Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-
"Ah...!" "Hiks..!" "Ha.."
Hyunjin merasa kepalanya benar-benar berputar cepat setiap kali Jeongin bersuara dibawahnya. Menangis, mendesah, berlirih lalu kembali menangis. Jeongin bereaksi sempurna dengan segala hentakan yang Hyunjin buat. Menggeleng tidak mau karena sensasi asing, tangan yang merombak segala kain sekitar karena rasa takut, mulut yang menyuarakan suara indah. Dengan berbagai cara yang berbeda, tubuh Jeongin bereaksi. Hyunjin rasanya ikut mabuk karena suara dan wajah vulgar Jeongin yang memerah matang.
Plak! Plak! Dengan nafsu yang meletus-letus, Hyunjin memperkuat gerakan pinggangnya. Bukannya merasa puas makin berjalannya waktu, Hyunjin merasa kurang. Walau Hyunjin telah mendorong sampai akhir batangnya itu ke dalam tubuh Jeongin, Hyunjin rasanya ingin lebih. Hyunjin ingin masuk lebih dalam hingga bagian bawah Jeongin jadi sobek, berantakkan. Hyunjin ingin melahap semua milik Jeongin mulai dari ujung surai Jeongin hingga ujung kaki Jeongin, lalu menelannya agar Jeongin akan menjadi satu tubuh dengannya dengan sempurna.
Di sisi lain Hyunjin merasa dirinya sudah benar-benar gila. Tidak pernah Hyunjin jadi kehilangan warasnya begini saat sex. Berbagai orang telah lewat di samping Hyunjin. Hyunjin memiliki pengalaman banyak dalam hal ini. Tapi Yang Jeongin? Jeongin membuat Hyunjin seperti kembali ke anak remaja yang baru pertama kali membuka mata dalam kegiatan dewasa. Rasanya Hyunjin mampu melakukan kegiatan ini seharian jika lawan main sexnya adalah Jeongin.
Dengan kesadaran menipis dan kepala tidak berputar normal, Hyunjin menatap lekat-lekat perut tipis Jeongin. Perut bawah Jeongin mengembung kecil saat tubuh Hyunjin maju, dan kembali mengempis saat tubuh Hyunjin mundur. Tuk. Hyunjin membawa telapak tangannya ke atas perut bawah Jeongin; meletakkan tangannya itu untuk menekan perut bawah Jeongin.
Jeongin lebih menangis atas sikap Hyunjin tersebut. Tekanan tangan Hyunjin membuat Jeongin lebih bisa merasakan batang Hyunjin yang keluar masuk di bawah sana. Jeongin masih belum menyesuaikan diri dengan batang besar Hyunjin namun Hyunjin malah membuatnya lebih bisa merasakan sensasi gila yang mengacak isi perut.
"Hiks!!" Jeongin menangis layaknya anak kecil seraya berusaha menjauhkan tangan Hyunjin walau gerakan Jeongin itu terus saja gagal karena perbedaan kekuatan antara dirinya dan Hyunjin yang jelas-jelas berbeda jauh saat ini. Kepala Jeongin menggeleng-geleng kuat; menunjukkan kalau ia tidak suka dengan perlakuan Hyunjin yang satu ini. Tekanan tangan Hyunjin membuat Jeongin bisa merasakan dengan jelas sampai bagian urat tertipis yang dimiliki batang Hyunjin.
Dan tidak memedulikan raungan Jeongin, Hyunjin terus menggerakkan pinggangnya kuat, tak lupa terus menekan perut bawah Jeongin. Hyunjin menahan nafas panasnya setiap kali tubuhnya menghentak tubuh Jeongin. Tekanan tangan Hyunjin bukan hanya membuat Jeongin menggila, tapi juga membuat Hyunjin ikut menggila. Tekanan tangan Hyunjin membuat Hyunjin bisa merasakan lebih jelas kulit dalam Jeongin hingga Hyunjin bisa menusuk spot tertentu yang menjadi point menggila untuk Jeongin.