. Ya, Jeongin harus memikirkan strateginya aga—
Srek!
Tak!
"Jeongin-ah." "Apa hubunganmu dengan Hwang Hyunjin?"
